Home / Bedah Film / Bedah Film : Keluarga Cemara

Bedah Film : Keluarga Cemara

Bedah Film Keluarga Cemara

images (10)

Mungkin sebagian besar kawan-kawan di sini sudah tidak asing lagi dengan film yang pertama kali tayang tahun 1996 ini. Nah mengingat menimbang banyaknya pesan positif dan pelajaran yang bisa diambil dari kisah keluaga cemara, film ini pun kembali disuguhkan di layar bioskop Indonesia tepatnya mulai tanggal 3 Januari 2019 lalu. Cerita film ini tidak banyak berbeda hanya sedikit perubahan menyesuaikan keadaan dan zaman yang lebih relevan. Baiklah, sedikit saya gambarkan ringkasan kisahnya.

Keluarga cemara terdiri dari Abah, Emak, Euis (putri pertama berusia 13 tahun) dan Cemara/ara berusia 6 tahun. Cerita dimulai dengan ekspresi kecewa Euis mendapati ketidakhadiran Abah di final perlombaan dance nya, meski bahagia meraih juara 1 di pertandingan itu ternyata Euis tetap memendam kekecewaannya. Kemudian berlanjut saat pesta ulang tahun Euis yang ke 13 tahun, detik demi detik menunggu Abah, hingga akhirnya pesta dimulai dan lilin ultah ditiup Abah pun belum juga muncul. Sesaat kemudian terdengar ketukan pintu, Ara berlari riang menyambut mengira Abahnya lah yang datang, namun ternyata orang tak dikenal yang tiba-tiba bersikap kasar, tak sopan dan mengusir mereka semua. Ternyata, Abah mengalami masalah di kantornya, Ia ditipu oleh Iparnya sendiri hingga bangkrut dan rumahpun tersita.

Singkat cerita mereka mencari tempat tinggal, dan akhirnya memutuskan untuk pindah ke rumah warisan yang tempatnya sangat terpencil dan jauh dari kota. Kehidupan pun berputar, keluarga mereka yang sebelumnya serba berkecukupan sekarang jadi serba kekurangan. Abah berjuang mencari pekerjaan namun tak kunjung mendapatkan pekerjaan yang layak, hingga akhirnya Abah pun bekerja keras menjadi kuli bangunan demi menafkahi isteri dan kedua anaknya. Euis yang mulai remaja, mengalami masa-masa labil dan cukup sulit beradaptasi dengan kondisi keluarganya yang baru. Hanya Ara, si kecil yang polos tak tahu menahu apa yang terjadi dengan keluarga mereka yang masih selalu ceria.

images (11)

Klimaks ceritanya saat Abah mengalami kecelakaan kerja dan patah kaki. Emak yang ternyata hamil lagi, Euis yang mulai merindukan teman-teman dan suasana pergaulannya menuntut ingin kembali ke Jakarta. Keadaan mereka benar-benar sulit. Hingga akhirnya emak mulai menjual opak, dan meminta Euis membawa opak itu ke sekolah untuk dijual. Walaupun awalnya berat, Euis tetap berusaha menjual opak itu ke sekolah demi membantu orang tuanya. Beruntung, teman-teman di sekolahnya ternyata antusias membantu Euis.
Suatu hari, Euis minta izin pergi ke kota untuk bertemu dengan teman-teman dance nya dulu, namun Abah tidak mengizinkan. Disana, Euis membantah, Ia pun mengungkit semua kesalahan Abahnya saat Abah tidak bisa menepati janjinya untuk datang menonton Dance nya dan datang di ulang tahunnya, Euis menyatakan bahwa Ia membenci Abahnya. Abah terrdiam seribu bahasa.
Tanpa sepengertahuan kedua orang tuanya tetap diam-diam pergi menemui temannya di kota walau tidak mendapatkan izin dari Abah. Namun ternyata kenekatannya berbuah penyesalan karena teman-temannya sudah berubah.

Di sisi lain, Abah yang merasa bersalah dan merasa bahwa dirinyalah penyebab kesusahan keluarganya. Diam-diam Abah berusaha ingin mewujudkan keinginan Euis untuk kembali ke Jakarta. Abah yang sudah mulai bekerja sebagai Driver Gojek memutuskan menjual rumah warisan yang mereka tempati tersebut untuk modal membawa keluarganya kembali ke Jakarta. Singkat cerita, rumah tersebut nyaris terjual. Namun ternyata Euis yang sudah berubah fikiran dan mulai betah bersama teman-temannya di sekolah tidak ingin kembali. Emak dan Ara pun merasa berat hati untuk pindah. Urusan jadi agak ribet karna calon pembeli sudah mentransfer DP pembelian rumah tersebut. Akhirnya, Abah harus menyelesaikan urusan tersebut menemui calon pembeli tersebut di kediamannya untuk melobi pembatalan penjualan rumahnya. Di saat yang bersamaan Emak mengalami kontraksi di rumah. Perjuangan Euis membawa Emak ke rumah sakit cukup dramatis, hingga akhirnya emak berhasil sampai ke rumah sakit dan melahirkan dengan selamat, abahpun dapat menyelesaikan urusannya dengan baik.

Pelajaran dari film Keluarga Cemara:
Karakter Abah yang sangat bertanggung jawab terhadap keluarga patut dijadikan contoh yang baik. Namun ada beberapa kekurangan Abah juga yang bisa kita jadikan pelajaran, diantara: Abah yang selalu berusaha menyembunyikan masalahnya sendiri. Semestinya Abah menjadikan keluarga tempat bermusyawarah dan berterus terang terhadap apapun yang sedang terjadi, sehingga tidak menimbulkan kesalahfahaman seperti kesalahfahaman yang sempat terjadi pada Euis.

Karakter Emak yang sabar dan tetap mendukung suaminya di saat-saat sulit yang dihadapi. Bahkan emakpun berusaha mencari jalan keluar untuk membantu suaminya dalam mencari penghasilan saat Abah tidak dapat bekerja karena patah kaki.

Euis cerminan anak yang baik. Walau sempat berkeras kepala dengan kehendaknya namun ia segera menyadari dan memahami kondisi kedua orang tuanya.

Ada satu budaya keluarga yang sangat baik dicontohkan di film itu, yaitu: makan bersama di meja makan.

Menurut sebuah kajian parenting yang pernah saya ikuti, budaya makan bersama ini berperan sangat penting dalam membangun kedekatan antar anggota keluarga. Karena saat makan bersama inilah momen yang pas untuk membangun obrolan-obrolan hangat, bertanya perkembangan anak-anak di kesehariannya, atau bermusyawarah dalam mengambil keputusan keluarga bersama.

Satu hal lagi yang bisa dicontoh dari cerita keluarga cemara ini adalah: mereka membuat sebuah tradisi khas keluarga mereka yaitu ketika hendak berangkat sekolah/bekerja selain bersalaman mereka juga selalu ber _kiss bye_ dengan gerakan yang khas keluarga mereka, sehingga ini menjadi ikon khas keluarga mereka dan membangun kedekatan yang lebih antar anggota keluarga.

Septiani DW.

About Admin

Check Also

Bedah Film: Dancing In The Rain

“Dancing In The Rain” Film ini bercerita tentang Banyu, seorang anak yang “tidak sama” dengan ...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *