Home / Diskusi Pakar / Economic Literacy for Non-Economists

Economic Literacy for Non-Economists

Tatsqif Online | Diskusi Kepakaran
Hari/Tanggal : Sabtu, 06 Februari 2016
Waktu : 20:06 wib
Tema: Economic literacy for non-economists
Narasumber : Irwanda Wisnu Wardhana (Kandidat Doktor di Texas University, USA)
Moderator: AFB

AFB : Selamat datang pak Irwanda Wisnu di grup tatsqif online ODOJ MITI MJR SJS, grup ini diisi member dari berbagai latar belakang dan tempat. Baiklah kita mulai saja, Pak Irwanda bisa mengenalkan diri dan menyampaikan materi, waktu sepenuhnya saya berikan ke pak irwanda.

Assalamu’alaikum wr wb. Salam kenal semua.

Terima kasih Mas AFB dan Pak Edi atas undangan utk bersilaturahim.
Baik, apakah ada yang pernah belajar mata kuliah ekonomi? Nah, coba bayangkan bagaimana dunia ini tanpa kemampuan baca dan tulis (literasi). Pasti kita tidak bisa saling bertukar informasi khan? Tidak ada gunanya buku-buku. Tidak akan ada manfaatnya website, dll. Banyak lagi hal yg tidak terbayangkan. Bahkan Alquran tidak akan tertuliskan. Kita tidak bisa baca mushaf sepertt yg selalu kita baca. Selanjutnya, apa yang kita alami jika mengalami technology illiteracy? Kita tidak bisa menggunakan Telegram ini pastinya. Kemudian, political illiteracy. Apa jadinya masyarakat jika mereka memilih pemimpin tanpa mengetahui hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara? Tidak ada yg mengontrol pemimpin bukan? Jadi literasi itu bukan semata-mata baca tulis, namun juga menyangkut teknologi, politik, media, dan juga tentunya, EKONOMI.

Pada kesempatan ini kita akan membahas Economic Literacy. Apapun latar belakang kita semua, setiap manusia akan selalu berhadapan dengan masalah ekonomi. Secara individu, rumah tangga, perusahaan, dan negara, kita akan berhadapan dengan msalah ekonomi. Setiap saat setiap  waktu. Nah, sekarang saya menyediakan 4 buah laptop untuk hadirin. Siapa yang mau? berapa banyak yg mau AFB? hanya ada 4 soalnya.

AFB : 12 yg mau

Oh okay, 12 orang ya. Karena lebih dari 4, kita harus menentukan siapa yang menerima laptop ini. Nah, supaya memperoleh laptop, adakah yang mau memberikan sesuatu? 12 orang mau tapi hanya 4 yg bisa dapat. Silakan tunjuk tangan lagi siapa yg masih mau jika harus menyerahkan sesuatu (apapun berapapun) sebagai ganti laptop. Laptop bermerk ACER, Dell, Lenovo dan Macbook. Nah masih ada lebih dari 4 ini yg mau, kita tetap sulit menentukan yg akan menerima laptop ya?

Nah, kawan2 semua, Inilah fenomena scarcity. Kelangkaan. Barang yang diinginkan lebih sedikit daripada orang yang menginginkan. Sumber daya terbatas daripada keinginan manusia. Konsep pertama ekonomi adalah pada pemahaman atas kelangkaan. Pada keterbatasan. Kita sebagai manusia menghadapi kenyataan bahwa apa yang kita inginkan tidak bisa kita penuhi karena barang tersebut langka. Baiklah, sekarang kita coba orang yang beruntung. Mendapat 1 laptop. Maryam silakan pilih dari 4 laptop tsb. Urutkan dari yang paling disukai. Silakan.

MYM : Acer, Dell, Macbook, Lenovo
OK. Makasih Maryam. Ketika memilih preferensi apa masalah yang dihadapi? Misalnya memilih Acer, maka tidak akan mendapatkan Macbook, dan yang lainnya. Memilih Acer maka tidak bisa memakai OSX, hanya bisa Windows.

SV : opportunity cost

Nah, betul ada opportunity cost, Juga ada trade off. Jadi konsep kedua dalam ekonomi adalah choice. Kita harus memilih. Kita membuat putusan dengan mempertimbangkan berbagai hal yaitu trade off dan opportunity cost. Saat kita harus memilih setelah lulus S1: antara bekerja vs. kuliah S2. Maka kita akan mengalami trade off. Pertama, penghasilan. Kalau bekerja, kita memperolah penghasilan besar; kalau kuliah, sedikit.  Kedua, formal degree. Kalau bekerja, formal degree tidak dapat; kalau kuliah, insyaaallah dapat jika lulus. Selanjutnya ada opportunity cost. Jika kita memilih bekerja, maka biaya yang muncul adalah: keterlambatan mengejar gelar; kesempatan jalan2 di luar negeri; dll. Jika kita memilih kuliah, biaya yang muncul adalah: kehilangan potensi penghasilan (tabungan); pengalaman bekerja; dll. Putusan kita atas pilihan di atas sangat tergantung sejauh mana kita memberikan nilai (value) atas opportunity cost.

Misalkan jika Eko memilih bekerja, karena penghasilan lebih utama baginya karena harus menikah, mengirim uang kepada orang tua, dll.  Namun Faizal memilih kuliah ke New York karena dia sudah mengidamkan berfoto di Patung Liberty, dan it’s everything for him. Sudah mulai tergambar ya? Scarcity, Choice, Trade Off, dan Opportunity Cost? Sebelum kita lanjutkan pada test online, ada yg mau ditanyakan? Ada 20 pertanyaan pada test online, yang dijawab masing-masing dan akan ada skor. Hanya individu yang tahu skornya jadi jangan kuatir. Saya akan kasih waktu 5 menit untuk menjawab. Cici mau nanya?

Cc: pak adakah hubungan scarcity, choice, trade off, dan opportunity cost dengan permasalahan freeport?

Haha pertanyaannya bagus sekali. Tentu sangat berhubungan. Ini sudah advance karena lompat ke praktek riil. Kita tunda dulu jawabannya ya

Okay kita lanjut dulu ya. Baik saya akan kasih link. Tolong di klik dan isi pertanyaan semampunya : http://www.councilforeconed.org/cel/cel_test.php . Silakan 5 menit dijawab. Ada yg skor 18-20? Kalau ya, bisa meninggalkan forum, berarti sudah intermediate level. 17 and lower must stay.  Baik kawan2 semua, bagi yang belum bisa online melihat jawabannya, bisa dicoba lain waktu ya. Syukurlah tidak ada yg melewati threshold. Baik kita lanjutkan ya, Konsep berikutnya adalah Marginal Analysis.

Kita diundang kawan kita untuk menghadiri pesta/syukuran dan sejenisnya. Kegiatan ini gratis tentunya. Kira-kira apakah masih ada biaya yang harus kita keluarkan? Silakan dijawab: Apakah ada biaya yang dikeluarkan/diberikan utk menghadiri pesta gratisan tsb? Apa menurut anda?
Aul: waktu pak
EP: Transportasi pak
RM: biaya tidak terduga

transportasi OK, waktu OK, biaya tak terduga contohnya apa?

1t : Nemu pengamen di jalan
EL : Hadiaah
AFB : Biaya komunikasi, transport, dan time opportunity yg diagendakan ke pesta tsb drpada ke tempat lain yg lbh produktif.

OK, bagus semua jawabannya. Selanjutnya, apakah kenikmatan mengikuti pesta bertambah setiap menit/jam? Atau berkurang?

Ind: Berkurang pak

Apakah kenikmatan mengikuti pesta bertambah setiap menit/jam? Atau berkurang?

Aul : bertambah sampai waktu tertentu, setelah itu bosan & waktu terbuang

Baik, sudah mengerti ya. Kenikmatan berkurang seiring dengan berjalannya waktu. Awalnya excited. Makan gratis, ketemu kawan lama, dst. Namun setelah satu jam: memikirikan PR, ngantuk, ban bocor dst. Jadi di sini, kita harus mempertimbangkan marginal analysis: marginal cost vs marginal benefit. Apakah kita melanjutkan jam kedua atau ketiga di pesta atau memutuskan pulang/atau keluar?m Seperti saat menimbang: Apakah akan menambah degree setelah S1 ke S2; setelah S2 ke S3; dst. Jadi kita mempertimbangkan penambahan kepuasan dan penambahan biaya atas setiap putusan kita. Nah sekarang sudah paham: kita bisa evaluasi kebijakan publik dari konsep sederhana tersebut.

Kasus pertama: Anggota Dewan A menyodorkan proposal renovasi danau. Pembiayaannya dari kenaikan pajak hotel di kota tsb. A menyatakan yang membayar proyek tsb bukan penduduk kota melainkan pengunjung. Setujukah dengan A? Sementara Anggota Dewan B tidak setuju dengan kenaikan pajak. Dia memilih mengenakan tiket masuk danau. Sebagai penduduk kota, Anda pilih mana: A atau B?

RM : A
Mym : B
Sc: Sy setuju dg B. Entah penjelasan ini ilmiah apa ndak, mnurut sy sbb jika A maka nti dampaknya akan meluas hingga ke roda ekonomi lainnya, hotel itu bisnis.. bisnis berarti profit, jadi kalau pajak naik, maka nt berdampak ke sektor ekonomi masyarakat kota setempat dn urusannya akan panjang hingga ke kebijakan pemerintahan.. sedang urusan renov danau agaknya g trllu urgent untuk d bahas smp ke kebijakan.

Kalau pembiayaan renovasi dibayari oleh pajak hotel, maka yang membayar sebenarnya adalah pengunjung dari luar kota, bukan penduduk kota. Penduduk kota akan menikmati danau setiap saat secara gratis. Mereka secara umum tidak akan mengunjungi hotel. Kalau pilihan A atau B tergantung preferensi. Namun jika saya penduduk kota, saya pilih A dong. Danau jadi bagus, yang bayarin bukan saya hehe.

Sekarang kasus kedua: Siapa yang paling dirugikan dengan penerapan Upah Minimum Kabupaten/Kota?

AFFS: Warga setempat, tiap k danau kudu bayar
Mym : Karyawan?
RM : penduduk jadi harus menjual makanan dkk murah.. seperti jkt. gaji tinggi biaya hidup tinggi. bahan pokok tinggi.
AFB : Klo saya pengusaha, saya merasa yg paling dirugikan. Keuntungan saya turun kalau nggaji karyawan berdasar peraturan di luar perusahaan.

OK. pertama yg rugi adalah perusahaan, karena mereka akan mengeluarkan biaya lebih tinggi (ongkos produksi lebih mahal). Kedua konsumen, karena harga jual barang akan dinaikkan oleh perusahaan (yang tidak mau rugi). Ketiga, karyawan. Perusahaan akan mem-PHK karyawan untuk mengurangi ongkos tenaga kerja. Jadi yang paling dirugikan adalah karyawan itu sendiri. Pada akhirnya sebagian akan diPHK dan calon karyawan tidak dapat bekerja karena ongkos tenaga kerja tinggi. Ini bisa menjelaskan fenomena PHK massal yang sedang terjadi. Pada saat permintaan barang menurun (karena krisis nilai tukar, krisis keuangan dan ekonomi) maka perusahaan tidak punya pilihan lain kecuali bertahan. Cara bertahan ada dua: meningkatkan pendapatan atau mengurangi pengeluaran. Meningkatkan pendapatan mustahil karena pasar lesu. Paling mungkin mengurangi ongkos. Maka dikurangilah jumlah karyawan karena mengurangi gaji tidak mungkin. Jadi tingginya UMK sepertinya membahagiakan karyawan namun jika dilaksanakan kebijakan ini pada waktu yang tidak tepat, bencana pada karyawan itu sendiri.

Selanjutnya kasus ketiga. Siapa yang paling diuntungkan dengan impor daging sapi?

UM : Pengusaha impor
Ysm : Pemerintah
AFB : Konsumen, dapat harga daging paling murah. Ketika harga daging lokal 120rbu.. Daging impor 80rbu/kg. Konsummen bsa hemat 40rbu.. Dia untung karena duit yg dia keluar kan lbh sedikit untuk dapat barang yg sama.

Baik, AFB sudah paham. Impor daging akan menambah supply di dalam negeri. Dengan asumsi demand tetap, supply bertambah, maka harga daging akan lebih murah. Harga daging murah ini akan memberikan konsumen surplus karena bisa menikmati daging dengan biaya lebih murah. Selanjutnya marginal income yang harusnya dibelanjakan untuk daging bisa dipakai untuk membeli barang lain misalnya pakaian, wisata, dll. Semua sektor lain akan beruntung karena demand meningkat. Jadi murahnya harga daging sapi menggairahkan sektor lain. Selanjutnya adalah pemerintah yang beruntung karena inflasi rendah. Mengatur rencana kebijakan lebih mudah karena harga barang stabil. Kondisi ini menggambarkan bahwa kebijakan swasembada pangan yang dipaksakan instan akan menyengsarakan masyarakat. Ketika impor sapi ditutup karena tidak nasionalis dan supaya bisa swasembada, menyebabkan supply turun sehingga terjadi kelangkaan. Akibatnya harga melonjak tinggi. Peternak akan menikmati sebentar saja. Akibat harga sapi tinggi, masyarakat akan beralih pada produk selain daging sapi misalnya ayam dan ikan. Ketika permintaan turun, maka harga akan terkoreksi lagi. Swasembada bagus sekali diterapkan, namun tidak boleh instan. Ada trade off dan opportunity cost dari kebijakan tsb. Kita bisa mengatur dengan marginal analysis: seberapa banyak sapi impor yamng dibutuhkan?

Ada banyak sekali manfaat economic literacy. Di sini kita bisa melihat dan mengamati, siapa sebenarnya yang menjadi penerima benefit atas suatu kebijakan. Membuat kita tidak mudah terpengaruh dengan retorika: anti asing, anti perdagangan, anti Masyarakat Ekonomi ASEAN, dll. Analisa ekonomi membuat kita lebih rasional dalam mengkaji cost dan benefit atas segala sesuatu. Semoga kita semua bisa menjadikan diskusi ini sebagai trigger untuk belajar lebih dalam tentang ekonomi. Penguasaan konsep dasar ekonomi akan membuat kita lebih bijak sebagai individu, kepala keluarga, dan pemimpin di masyarakat.

Masih banyak hal yang bisa dipelajari misalnya menyangkut investasi, bisnis, dll. Minimal konsep Scarcity, Choice, Trade Off, Opportunity Cost dan Marginal Analysis bisa kita pahami dengan sederhana. Semoga pemahaman ekonomi ini, terlepas apapun latar belakang kita, merupakan prasyarat untuk memimpin umat.

Mohon maaf atas segala kekurangan, Semoga 2 jam ini bermanfaat bagi kita semua. Jika anda bingung, itu menunjukkan ada kemajuan. Freeport mudah jawabnya. Siapa yg paling diuntungkan/ Paling dirugikan? Termasuk ttg interest rate dan inflation tadi di atas semoga terjawab tidak langsung. Intinya kita tetap butuh modal dan keahlian asing dalam mengelola sumber daya alam. Yang perlu diperbaiki adalah skema bagi hasil dan benefit untuk masyarakat sekitar. Jika Freeport ditendang, yang rugi Indonesia sendiri. Proyek tersebut terbengkalai, semua investor asing akan goyah, Amerika akan punya alasan untuk mendorong kemerdekaan Papua, dst. Ini sudah masuk bab political economy juga. Namun secara ringkas, keberadaan asing tidak harus diasosiasikan buruk. Tidak semua asing buruk, tidak semua lokal baik. Intinya kita jangan mudah terhipnotis dengan jargon yang terlihat dan terdengar bagus. Kita harus hati2 menganalisa cost benefit sutau ide. Jangan2 kita malah buntung. Jadi kita makin tajam dalam melihat sutau masalah. Tidak mudah ikuta2an emosi dan arus.

OK, saya sudah mohon pamit hehe. Mohon doakan saya bisa selesai PhD Mei 2016. Doa orang sholeh/at insyaAllah makbul. Sesi lanjutan live aja di Indonesia, insyaAllah di MITI atau yg lain Jazaakumullah khairan katsiran. Waiyyakum. Barakallahu fiikum ajma’in. Wassalamu’alaikum wrwb.

AFB : Terima kasih pak Irwanda atas tatsqif online malam ini. Sebenarnya diskusi nya masih bsa berkembang lebh luas, namun waktu juga yg membatasi. Bisa kita cukupkan untuk sessi kita malam ini. Kita lanjutkan di pertemuan berikutnya dgn keadaan lebih baik. Nanti klo dah selesai Ph.D pak Irwanda bsa diundang ke acara MITI maupun kegiatan kampus masing-masing. Kita cukupkan. Alhamdulillahi rabbil alamin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi Wabarakatuh

About Admin

Admin komunitas MJRS-SJS. Sebuah komunitas yang berupaya membiasakan diri dengan one day one juz + dzikir + Qiyamullail. Selain itu, ada program-program menarik dalam komunitas ini seperti kulsap (kuliah whatsapp), Bedah Buku, Bedah Film dan Kajian Telegram.

Check Also

https://ddsumsel.org

Pengalaman dan Perjalanan 21 Hari Misi Kemanusiaan di Suriah #2

With Theme : Pengalaman dan Perjalanan 21 Hari Misi Kemanusiaan di Suriah (bagian 2) Facilitator ...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *