Home / Diskusi Pakar / Feminisme

Feminisme

via FB
via FB

Pemateri: Femina Sagita Borualogo, M.A
Moderator: Sensei Edi Sukur

Sensei Edi Sukur:
Assalamu’alaikumwr.wb.

Femina Sagita Borualogo:
Bismillahirrohmanirrohim

Sensei Edi Sukur:
alhamdulillah telah ada di grup kita Nara Sumber yan sudah di woro woro sejak beberapa waktu lalu, Dari. Femina Sagita Borualogo..seperti yang tlah saya umukan sebelumnya… beliau juga alumni dari Jepang…
BUat bua GIta.. selamat datang di grup…malam ini kita akan diskusi sesuai permintaan peserta tentang Feminisme..
FYI, grup ini sebetulnya terdiri dari 5 grup ODOJ MITI.. dimana secara berkala kita mengadakan tatsqif dengan nara sumber yang ktia pilih secara acak

Femina Sagita Borualogo:
Alhamdulillahirobbil aalamiin. Hari ini kita dipertemukan Allah dalam kajian yang insayaa Allah semata-mata mengharap ridhoNya. Sholawat dan salam kepada Rasulullah SAW, uswatun hasanah, semoga kita termasuk dalam rombongan beliau di akhirat nanti. Aamiin Yaa Rabb.

Sensei Edi Sukur:
sebelumya sudah tampil pak MSI, pak MBISA, dan sebulan lalu pak Yayat Ruyat…kali ini giliran bu Gita untuk menyampaikan materinya…keliatannya bu GIta sambil ngetik live.. jadi kita persilahkan ya…

Femina Sagita Borualogo:
Ikhwatifillah, malam ini kita coba bahas tentang feminisme. Bidang yang saya mulai pelajari saat S2 dan S3 di Jepang. Saat pertama saya mulai baca buku-buku tentang feminisme, banyak hal yang bertentangan dengan yang selama ini sudah saya yakini.

Tentunya ini menjadi gejolak tersendiri dalam diri saya. Selain perbedaan-perbedaan ideologis seperti itu, saya juga tidak menmukan teman diskusi yang setara tentang hal ini. Setara dalam arti, sama-sama paham Islam dan sama-sama mempelajari feminisme. Studi yang saat itu asing bagi saya, dengan pelan-pelan saya ikuti. Mata kuliah demi mata kuliah dalam bahasa jepang juga saya coba pahami. Akhirnya saya coba ambil jalan tengah, bahwa semua ilmu mestinya ada manfaatnya, kecuali ilmu hitam.

Untuk itu, kali ini saya coba share saja apa kira-kira yang bisa kita ambil hikmah dari mempelajari feminisme.
1.    Feminisme sebagaimana juga isme lainnya adalah pemikiran yang bukan berasal dari Islam. Dia berawal dari kemarahan kaum perempuan yang merasa tertindas. Gerakan ini terus melebar dan berkembang jadi berbagai jenis feminisme, tapi intinya sama, yaitu kemarahan kaum perempuan.

2.    Kemarahan terhadap apa? Yang paling sering diangkat adalah ketidakadilan terhadap perempuan.
Perempuan sering disebut sebagai masayaarakat kelas kedua, Dimaksud kelas kedua, perempuan tidak diberi kesempatan pertama dalam segala hal. Untuk point ini kita bisa memahami, kemarahan feminisme atas ketertinggalan perempuan dalam dunia pendidikan, kesehatan, dll.

3.    Siapa yang disalahkan atas ketidakadilan ini? Yang pertama disalahkan adalah laki-laki. Karena dianggap, laki-laki benci terhadap perempuan. Kedua, yang disalahkan adalah sistem yang membentuk masayaarakat. Yang paling pertama disalahkan adalah Patriarki. Patriarki adalah sistem yang menganut garis keturunan ayah. Gara-gara garis laki-laki diutamakan, maka semua yang berbau laki-laki lebih diutamakan, dan terjadilah perempuan sebagai the second sex (masaya kelas kedua).

4.    Islam adalah salah satu yang paling “dimusuhi” oleh feminisme. Karena patriarki di islam sangat kuat. Karena nisbat di dalam Islam adalah kepada ayah. Ini adalah patriarki. Kemudian sayariat Islam lainnya yang dianggap tidak adil kpd perempuan seperti hukum waris untuk anak perempuan, hak poligami sampai 4 istri, saksi adalah 1 banding 2, hijab bagi perempuan, dsb. Di antara dua kubu ini, feminisme dan islam, ada yang menamakan diri sebagai Islamic feminisme, atau Muslim feminis. Tentu itu dua hal yang tidak bisa digabungkan. Karena dengan menggabungkan dua isme berbeda landasan, ujung-ujungnya adalah kekacauan. Seperti buku-buku yang ditulis oleh “ulama-ulama” nya feminis.

5.    Apa yang bisa kita petik dari feminisme ini? Sebagaimana pembuka tadi, saya percaya ada hikmah yang bisa kita petik dari berbagai ilmu, kecuali ilmu hitam. Yang saya tulis di sini bukan harga mati, sehingga terbuka untuk penambahan dan pengurangan dari teman-teman di sini.

1. Perjuangan untuk mengentaskan kemiskinan, keterbelakangan pendidikan dan kesehatan, dll, adalah hal yang juga kita perjuangkan. Kita bisa bekerjasama dlm hal yang kita sepakati ini.
2. Analisa-analisa mereka yang tajam bisa kita pakai untuk menganalisa kasus-kasus lainnya. Seperti teori yang disusun oleh profesor saya, akhirnya teori itu yang saya pakai untuk menyelesaikan disertasi.
Misalnya: teori revolusi hijau yang menyatakan bahwa gara-gara ingin mempercepat panen, maka digunakan traktor, maka perempuan-perempuan yang hanya bisa memakai alat-alat tradisional, tersingkirkan dari pengerjaan sawah. Teori-teori feminisme seperti ini membuat kita lebih peka terhadap kebutuhan kaum miskin dan marginal.
Kurang lebihnya seperti itu yang ingin saya sampaikan. Silakan untuk diskusi.
Silakan bila ada yang mau komen, atau sharing apa saja.

Sensei Edi Sukur:
ok… terima kasih bu Gita..saya agak kurang ngerti tentang feminisme.. akhirya baru rada engeh sekarang
btw.. sudah ada beberapa pertanyaan yang masuk..

berikut akan saya kopi satu2 ya
Saya pertama kali mengenal feminisme sejak kelas 1 smp. Ketika membaca Layar Terkembang. Cerita tsb sangat masuk k dlm pola pikir saya bahkan sampai sekarang.
1. Untuk meluruskan pandangan saya,feminisme menurt saya adl kesetaraan gender, sebenarnya apa definisi feminisme?
2. Awal mula munculnya feminisme di indonesia sudah sejak kapan?
3. Dlm kalangan feminis sdari, srg membedakan sebutan wanita dan perempuan. Menurut bu Gita bagaimana?
4. Apa saran ibu..thd akhwat yang berkarir? Saya sdari merasa di satu sisi ingin mengembangkan potensi saya dan cita2 saya. Tapi di sisi lain..ada pihak2 yang kmd memandang negatif dg pekerjaan saya, krn sering hanya akhwat sdari atau srg pergi2..
pertnayaan adari Ummy Sayaarifah

Femina Sagita Borualogo:
Ok saya jawab satu2 ya
Dari ummy dulu.
Pertama2 saya harus jujur, blm pernah tonton Layar Terkembang. Nanti ummy share ya apa isi film itu… :relaxed:
1. Feminisme adalah pola pikirnya. Karena semua yang diakhiri dengan kata isme, adalah sebuah ideologi.
Gender adalah penyebutan untuk peran di masayaarakat.

Sensei Edi Sukur:
#sayamulaipuyengbacapertanyaan2yangmasuk. harusnyabukansayayangjadimoderator…….

Femina Sagita Borualogo:
Dalam teori feminisme, sex (jenis kelamin) berbeda dengan gender.Sex itu ditentukan scr biologis. Sbgmn Allah sudah tentukan. Tapi yang berbhaya dari gender adalah, walau sex nya perempuan, bisa saja gendernya laki-laki. Itu yang berbahaya. Gender adalah peran yang ditentukan oleh masayaarakat. Oleh karena itu, ketika ikhwah berusaha mendefinisikan apa itu gender di Al Quran, sulit ketemu makna yang sama dg yang dimaksud oleh feminis.
Kita bisa menelaah istilah “ekonomi” di dlm Al Quran, walau di AQ tidak pernah scara eksplisit dituliskan kata EKONOMI itu sendiri.

Fahmi Basayaaiban
Gender itu hasil konstruksi sosial budaya masayaarakat. Contoh sederhananya, anak laki-laki-laki-laki-laki-laki-laki-laki dikasih mainan bola. Anak perempuan dikasih boneka. Dan hal itu menjadi pembeda antar gender.

Femina Sagita Borualogo:
Namun tidak demikian dg gender. Di dlm Al Quran, peran laki-laki hanya bagi sex laki-laki.

Fahmi Basayaaiban
*haduh gak boleh nyela

Femina Sagita Borualogo:
Peran perempuan hanya bagi sex perempuan.Iya betul fahmi, itu contoh real. Tapi sekarang perempuan juga mengerjakan pekerjaan laki-laki seperti menjadi kuli bangunan, atlit angkat besi, misalnya. Itu landasan kenapa di feminisme istolah LGBT adalah makanan sehari2 mrreka. Karena menjadi lesbian, gay, dsb bukan tabu. Dalam konteks ini, kita menentang kesetaraan gender. Tapi untuk konteks kesamaan hal mendapatkan pendidikan, kesehatan, hak memilih dan dipilih, kita setuju. Walau untuk sbg kepala negara kita tidak setuju dg dipilihnya perempuan.
2. Feminsime gelombang pertama di Ind bisa dikatakan thb 1990-an. Saat itu tokoh2nya di antaranya adalah Julia Suryakusuma. Hasil penelitiannya yang fenomenal adalah teori Ibuisme, yaitu di zaman Orde Baru, kata Ibu bermakna sakral.

Sensei Edi Sukur:
#FYI .. LGBT adalah Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender ….

Femina Sagita Borualogo:
Ibu bukan semata bermakna ibu kandung, tapi orang yang disanjung. Iya betul pak edi. Jzzk. Ibu Tien adalah contoh “ibu” yang dikritisi oleh Julia. Ibu Tien seolah2 menjadi ibu bagi semua orang di Ind. Semua orang patuh pada “kesakralan” ibu tien. PKK, Dharma Wanita, adalah contoh2 ibuisme zaman orde baru, yang bisa menginterupsi kebijakan2 para suami.
3. Wanita dan perempuan bagi saya pribadi tidak masalah. Yang mana saja ok.
Hanya saja feminis tidak suka dg kata wanita, yang bermakna seolah2 perempuan nakal. Sedangkan perempuan lebih elegan karena dari kata empu, pemilik.
4. Akhwat berkarir, jika dilakukan lillaahi ta’ala, dan sesuai sayaariat dlm artian menjaga nilai2 yang sdh ditetapkan, tidak apa.
Krn kondisi setiap masayaakarat berbeda2 maka perlu disesuaikan dg masaya setempat.

Sensei Edi Sukur:
:+1::+1::+1::+1::+1:

Femina Sagita Borualogo:
Misal, di desa adalah tabu perempuan pulang malam. Maka kita hindari kalau itu akan membuat fitnah. Sedangkan di perkotaan yang bisa menerima hal itu, perempuan tentang perhatikan keamanan dirinya. Untuk yang sdh emnikah, izin suami adalah yang pertama dan utama. Bila belum nikah, bisa dijadikan bahan perjanjian sebelum nikah, bgm izin untuk tetap aktif bila nanti telah nikah. Saya lihat ummahat yang masa mudanya aktif, di saat sdh punya anak, ia tetap bisa aktif. Tetap mendahulukan kepentingan keluarga dg kerjasama suami istri. Itu untuk ummy, silaakn bila mau tanya lagi ya umy.
Pertanyaan kedua dari siapa ya pak Edi?

Sensei Edi Sukur:
Manstapzh penjelasannya.. Beberapa pertanyaan yang masuk secar tidak langsung sudah dijawab dalam sesi ini.. jadi akan saya skip ya.

Untuk pertanyaan berikutnya adalah:
Beberapa tokoh feminis internasional juga gencar mempopulerkan karya mereka. Kalau feminisme yang dipopulerkan adalah kesamaan mengakses pendidikan dan ekonomi, saya masig setuju.  Sayangnya, buku feminis populer yang banyak beredar adalah feminisme yang masuk pada wilayah dekonstruksi  agama. Yang paling gampang diakses dan dicetak berulang adalah bukunya Nawal al-Sa’dawi, tokoh feminis mesir. Dia mempopulerkan gagasannya dengan karya sastra. Bukunya dicetak ke banyak bahasa dan tersebar cepat. Bacanya sambil senam jantung dan geleng-geleng. Misal: laisa makanun fil jannah lil imra’ah (tidak ada tempat untuk wanita di surga), woman in zero point, dll
Beberapa temen saya juga pemikirannya sangat feminis, iyalah ilmu sosial ga bisaa lepas dari kajian feminisme
Dari beberapa hal yang saya pelajari, ada perbedaan antara fenomena feminisme di barat dan di Timur. Di Timur gerakan feminisme cenderung pada kemudahan akses pendidikan dan ekonomi, sedangkan di barat feminismenya berkembang sampe ekstrim dan radikal. Menurut ibu perkembangan feminisme di barat dan timur itu akan sampai titik mana? Apakah kalau di timur akan berhenti ketika akses pendidikan dan ekonomi selesai? Kalau di barat sendiri gmana? Apakah sampe semua budaya dan sayastem patriarki hancur baru feminisme selesai?
(A. Fahmi Basayaaiban…)

Femina Sagita Borualogo:
Baik, yang kedua dari Fahmi. Sepertinya pemerhati masalah ini ya. Buku2 nawal sempat saya koleksi, tapi karena gak ada gunanya sama sekali, akhirnya saya loakin di Blok M square 🙂
Feminisme di barat sdh mulai stagnan. Itu sudah lama, sekitar thn 1990an. Ketika di sana mulai stagnan, di Ind malah baru masuk. Contoh stagnan nya adalah, feminis2 radikal nya mulai berubah pikiran. Saya punya buku2 itu, tapi maaf skrg saya lupa nama2 orabgnya dan judul2 bukunya. Tapi yang msh saya ingat adalah teori Cinderella Sayandariom Perempuan, biar bagaimana pun ia mencoba lari dari ketergantungan thd laki-laki, sesungguhnya ia tetap butuh untuk diselamatkan oleh laki-laki. Sebagaimana cynderella yang menginginkan datangnya pangeran datang menyelamatkannya. Collette Dowling menuliskan ini sbg pengalaman pribadinya. Dia yang sempat menjadi wanita karir yang sukses, merasa kekosongan, karena ternyata dia merindukan juga kehidupan sbg ibu rumah tangga yang merapikan sprei tempat tidur dll.

Pertanyaannya, sampai kapan feminisme berakhir, itu… menurut saya di dunia barat sdh berakhir. Apa2 yang dulunya ngetrend di barat, akan di impor ke negara2 dunia ketiga Isu gender dimasukkan melalui badan2 dunia dengan menamakan Gender Mainstream. Ini masuk ke program2 pemerintah. Sekali lagi, bila itu beeakibat pada peningkatan pendidikan dan kesehatan kaum wanita, tidak apa2. Kita jaga gawang saja agar tidak mengobrak2 hal2 prinsipil. Jadi kesimpulan saya, feminisme di Ind jg tidak lama lagi akan redup. Karena melawan sunnatullah tidak akan tahan lama.

Sensei Edi Sukur:
Soudesuka….

Femina Sagita Borualogo:
Para feminis itu akhirnya mwnikah juga dg laki-laki ko. Tapi liberalisme tetap terus ada ya . Karena kalau femijsime adl liberalisme skala sempit. Pertanyaan selanjutnya yuk

Sensei Edi Sukur:
ok…next…

Fahmi Basayaaiban
Di Indonesia feminisme masih anget bu..

Femina Sagita Borualogo:
Iya masih siy tapi isunya masih itu2 saja

Fahmi Basayaaiban
Ntar adem sendiri..

Femina Sagita Borualogo:
Gak berkembang, dan lama2 bosenin.

Sensei Edi Sukur:
Jadi sebenarnya feminisme di mata Islam itu gimana sih bu? Islam memandang feminisme sbg apa? Kan dalam Islam ga ada tingkat derajat yang lebih tinggi antara laki-laki-laki-laki laki-laki-laki-laki dan perempuan, yang membedakan imannya. Trus apakah RA Kartini itu bisa disebut tokoh feminisme?bagaimana pandangan ibu  erhadap tokoh2 lainnya? Sahabat rasulullah ada kan ya? Hehe saya belum hafal
(Jundina)

apakah isu feminisme Yang dibawa RA kartini Sama dgn yang jaman sekarang? Terima Kasih bu sagita
(Hadi) . ini pertanyaan yang mirip.. jadi saya jadikan satu…
silahkan bu Gita…

Femina Sagita Borualogo:
RA Kartini itu muslimah sholehah. Beliau sempat terkontaminasi dg pemikiran feminis dari belanda. Tapi ketika ia mulai belajar Islam, ia berubah, bahkan ia mau menjadi madu dari seorang bupati. Ini yang bikin feminis Ind gak suka dg Ibu Kartini. Smg beliau sayaahidah krn beliau meninggal setelah melahirkan anak pertamanya. Aamiin..
Mengenai apakah beliau tokoh feminis atau bukan, jelas2 feminis tidak suka dg Ibu Kartini. Sedangkan istilah emansipasi wanita, adlh istilah dibuat di zaman Orde Baru.Ibu Kartini tidak membuat istilah itu. Pada zaman orde baru, ada kepentingan Pak Harto agar perempuan juga diaktifkan di dlm masaya. Yaitu agar golkar tetap eksis.
Ini masuk dlm teori ibuisme tadi. Bgm spy para ibu diterjunkan scr aktif ke masaya. Kebijakan Peran Ganda dari pemerintahan Pak Harto itu dikaitkan dg emansipasi wanita. Pdhl itu dua hal yang berbeda. Peran ganda di publik dan domestik, karya pak harto semata2 untuk kelangsungan golkar. Sdgkan emansipasi yang lebih dulu muncul di dunia barat, adalah untuk wanita yang terbelakang dlm berbagai segi.

Sensei Edi Sukur:
Waktu sudah menunjukan pukul 21.20. Bu Gita bisa sampai jam berapa? apakah sekarang masih di jalan?

Femina Sagita Borualogo:
Itu hebatnya pak harto, memasukkan istilah yang tepat di saat yang tepat.

Sensei Edi Sukur:
masih ada banyak pertanyaan… hehehe

Femina Sagita Borualogo:
Ok. Lanjut ke pretanyaan berikutnya. Masih di tol

Sensei Edi Sukur:
Sensei, mau tanya ke Bu Femina, jadi sebenarnya apakah feminisme ini paham yang digunakan untuk membuat muslim jauh dari ajaran2nya ya, dengan mengaburkan tentang peran2 laki-laki sebagai pemimpin, punya hak dan kewajiban serta kekuatan yang lebih dari wanita, dll… bagaimana?

Kemarin sempat ketemu dengan Ustadz Irwan Renaldi, beliau pakar parenting tapi lebih konsen kepada peran ayah dan laki-laki dalam pendidikan anak… saya jadi sempat berpikir, apakah kampanye2 yang selama ini digaung2ngkan kaum feminisme, tentang mothers day, Ibu yang memerankan peranan penting dalam perkembangan anak dan bangsa, dll sebagainya, serta banyaknya program2 pemerintah yang seolah2 menonjolkan segala hal tentang permasalahan wanita, diskriminasi wanita, dll. Akhirnya seolah2 membuat kita merasa bahwa, posisi wanita ini yang paling penting, dan sekarang posisinya sedang gawat dan terancam dari segi pengakuan di mata dunia, lho… nah, padahal kan gak gitu juga… terus juga, beberapa event2 nasional dan internasional, banyak yang suka mengangkat tema feminisme ini sebagai salah satu topik yang penting untuk diperdebatkan… nah, apakah ini ada hubungannya tentang design gerakan dunia baru?? Karena, sebelumnya, sempet terpengaruh juga, merasa wanita adalah yang paling penting dan hebat.. ngeri juga kan…

Bagus2, kita2 yang berada di lingkungan tertarbiyah bisa gak sampe segitunya ingin menyaingi laki-laki, nah, gimana kalo wanita2 yang lain, pasti kan terbakar semangatnya untuk ikuti perjuangan feminisme ini, menyamai kedudukan mereka bahkan ingin melebihi… kaget juga pas pernah diskusi dengan tokoh feminisme di tempat saya dulu, mereka masuknya halus banget ke pikiran2 kita, dan seolah2 diri ini mengiyakan…. tapi banyak2 istighfar setelahnya sadar…
Jadi, saya tertarik untuk cari tau, apa saja program yang Ibu dan teman2 lain yang sevisi semisi lakukan untuk mengatasi kondisi saat ini…

Tentang wanita berkarir, saya merasa puas dengan jawaban Ibu. Sekian pertanyaannya, mohon maaf…terima kasih banyak..
dari Lowita di Manado

Femina Sagita Borualogo:
Pertanyaan Lowita saya sarikan seperti ini: Feminisme punya program2 untuk menjauhkan masaya Islam dari ajaran Islam, ya? Lalu bgm cara atasinya? Iya betul, feminisme berusaha menghabisi musuh2nya, dan kalau di Ind ya Islam yang jadi musuh utama. Sayaariat2 Islam sebisa mungkin mereka lawan. Mereka sangat berusaha keras di DPR untuk mengubah UU yang dianggap akomodir sayaariat Islam seperti UU Pernikahan thn 1974. Bhw laki-laki adl kepala keluarga dan perempuan adl ibu rumah tangga. Bgm cara hadapinya? Kita bekerja saja terus di bidang kita masing2. Karena mereka ini hanya di kalangan elit. Tidak banyak jumlahnya dan biasanya ditolak di masayaarkat umum. Saya blm melakukan banyak hal dlm menghadapi mereka. Krn saya pikir itu akan memakan banyak energi.
Seperti halnya yang pernah ibu Ratna Megawangi pernah lakukan. Beliau akhirnya capek melayani feminis2 ini.
Sebaiknya kita adu kerja saja. Perbanyak kerja kebajikan dg mereka. :blush:
Smg bisa menjawab pertanyaan Lowita ya

Sensei Edi Sukur:
yup.. lanjut ya..

Femina Sagita Borualogo:
Ok

Sensei Edi Sukur:
Ibu, hasil feminisme di dunia politik, terutama di parlemen, adalah adanya proporsi angka untuk keterwakilan perempuan. Pertanyaan saya apakah dengan adanya keterwakilan ini, menurut ibu, sudah menjadi solusi untuk memecahkan masalah dan isu tentang wanita di Indonesua? Lalu menurut ibu, bagaimana trend dan pengaruh wanita yang berkarir dalam politik Indonesia saat ini?
(Dimas)

Kita batasi sampai 21.40 ya..
jadi saya akan pilih satu pertanyaan lagi..

Femina Sagita Borualogo:
Ok. Dimas ya.
Mereka minta spy bisa 50 50 walau akhirnya disepakati 30 persen. Memang tidak mudah memenuhi angka itu.
Banyak wanita yang tidak disiapkan untuk posisi parlemen dan malah jadi anggota parlemen, akhirnya malah amburadul. Jadi bukan jenis kelamin yang penting. Ttapi yang lebih penting adalah pemahaman atas masalah. Bahkan banyak jg laki-laki yang punya sebisaitifitas masalah perempuan dibandingkan perempuan itu sendiri
Saya setuju bila perempuan masuk parlemen. Tapi harus yang bermutu. Sama juga halnya untuk laki-laki yang masuk parlemen harus bermutu juga. Parpol2 tapi jadi tersadarkan dg adanya tuntutan ini
Ini sisi bagus dari negosiasi 30 persen td Parpol mulai melakukan pelatihan2 politik untuk kader2 perempuannya. :clap:

Femina Sagita Borualogo:
Pertanyaan selanjutnya

Sensei Edi Sukur:
Pertsnyaan terakhir ya

Femina Sagita Borualogo:
Ok

Sensei Edi Sukur:
Karena terakhir jadi agak ringan…
Salam kenal bu Gita
mau tanya, sebelum S2 & S3, apa yang membuat ibu tertarik mempelajari feminisme sampai jauh2 ke jepang? jzk
(Auliya)

Femina Sagita Borualogo:
Good question! Saya pertama2 tanya ke murabiyah saya, baiknya saya ambil bidang studi apa ya kalau mau lanjut S2 k jpg. Lalu beliau sarankan saya bertemu dg ibu Sri Rahayu (Ibu Yayuk) istrinya Pak Tifatul Sembiring. Itu awal mulanya. Karena Ibu yayuk adl seorang thinker. Pemikir. Saya dipinjami buku yang sampai sekarang belum jg saya balikin : Tentang Glass Ceiling. Yaitu perempuan2 karir di barat berusaha meraih karir yang sebenarnya bisa ia lihat dari bawah, tapi walau terlihat, karir itu tidak kunjung bisa dicapaim Saya ikuti saran Bu Yayuk untuk ambil feminisme krn saat itu 1998 ilmu ini mulai booming.Itu saja. Terima kasih ya pertanyaan2nya. Mohon maaf kalau banyak salah2. Oiya, saya ingin cerita satu lagi

Sensei Edi Sukur:
Terima kasih bu Gita.. mantap…monggo dilanjut cerita satunya… sebelum saya tutup

Femina Sagita Borualogo:
Orang pertama saya hubungi setiba saya di Jpg adalah Istrinya Pak edi Sukur loh… hontouni osewani narimashita… :relaxed:

Sensei Edi Sukur:
:runner::dash::dash::dash::dash::dash:

Femina Sagita Borualogo:
Salam kangen buat beliau, ya Pak Edi… :blush:

Sensei Edi Sukur:
Jazakumullahu khairan Katsiro.. bu Gita…ini pertanyaan masih banyak.. baiknya gimana ya.. apakah bisa saya kirimkan via japri.. hehehe.. nanti akan saya posting di sini. terus juga.. ada pertanyaan.. apakah boleh kontak bu Gita lanngsung. keliatannya masih ada beberapa yang mau konsultasi.. hehehe

Femina Sagita Borualogo:
Iya silakan via japri. Kalau mau belajar data mining, boleh juga :blush:
Waiyakum…

Sensei Edi Sukur:
Insayaa Allah salamnya saya sampaikan … klatannya udah tidur.. hehehe
KO.. klo gitu kita akhiri diskusi malam ini ya..
rasanya banyak hal baru.. terutama buat saya..
selama ini gak pernah nyentuh hal2 seperti ini jadi tercerahkan…
kita akhirnya dengan kafaratul majelis..
walhamdulillah
wassalamu’alaikum wr.wb.

Femina Sagita Borualogo:
Ok… saya tutup bagian saya ya…
Alhamdulillah. Smg apa2 yang kita diskusikan hari ini menjadi sarana untuk mendekatkan diri pada Allah. Aamiin..
Mohon maaf atas segala kekurangan2. Wassalamualaikum wr wb

About Admin

Admin komunitas MJRS-SJS. Sebuah komunitas yang berupaya membiasakan diri dengan one day one juz + dzikir + Qiyamullail. Selain itu, ada program-program menarik dalam komunitas ini seperti kulsap (kuliah whatsapp), Bedah Buku, Bedah Film dan Kajian Telegram.

Check Also

https://ddsumsel.org

Pengalaman dan Perjalanan 21 Hari Misi Kemanusiaan di Suriah #2

With Theme : Pengalaman dan Perjalanan 21 Hari Misi Kemanusiaan di Suriah (bagian 2) Facilitator ...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *