Home / Bedah Buku / 60 tahun Pengabdian Geografi: Sukendra Martha

60 tahun Pengabdian Geografi: Sukendra Martha

geografi
via http://kutukutubuku.com

Judul:60 tahun Pengabdian Geografi: Sukendra Martha
Tidak mudah mencari literatur tentang kehidupan Geografiwan yang ada di Indonesia. Sependek pengetahuan saya, baru ada 2 buku yang bercerita seputar topik ini, yaitu Biografi Sutanto dan Biografi Sukendra Martha.

Sutanto kini menjabat Profesor Emeritus di jurusan Kartografi dan PJ UGM. Beliau termasuk generasi awal yang menggawangi pemindahan Fakultas Geografi UGM berdiri setelah sebelumnya menjadi suatu jurusan bersama Ilmu Budaya. Sedangkan Sukendra Martha, kisahnya akan dipaparkan pada bedah buku kali ini.

Cerita kehidupan “Endang”, nama kecil Sukendra Martha, dibagi menjadi 6 bab pada buku ini, dan saya masih belum tuntas membacanya, baru selesai 2 bab.

3 bab awal berkisah tentang karir Sukendra Martha sedangkan 3 bab akhir mengabarkan kepada kita mengenai perjuangan di masa kecil, masa muda hingga berumahtangga. Endang memulai semuanya saat ia diterima di Fakultas Geografi UGM. Ia lulus sebagai sarjana muda, kemudian mendaftar di Bakosurtanal pada sebuah jabatan yang baru ditawarkan oleh Badan tersebut pada jaman itu, yaitu jabatan peneliti. Tes pun dilalui dan hasilnya menggembirakan, Endang diterima sebagai CPNS dan ia resmi dikukuhkan sebagai Peneliti Bakosurtanal sebagai staf yang pertama sejak institusi tersebut berdiri.

Nasib mujur kembali datang kepada Endang. Singkat cerita, Bakosurtanal memiliki agenda menyekolahkan para staf nya ke US, yang pada waktu itu memang terjalin kerjasama diantara mereka. Akhirnya, diadakan seleksi untuk menjaring 5 nama terpilih agar berangkat S2 di negara Paman Sam. Endang termasuk dalam 5 nama tersebut, bahkan ia adalah yang termuda diantara kandidat yang lain. Endang ditempatkan di Oklahoma, sementara teman2nya yang lain tersebar di Ohio, Utah dan New York

Sepulang dari US, karir Endang semakin cemerlang. Ia juga memolesnya dengan menulis berbagai publikasi sebagai tanda bahwa ia adalah seorang peneliti. Buku yang ia terbitkan semuanya berada dalam satu nafas, yakni Kartografi. Namun, ia juga memperhatikan segmentasi pasar yang akan ia incar, untuk anak anak, ia buat buku ttg peta yang full colour dan lucu lucu, untuk kalangan akademisi ia berikan buku yang ilmiah, untuk instansi nya ia persembahkan buku cerita ttg Pranoto Asmoro, seorang insinyur yang menjadi ketua pertama Bakosurtanal setelah sebelumnya menjadi TNI dan ada pula buku tentang Geografiwan Muslim yang ia kumpulkan dari berbagai sumber.

Ternyata Endang adalah seorang yang haus ilmu. Pasca mendapat gelar MSc dari US, datang lagi kesempatan belajar ke UNSW Ausie, kali ini untuk bidang Penginderaan Jauh, ia pun mengambil nya. Gelar MAppSc direngkuhnya.
Puncak karir Endang adalah ketika buku ini ditulis. Endang saat buku ini ditulis, sedang menjabat sebagai Tajar (Tenaga Pengajar) Gatra Geografi di Lemhannas dan ia juga menjabat sebagai Wakil Presiden ICA (Intl Cartography Assoc), mungkin ia orang Indonesia pertama yang menjabat posisi ini.

Perjalanan Endang menjadi Tajar di Lemhannas waktu itu ditentukan oleh beberapa faktor. Ketika Lemhannas membutuhkan Tajar bidang Geografi sebagai pengganti Tajar yang akan pensiun, Endang sedang menjabat sebagai Sekretaris Utama Bakosurtanal. Endang waktu itu belum berusia 50 tahun dan sudah mencapai S2, suatu prestasi yang langka saat itu di institusi tersebut. Sebenarnya, Endang bersaing dengan koleganya, yakni Prof. Aris Poniman. Namun, usia yang menghalangi Prof. Aris untuk menjadi Tajar, walhasil Endang terpilih sebagai Tajar Geografi di Lemhannas.

 Geografi adalah Gatra pertama yang wajib diajarkan bagi para peserta didik Lemhannas. Gatra ada 8 (Asta Gatra). Gatra pertama adalah Geografi, kemudian Demografi dan SDA. Tiga gatra ini adalah Gatra Utama yang sifatnya tetap sebagai given. Sedangkan 5 Gatra lainnya adalah iptek, politik, sosbud, ekonomi dan hankam. Ini adalah Gatra yang sifatnya dinamis. Nah, Endang adalah pengajar gatra utama dan pertama di Lemhannas. Kawah candradimuka bagi para Jendral TNI, pimpinan ormas/parpol dan calon pemimpin bangsa lainnya.
Penutup

Karir Endang berjalan mulus sesuai dengan keilmuan yang ia tekuni. Menurut penulis buku, tak banyak orang yang memiliki nasib mujur demikian. Endang sebenarnya hanyalah anak pelosok Prajawinangun, Cirebon. Yang berasal dari lingkungan tidak kondusif untuk belajar sebab banyak kawan sebayanya bahkan tidak lulus SD. Namun berkat tekad yang kuat, ia bahkan memegang gelar S2 2 kali dari 2 negara yang berbeda dan hingga saat ini masih tercatat sebagai Mahasiswa S3 Fakultas Geografi UGM.

Semoga kisah diatas dapat diambil pelajarannya.

Di bawah guyuran hujan sore Kota Gudeg,
Wawan MJR 2.

About Admin

Admin komunitas MJRS-SJS. Sebuah komunitas yang berupaya membiasakan diri dengan one day one juz + dzikir + Qiyamullail. Selain itu, ada program-program menarik dalam komunitas ini seperti kulsap (kuliah whatsapp), Bedah Buku, Bedah Film dan Kajian Telegram.

Check Also

Percepatan Rejeki Dalam 40 Hari

Bedah buku berjudul Percepatan Rezeki Dalam 40 Hari Dengan Otak Kanan.karya Ippho santosa(pakar otak kanan ...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *