Amankah metode BLW?
Assalamu’alaikum..
Bismillah.. Kulsap kali ini tentang BLW (Baby Led Weaning) merupakan metode MP-ASI dengan membiarkan bayi makan sendiri. Maksudnya bukan berarti orang tua lepas tangan dalam pemberian makanan ke bayi, akan tetapi lebih belajar “membaca bayi”. Misalnya dengan memperlihatkan cara makan yang benar ke bayi, membentuk makanan menjadi menarik. Tugas orang tua ialah memastikan asupan yang baik untuk bayinya. Bayi BLW, orang tua membiarkan mereka memilih mau makan apa & berapa banyak meskipun sesekali bayi minta disuapi.
Metode yang digagas oleh Gil Rapley ini dimulai saat bayi berusia 6 bulan & harapannya sudah bisa makan sendiri makanan orang dewasa karena pola pencernaan bayi sudah cenderung relatif siap.
Keuntungan metode ini, bayi dapat bermain, bereksperimen dengan makannya, cukup dengan kita memberikan makanan rumahan dalam bentuk potongan agar mudah diambil bayi. Jika pengalaman dengan makanan menyenangkan, kemungkinan menjadi picky eater (pemilih makanan) akan kecil & kemampuan makanan bayi menjadi baik.
Metode BLW berbeda dengan metode pemberian makan aktif responsif oleh AAP & WHO. Perbedaan antara makan sendiri >< disuapi, bentuk makanan pure/bubur >< finger food & psikososial >< non psikososial.
Memberi makan, bukanlah aktifitas memasukkan makanan kedalam mulut semata melainkan mengenalkan proses atau cara makan yang baik, kapan waktu makan & alat apa yang digunakan untuk makan.
Namun penelitian oleh Cameron dkk (2013) menunjukkan 79% keluarga d New Zealand memilih tidak melakukan BLW dengan mempertimbangkan kandungan zat besi & tingginya resiko tersedak. Keterlambatan dalam penanganan akibat tersedak bisa mengakibatkan kerusakan otak permanen bahkan fatal.
Indikasi tersedak yang dapat membahayakan diantaranya:
1. Kulit kebiruan
2. Kehilangan kesadaran
3. Kesulitan bernafas, nafas yang berbunyi
4. Sulit untuk menangis
5. Lemah
Wallahu’alam.. Semoga ada manfaatnya.
Sumber: ensiklopedia MP-ASI Sehat karya tim admin HHBF.
