Home / Pengetahuan Umum / Generasi penakluk Syam

Generasi penakluk Syam

via http://jakartagreater.com
via http://jakartagreater.com

Bismillahirrahmanirrahiim, Alhamdulillahilladzi bini’matihi tatimmush shaalihaat. Allahumma aati nafsi taqwahaa wa zakkiha, anta khayru man zakkaha, anta waliyyuha wa mawlaahaa..

Jazakumullah khayran katsiraa atas kesempatan kulsap ini. Ada satu inspirasi ketika saya mengetahui slogan ODOJ MITI MJR SJS. Kalo tidak salah kepanjangan nya, Malam Jadi Rahib, Siang Jadi Singa. Benar, bukan?

Adakah diantara kita tau asal mula slogan itu darimana ya awalnya?

Beberapa bulan lalu, ketika kembali mengkaji sejarah Islam, saya mendapat informasi, bahwa kalimat itu, slogan itu, yang dalam bahasa arab disebut, “Ruhbanullail, wa fursaanun nahaar” itu dicetuskan oleh Romawi, tentang siapa? Tentang generasi penakluk Syam.

Pernah kenal generasi itu? Itu adalah salah satu generasi terbaik Islam. Bila boleh melongok lagi sejarahnya, salah satu panglima terkuatnya adalah Khalid bin Walid. Ketika itu, terjadi diplomasi antara Khalid dengan pimpinan Romawi (saya lupa namanya). Pimpinan Romawi itu mengatakan, bahwa muslim (red: Arab) menyerang syam (yang dipimpin Romawi) karena mereka miskin, tidak punya apa-apa, sering bertengkar di negerinya sendiri. Tetapi Khalid membuktikan bahwa bargaining Islam bukan seperti itu.

Ada satu kisah perbincangan yang menarik dalam diplomasi itu..

Mari kita simak..

Ketika Romawi mencoba melobi Khalid, bagaimana jika mereka diberi sntuanna setiap prajurit dipenuhi kebutuhannya, kendaraannya bahkan tahun depan silahkan datang kembali, maka kalian akan diberi hal yang sama. Khalid menolak. Romawi sempat takut juga, karena pasukan Islam yang jumlahnya ribuan itu sudah siap di medan perang.

Romawi mencoba melobi lagi dengan mengatakan, bagaimana jika kamu kembali ke negeri Arab untuk berbincang dengan petinggi-petinggimu, memikirkan kembali apakah memang sebaiknya menyerang Romawi. Romawi mengingat bahwa Islam menganut musyawarah. Ia ingin menipu Khalid dengan cara itu. Namun apa jawaban Khalid,

“Bagaimana mungkin aku hendak bermusyawarah dg mereka. Kami bermusyawarah dengan para ahli yang memiliki kapasitas yang sama. Sedangkan dlm pasukan yang kubawa, ada 2000 orang yang kenampuannya seperti aku. Bagaimana aku hendak bermusyawarah dengan mereka terlebih dahulu sblm berperang dengan kalian? Itu tidak mungkin. Maka kalian mau memenuhi perjanjian dg kami (opsi masuk islam dsb seperti perjanjian jihad pada umumnya) atau kita berperang.”

Dan qadarallah, kita pun pada akhirnya hanya menjdi saksi pendengar sejarah kemenangan Khalid atas Romawi untuk memerdekakan Syam.

MJR SJS, entah diambil dari spirit itu atau tidak, namun saya melihat, bahwa slogan ini semoga menyemangati kita, untuk membangkitkan generasi itu. Generasi yang memiliki izzah dan iffah Islam. Generasi yang bukan membanggakan dirinya dari lisannya sendiri, tetapi disegani lawan karena kemuliaan mereka.

Saya juga teringat, sebelum Shalahuddin Al Ayyubi memutuskan berangkat membebaskan Palestina, apa tolok ukur yang ia gunakan? Adakah dari kita tau?

Yang digunakan oleh Shalahuddin adalah jumlah jamaah shubuh di masjid. Maka ketika prajuritnya bertanya, kapankah kita akan berangkat, tidakkah kita harus segera membebaskan palestina. Ia mengatakan, belum saatnya. Sampai ia melihat jumlah muslim yang berangkat shubuh, maka ia bisa menentukan kekuatan muslimin. Maka saat itulah ia berangkat membebaskan palestina.

Lalu bagaimana dg kita? Antara kuantitas dan kualitas. Apakah kuantitas kehadiran kita dalam ibadah-iabadah kita kepada Allah dapat menjadi tolok ukur kualitas pemuda muslim hari ini? Atau hanya karena program, karena ada motivasi naik kelas, karena prestasi yang dilihat oleh saudara saudari muslim kita, atau karena apa.

Semoga semangat ini, motivasi perbaikan diri ini hanya semata-mata karena Allah, agar ia istiqamah juga dimata Allah bukan di mata manusia, maka ikhtiyar ODOJ MITI ini menjadi kesempatan watawa shaubil haq watawa shaubish shabr. Agar kita erat, di dunia hingga syurganya Allah.

Mari kita meneladani slogan generasi terbaik itu, walau kita bukan apa-apa dibanding mereka, yang seperti kata penyair Arab,

” Pemuda Islam itu kalau mereka menyaksikan pertarungan yang haq dan yang bathil, mereka akan menggedor benteng-benteng kebathilan itu, tapi kalau malam hari Anda tidak jumpai mereka, kecuali mereka menangis dalam sujudnya.”

Wallahu alam bish shawab, afwan atas sgala salah ketik, salah penyampaian, salah sumber, mhn koreksi dan nasihat.

Al faqir ilallah,

Ita Roihanah

Saudari antunna yang msih baru belajar beriman kepada Allah

About Admin

Admin komunitas MJRS-SJS. Sebuah komunitas yang berupaya membiasakan diri dengan one day one juz + dzikir + Qiyamullail. Selain itu, ada program-program menarik dalam komunitas ini seperti kulsap (kuliah whatsapp), Bedah Buku, Bedah Film dan Kajian Telegram.

Check Also

Sejarah Kopi

COFFEE AND HISTORY Sejarah kopi tentang dari mana dan siapa penemunya memang tidak diketahui pasti. ...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *