Home / Bedah Film / Bedah Film: Dancing In The Rain

Bedah Film: Dancing In The Rain

“Dancing In The Rain”

18-35-00-hqdefault.jpg.cf

Film ini bercerita tentang Banyu, seorang anak yang “tidak sama” dengan anak-anak lainnya. Banyu tinggal dan dibesarkan oleh Eyangnya. Diceritakan bahwa ibu dari Banyu tidak mau mengurusnya, mungkin lantaran Banyu bukan anak yang diharapkan. Sehingga sang Eyang Uti lah yang mengurus Banyu dengan penuh kasih sayang.

Awalnya eyang tak begitu menyadari “hal berbeda” dari Banyu selain Banyu adalah anak yang pendiam dan suka menggambar. Sampailah pada saat eyang memasukkan Banyu ke sebuah sekolah. Guru Banyu mulai curiga dengan Banyu selalu sibuk dengan “dunianya sendiri”, enggan memperhatikan, susah diajak berkomunikasi dan kesulitan bersosialisasi dengan teman lainnya. Guru Banyu menyarankan eyang untuk membawa Banyu ke Psikolog agar diperiksa lebih lanjut mengenai pribadi Banyu. Singkat cerita, eyang membawa Banyu ke psikolog dan akhirnya disimpulkan bahwa Banyu menderita “Spectrum Autis”. Menurut pemaparakan psikolog di film ini, spectrum autis ini kemungkinan bisa disebabkan oleh beberapa hal seperti: Stress atau kondisi psikologi ibu saat mengandung dan asupan makanan ibu selama mengandung sehingga terjadi ketidakseimbangan senyawa kimiawi pada otak janin karena asupan makanan ibu yang sembarangan. Eyang Uti sangat terpukul menerima kenyataan bahwa cucu kesayangannya ternyata menderita spectrum autis, namun hal itu tidak mengurangi rasa kasih sayangnya terhadap Banyu.

Di lingkungan rumahnya, anak-anak sebaya Banyu sudah mulai mencurigai ” Kespesialan” Banyu, terlebih saat beberapa anak menghampiri mengajak bermain namun Banyu tetap asik dengan dunianya. Sehingga mulai muncul labeling “anak idiot” terhadap Banyu.
Suatu hari, Banyu keluar rumah. Beliau tertarik melihat keramaian anak-anak seusianya sedang bermain bola. Saat Banyu mendekat, bola menggelinding ke dekat kakinya. Anak-anak tersebut minta Banyu menendang/memberikan bolanya kepada mereka namun Banyu malah melemparkannya ke jauh, sehingga hal itu menyulut kemarahan mereka. Terjadilah perkelahian dan pengeroyokan terhadap Banyu. Lalu, datanglah Radin menolong Banyu. Saat itu Radin mengajak Banyu berkenalan namun Banyu mengabaikan.

Ternyata “musuh” berkelahi Banyu bersama ibunya mendatangi rumah Radin meminta pertanggung jawaban Radin yang telah melukainya. Sehingga Ibu Radin tahu bahwa Radin baru saja berkelahi disebabkan menolong Banyu. Sejak saat itu ibu Radin benci terhadap Banyu dan selalu melarang Radin untuk berteman dengan “Anak gak normal” Tersebut.

Namun Radin tetap ingin berteman dengan Banyu, bahkan keesokannya Radin menemui Banyu, memberinya sebuat ketapel dan mengajarkan Banyu cara menggunakan ketapel untuk menjaga diri ketika ada orang yang hendak menyakitinya.

Radin menjadi teman pertama yang sangat berkesan bagi Banyu. Bahkan ketapel pemberian Radin tetap ia gunakan sampai ia besar. Tak lama persahabatan mereka bertambah dengan kehadiran Kinara, anak perempuan yang dibully beberapa anak laki-laki saat pulang sekolah dan ditolong oleh Banyu dengan ketapelnya.
Singkat cerita mereka tumbuh bersama dan menjadi sahabat yang dekat. Benih-benih cinta muncul antara Radin dan Kinara. Benarlah kata bang Tere Liye, “Tidak ada persahabatan murni antara laki-laki dan perempuan dewasa kecuali pasti ada benih cinta diantara keduanya”. Nah, begitu juga Radin dan Kinara. Lah Banyu? Banyu jadi mak comblangnya, tim cie cie. ????
Persahabatan mereka terus terjalin hangat, banyak hal konyol dan momen-momen indah yang mereka lewatkan bersama, hingga suatu hari…

Kinara didiagnosa mengidap meningitis. Kondisi fisiknya kian melemah. Namun kinara masih menyembunyikannya dari Radin dan Banyu. Suatu saat mereka bertiga pergi ke semacam ” Pasar malam” Atau apa gitu namanya. Setelah melakukan keseruan-keseruan mereka memutuskan mau makan malam disebuah resto. Nah di resto ini ada 3 orang anak muda menyindir-nyindir dan membully “kespesialan” Banyu. Radin tak terima akhirnya terjadilah perkelahian dan Radin dikeroyok 3 orang. Pulang ke rumah, ibu Radin yang sejak awal melarang Radin berteman dengan Banyu dan Kinara makin murka. Dimalam yang sama, kinara mengetahui semua diagnosa dokter tentang penyakitnya. Kinara ingin mengabarkan Radin, saat kinara menelpon Radin, Radin sedang di kamar mandi dan Ibu Radin yang mangangkat telpon tersebut. Disana ibu Radin mengatakan dan mengancam agar Kinara tidak lagi berhubungan dengan Radin. Setelah menutup telpon Ibu Radin yang masih murka mendatangi rumah Banyu, ia langsung marah-marah dan memaki-maki Banyu. Tak sengaja Banyu mendorong Ibu Radin hingga terjatuh. Dan Radin datang tepat disaat Banyu mendorong ibunya hingga jatuh. Lalu terjadi kesalahfahaman antara Radin dan Banyu.

Radin yang sebelumnya mengundang Banyu dan Kinara untuk menonton pertandingan Basketnya, semakin salah faham saat melihat mereka berdua tidak ada di bangku penonton. Padahal, Kinara dirawat di rumah sakit dan Banyu dicekal petugas stadion basket karna masih dikenali sebelumnya membuat onar. Saat tengah bertanding, tiba-tiba Radin terjatuh dan tak sadarkan diri. Banyu yang melihat Radin terjatuh dari pintu stadion langsung berontak dan ingin menolong Radin. Banyu ikut mengantar Radin di ambulan ke rumah sakit. Saat dirumah sakit, Banyu mendengar bahwa Radin menderita Gagal Jantung. Banyu pun sedih. Malam hari ia menangis di kamarnya, eyang menjelaskan mengenai jantung, jantung yang sehat dan sakit. Jantung Banyu sehat dan jantung Radin sakit. Eyang memeluk Banyu hingga Banyu tertidur dengan mendekap foto mereka bertiga; Banyu, Radin dan kinara.

Tengah malam saat eyang tertidur Banyu terbangun, Banyu Menulis surat bahwa ia akan memberikan jantungnya untuk Radin. Banyu membawa surat itu. Ia pergi ke rumah sakit sendirian. Di tengah jalan Banyu ditabrak truk, hingga kritis. Di rumah sakit eyang membaca surat yang dibawa Banyu, bahwa Banyu ingin memberikan jantungnya untuk Radin. Mengingat kondiri Banyu yang sudah sangat kritis akhirnya eyang pun merelakan Jantung Banyu utk Radin.
Akhirnya Radin dapat pulih kembali, melanjutkan hidup dengan jantung Banyu.

Sekian. Terima kasih.
Septiani. 28 oktober 2018

About Admin

Check Also

Bedah Film : Keluarga Cemara

Bedah Film Keluarga Cemara Mungkin sebagian besar kawan-kawan di sini sudah tidak asing lagi dengan ...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *