Home / Diskusi Pakar / How to contribute in Open Innovation and Ecosystem of Innovation: 5G case study

How to contribute in Open Innovation and Ecosystem of Innovation: 5G case study

5G
via https://ec.europa.eu

Tanggal: 21 Nov 2015
Pukul: 20.00 – 22.00
Narsum: Dr. Sigit Puspito Wigati Jarot, M.Eng (Ketua Forum 5G Indonesia)

IH:
Selamat datang pak Sigit. kepada pak Sigit dipersilakan untuk menyampaikan materinya..

Dr. Sigit :
Bismillahirahmanirrahim. Assalammualaikum wr wb.
Innal hamdalillah wa shalatu wassalam alaa Rasulillah.
hari ini saya mohon izin untuk menyampaikan beberapa hal terkait judul yang tadi sudah disebutkan moderator dengan tema:

5G
via narasumber

Insya Allah akan saya bagi jadi beberapa subtopik sebagai berikut:

5G
via narasumber

pertama background …
apa yang melatarbelakangi saya memilih judul tersebut untuk bahasan kali ini, diantaranya:

5G
via narasumber

Sebagian besar kita terlibat dalam dunia yang memaksa untuk melakukan suatu inovasi, tapi pada saat yang bersamaan, realitanya, masyarakat umum dan organisasi pada umumnya cenderung resisten terhadap perubahan termasuk resisten terhadap inovasi. Manusia punya kecendrungan untuk mengulang kebiasaan yang sudah ada, agar terasa safe dan secure. Mengulas tindakan yang sudah pernah atau jelas akan sukse, sekaligus pada saat yang bersamaan defensif dan protektif terhadap perubahan di masa datang.

Sementara ada satu fenomena menarik akhir-akhir ini. Munculnya model-mode bisnis yang cenderung mem-bpass institusi tradisional, dan cenderung mendobrak kebiasaan. Misalnya produk- produk yang akhir- akhir ini muncul di dunia ICT. kalau di jakarta dst, ada ubertaxi, ada gojek dst. maka trend ke depannya …

5G
via narasumber

Model-model traditional yang tadi disebutkan, akan banyak menemui limitasi. Dan tidak cukup cepat mengadopsi perubahan yang ada. Disitulah ada relevansi kita yang di lingkungan inovasi ini menangkap sinyal perubahan tersebut. sambil mengajukan pertanyaan besar … lalu bagaimana agar bisa kontribusi ? atau sebelum bagaimana kontribusi, pertanyaan pertamanya kenapa harus berkontribusi ? saya masuk sub-topik kedua: MOTIVASI untuk KONTRIBUSI. Dalam hadits dikatakan:

5G
via narasumber

pertama harus ikhlas untuk Allah. barangsiapa tujuan menuntut ilmu-nys selain Allah, disiapkan neraka. nauzubillahi min dzalik..maka kita lihat beberapa grand masterpiece ilmuwan islam, didahului dengan bab ikhlas. saya menafsirkan sambil mengingatkan orang yang baca karyanya, yang pertama kali, dia mengingatkan diri sendiri, untuk ikhlas dalam kontribusi. misalnya shahih bukhari, shahih muslim, arbain nawawiyah. semua mulai dari bab ikhlas..
Yang kedua:

5G
via narasumber

salah satu doa yang kita sering lanjutkan ketika maupun setelah menuntut ilmu adalah berlindung dari ilmu yang tidak bermanfaat. Maka amanah ilmu kita adalah bagaimana memanfaatkannya, bagaimana kita kontribusi dengan ilmu itu … itu amanahnya. Dan ketiga yang sering saya ingatkan kepada mahasiswa-mahasiswa saya adalah pesan imam syafii.

5G
via narasumber

bahwa kita baru akan dapat ilmu apabila dilengkapi dengan 6 hal tersebut. Demikian subtopik kedua. Sekarang saya akan masuk bagian ketiga

via narasumber
via narasumber

yaitu tentang beberapa model inovasi dan transisi yang ada, sehingga tergambar bagaimana kita harus berkontribusi.

5G
via narasumber

pertama transisi di atas . dari triple helix menjadi quadruple helix. ini model yang sering diutarakan alm Prof Zuhal, jadi dari ABG … menjadi ABGC, plus C … communities. Artinya ruang terlibatnya lebih terbuka. Contoh lainnya sbb:

5G
via narasumber

mohon maaf yang diatas mungkin kurang jelas gambarnya, karena aslinya begitu. intinya dengan triple helix + C itu semakina participatory, semakin terbuka untuk partisipasi. Proses transisi yang lain adalah sbb:

5G
via narasumber

yaitu transisi dari closed innovation menjadi open innovation. model ini kalau gak salah dikenalnyaoleh Henry Chesbrough sekitar 10-an tahun yang lalu. tadinya inovasi itu semuanya dilakukan secara internal. maka yang mau berpartisipasi dalam inovasi ya mau tidak mau harus masuk dalam institusi tersebut untuk dapat berkontribusi. maka institusi- institusi yangn menjadi pusat inovasi otomatis menjadi sasaran utama, dan satu-satunya. tetapi kemudian terjadi pergeseran. sebagaimana gambar yang ada disebelas kanannya. terutama kita lihat gambar kanan yang bagian tengah, atas dan bawahnya, jadi funnelnya sudah bolong-bolong. Bisa inputnya dari luar, bisa di tengah proses inovasi, bisa juga outpunya keluar di tengah, atau keluar di ujung kiri, maka dekadi terakhir kita melihat banyak perusahaanyang kemudian melakukan gelombang spin-off. Ini salah satu hasil pendekatan ini, termasuk perusahaan-perusahaan besar, lebih mulai aktif mengajak academia, dan research institution diluar perusahaan untuk ikut terlibat.

Saya termasuka ikut mengalami proses ini karena bertepatan dengan saat-saat saya studi master dan doctor, maka waktu itu ketika master joitn research dengan industry. Doctor juga bahkan sepenuhnya dibiayai industri.

ketika masuk industri juga diminta menjadai hubungan dengan kampus dan trend ini kemudian semakin menguat menjadi sbb:

5G

5G

14jadi open innovation akan menjadi mainstream dan bahkan menguat menjadi innovation ecosystem dengan istilah ecosystem itu point-nya semakin banyak stakeholders dan masing-masing punya peran, sehingga actors of innovationnya juga makin beragam.

5G
via narasumber

misalnya skema alm Prof Zuhal diatas, nah saya masuk subtopik keempat sekarang generasi mobile phone sedang memasuki era generasi keempat dan riset menuju generasi kelima sudah dimulai, singkatnya sbb:

5G
via narasumber

jadi itu siklus 10 tahunan dan indonesi biasanya telat 4-5 tahun, tapi ada satu fenomena menarik untuk yang kali ini menuju 5G.

5G
via narasumber

meskipun masih jauh tapi initiativenya sudah banyak dan lebih cooperative dan collaborative. setelah saya cari tahu ternyata salah satu alasannya:

5G
via narasumber

saya melihat ini bagian dari tren open innovation dan ecosystem of innovation itu. demikian mungkin paparan dari saya.

kenalannya pakai ini saja ya:

5G
via narasumber

saya mohon izin share bbrp quotes kesukaan saya ya …

Asy-Syafii berkata: Tidak akan beruntung orang yang menuntut ilmu, kecuali orang yang menuntut ilm dengan serba kekurangan. Aku dahulu untuk mencari sehelai kertas pun sangat sulit.

“Pahamilah ilmu sebelum kamu menjadi pemimpin. Jika telah menjadi pemimpin, tidak ada lagi jalan untuk mendalami ilmu”
“tidak boleh hasa kecuali pada dua hal: …. seseorang yang diberi Allah ilmu, lalu ia menghabiskan waktunya pada ilmu tersebut dan mengamalkannya.”

Pertanyaan1:
AS:
Sebenarnya apa keuntungan bagi Negara jika berhasil menguasai 5G ini? Dan Sudah sejauh mana Inovasi yang dilakukan Negara lain juga Indonesia sbg pencetus 4G?

SW:
baik … pertama apa untungnya negara jika berhasil menguasai 5G ?
saya jawab filosofis dulu ya, pernah dengar yang namanya MoT ? Management of Technology.
suhunya namanya Prof Tarek. MoT ini ada beberaa level:

5G

5G
via narasumber

jadi kalau bicara apa manfaat penguasaan teknologi bagi negar, karena negara punya tanggung jawab stimulate innovation, create economic growth dan responsible use of technology yang muaranya adalah wealth creation untuk menciptakan kesejahteraan. itu jawaban pada level filosofisnya, termasuk 5G. Sehingga indonesia tidak sekedar market, tapi lebih baik peng-adopsi-an teknologinya, nah khusus untuk 5G, teknologi ini masih pada tahap yang awal sekali.

5G
via narasumber

standarisasinya baru akan mulai awal 2016, sekarang masih fase recommendation of vision, sehingga kalau Indonesia mau kontribusi ya sekarang. kalau nunggu 5 tahun lagi, ya akan mengulang kegagalan yang lalu.
Pertanyaan keduanya yang dilakukan oleh negara lain, sebelumnya satau klarifikasi, Indonesia sama sekali bukan pencetus 4G, bahkan termasuk yang terlambat sekali dalam 4G. nah tentang negara lain … bentar ya .. contohnya

5G
via narasumber

itu untuk EU

5G

5G
via narasumber

itu untuk US Korea

5G
via narasumber

itu untuk jepang.

sedangkan indonesia, ketika ada inisiatif seperti ini..

5G

5G
via narasumber

masih ada saja komentar miring seperti ini …
http://inet.detik.com/read/2015/11/19/143226/3075390/328/menkominfo-indonesia-tak-perlu-latah-5g

Lu:
Terkesan kagetan ya pak,  soalnya reframing 4G aja baru beres.. :3

Dr. Sigit :
bukan kaget .. tapi gagal paham

Pertanyaan 2:
Assalamu’alaykum
Saya HN dari Elektro UB 2013
Mau bertanya kepada bapak, menurut bapak bagaimana solusi kita kalau dalam sistem pembelajaran perkuliahan itu masih pembahasanya 2G sedangkan sekarang sudah jamannya mau ke 5G ? Apakah kita hanya belajar mencari perkembangan dengan teori saja nantinya kalau tertinggal begini?

Dr. Sigit :
jadi gini, harus dibedakan mana yang sifatnya teori dasar, mana yang sifatnya generation/ technology specific. kalau di kelas saya  yang specific dan jelas outdated saya hapus, gantinya saya masukkan yang sesuai kondisi sekarang, plus menyiapkan kondisi kedepan karena dalam sebuah studi ada filmnya di youtube biasa saya putarkan di kelas. undergrate student itu akan mengisi pekerjaan yang bahkan belum eksis sekarang. jadi minimal ya kita siapkan untuk mampu beradaptasi dengan perubahan ke depan. tapi kalau dosennya masih gak mau berubah  ya … ubah aja dosennya … 😀 termasuk kurikulumnya 😀
videonya ini … https://www.youtube.com/watch?v=-5EeFNeQiW4

Pertanyaan 3:
Perkenalkan saya AFB , saya bekerja di perusahaan start-up berbasis teknologi dengan pemanfaatan drone (multicopter, flying wing, dan fix wing) untuk foto dan video, dan yang terakhir kami kawinkan dengan GIS untuk small aerial photography untuk kepentingan tambang, perkebunan, dan precision agriculture. Kami berkembang dari teknologi analog dan serba manual sampai ke teknologi automasi dan digital sampai hari ini.

Dari perjalanan kami memulai bisnis, ternyata ga semudah dibayangkan karena kami pakai teknologi yang belum matang betul di indonesia. Dan di luar negeri pun juga belum ada yang diproduksi masal saat itu.

Pertanyaan:
1. ketika inovasi mulai dikomersialisasikan, keadaan indonesia ternyata ga ideal. Sejauh mana pemerintah dan stake holder dalam menciptakan iklim ideal untuk start up business berbasis inovasi teknologi?

2. Ketika start up business sudah memulai masuk pasar dan mengedukasi pasar sekian lama, sering akhirnya banyak yang akhirnya ngos-ngosan ketika tiba-tiba pemodal besar main di sektor yang sama.  Ada saran dalam hal demikian?

3. Investasi dan investor. Kami dulu sempat belajar di amerika dan melihat pola investor di sana kepada start up business berbasis Inovasi teknologi dan sejenisnya. Jadi ketika investor masuk, mereka membawa juga gerbong management ke perusahaan start-up tersebut. Nah di indonesia polanya masih “saya naruh duit sekarang, tahun depan dapat berapa?”. Ada tanggapan ttng hal ini?
@AFB
Jogja

Dr. Sigit :
Pertanyaan:
1. ketika inovasi mulai dikomersialisasikan, keadaan indonesia ternyata ga ideal. Sejauh mana pemerintah dan stake holder dalam menciptakan iklim ideal untuk start up business berbasis inovasi teknologi?

kondisi ideal masih sanga-sangat jauh, terutama yang berkaitan dengan inovasi. contoh realnya adalah mobil listrik, jelas sekali roadmap dan innovasinya tapi toh ujung-ujungnya penelitinya malah dikriminalisasi, tapi alhamdulillah contoh berhasilnya juga ada. baiknya ambil contoh keberhasilanseperti misalnya gojek, bukalapak dlsb …

jadi dia berhasil dulu sampai level tertentu, baru setelahitu pemerintah dan stakeholder akan mengerumuni, nah daya survival begitu sepertinya lebih dibutuhkan.

2. Ketika start up business sudah memulai masuk pasar dan mengedukasi pasar sekian lama, sering akhirnya banyak yang akhirnya ngos-ngosan ketika tiba-tiba pemodal besar main di sektor yang sama.  Ada saran dalam hal demikian?

ini bagian dari kecermatan kita membaca arah mas. contoh berhasilnya ada beberapa, contoh yang akhirnya diakuisisi kemudian dimatikan oleh big player juga banyak. jadi perlu banyak-banyak membuka wawasan supaya kita bisa kenal medan

3. Investasi dan investor. Kami dulu sempat belajar di amerika dan melihat pola investor di sana kepada start up business berbasis Inovasi teknologi dan sejenisnya. Jadi ketika investor masuk, mereka membawa juga gerbong management ke perusahaan start-up tersebut. Nah di indonesia polanya masih “saya naruh duit sekarang, tahun depan dapat berapa?”. Ada tanggapan ttng hal ini?

betul sekali, istilah lainnya “Rabun Jauh”. nah kita ya musti jadi cara dengan dengan kondisi masyarakat yang seperti itu, kalau menunggu kondisi itu berubah, kelamaan. nanti kita keburu tua, jadi keep going aja. jadi ooredoo nya dah lama, hanya ganti namanya saja yang barusan..

AFB:
Gojek dulu bareng-bareng sama kami pas pitching investor 2011. Dia yang lolos dan dibiayai investor. Kami sama-sama tumbuh, gojek dengan pola B2C kami tumbuh dengan pola B2B. Masih ngos-ngosan kalau main bisnis teknologi, karena perubahannya cepet, salah ngebaca.. Langsung gulung tikar.

Pertanyaan 4:
Assalamualaikum,
Terimakasih kepada pak Dr. Sigit puspito wigati jarot, M. Eng atas materinya (tatsqif) tema inovasi atau english nya ” how to contribute in open innovation and ecosystem of innovation: 5G case study”

Saya Ry dari padang, mau tanya terkait model inovasi,
Alhamdulillah kita di padang (sumatera barat) sudah melakukan model inovasi itu model “ABGC”, disini kita bentuk lembaga dengan personil dari 3 sektor itu ABG dengan nama lembaganya “IPTECH (Inovasi Peneliti & Technopreneur), alhamdulillah juga sdh d libatkan masuk ke SIDa (Sistem Inovasi Daerah) Sumatera Barat di bawah koordinasi BAPPEDA yang d SK kan Gubernur, tp dlm hal ini kita terkendala komunikasi dan profesional menjaga diri dari politik maksudnya pemerintahnya dimana pak Irwan Prayitno (gubernur sumatera barat) dgn partainya yang kita coba jaga jarak agar tidak kelihatan keterlibatan politik (independen) terasa sulit utk bergerak bagaikan makan buah simalakama dan akhirnya ya kami menunggu instruksi dr BAPPEDA dan TIM SIDa aja dan itupun sampai sekarang tdk ada padahal kita ingin sekali melibatkan kerjasama sinergi yang baik utk ABGC ini tanpa harus dibawa2 oleh org ke embel2 partai ini? Bagaimana saran/ masukkan dari pak Dr. Sigit terkait lembaga inovasi yang ingin independen tp jg ingin menSINERGIkan Akademisi-Bisnis-Pemerintah ini (ABG),

Selanjutnya bagaimana dengan rencana pembangunan Teknopark oleh pemerintah terhadap Sistem/model inovasi di indonesia ini mohon penjelasannya, terimakasih

Dr. Sigit :
pertama tentang buah simalakama ya, saya sudah dapat jawabannya dari teman supaya gak ada yang mati. jadi buah itu “dijilat” saja, tidak dimakan, jadi gak ada yang mati
jawaban seriusnya sbb:
kalau kita dalam posisi untuk melakukan inovasi, maka fokus kita melakukan riset dan inovasi tersebut. dan saya yakin itu tidak mudah bahkan kadang tidak bisa untuk digantikan perannya oleh orang lain. khan gak bisa orang ujug-ujug terlibat riset, tanpa ada technical background dlsb. nah sedangkan sinergi, kolaborasi dlsb … itu khan sifatnya daya dukung. yang bertugas memikirkan itu biasanya adalah management, yang level di atas itu.

kalau ada masalah disitu, ya kita harus melibatkan pihkan yang berwenang untuk membuat keputusan di level itu. kalau susah gimana? kecenderungannya memang susah. seperti dalam pembukaan saya tadi, semua cenderungnya resisten terhadap perubahan. apalagi yang namanya birokrasi. tapi ya kita usaha saja dulu. tentang embel-embel partai dan politik ? kalau inovasinya itu sendiri khan gak ada kait-mengait dengan politik yang ada adalah didukung dimanfaatkan oleh politik atau tidak. contohnya proyek mobil listrik … khan inovasinya itu sendiri masalah teknologi, tapi bahwa kemudia presiden satitu mendukung ya itu alhamdulillah. jadi gak perlu dicampur aduk. demikian mungkin dari saya
wallahu a’lam

Pertanyaan 5:
Lu
Beberapa pertanyaan saya :
1. Posisi forum 5G Indonesia sebagai apa pak dalam implementasi 5G ke depan,  melihat dari quadruple helix yang disampaikan?

2. Kalau dilihat dari sasaranya 5G akan ke arah mana pak?  Mengingat fungsionalitas 4G saja belum sepenuhnya kita rasakan.

3. Apakah kolaborasi yang disebut oleh bapak sudah juga melibatkan stakeholder lain,  seperti operator seluler? Kalau sudah atau akan terlibat,  maka sejauh mana nantinya peran operator?
4. Kalau diukur progresnya dengan negara lain,  apakah kita dalam langkah yang sama?  Tidak ketinggalan lagi?

Dr. Sigit :
1. Posisi forum 5G Indonesia sebagai apa pak dalam implementasi 5G ke depan,  melihat dari quadruple helix yang disampaikan?
lebih kepada inisiatif awal, supaya semua stakeholders ‘ngeh’ dan segera ‘sadar’ bahkan kita perlu segera bersiap diri. objektifnya:

5G
via narasumber
  1. Kalau dilihat dari sasaranya 5G akan ke arah mana pak? Mengingat fungsionalitas 4G saja belum sepenuhnya kita rasakan.

5G

5G
via narasumber

kalau nunggu kita merasakan 4G, akan terlambat. pasti terlambat, karena adopsi 4G-nya sudah terlambat 5-7 tahun. kalau nunggu kita merasakan 4G, akan terlambat. pasti terlambat, karena adopsi 4G-nya sudah terlambat 5-7 tahun

3. Apakah kolaborasi yang disebut oleh bapak sudah juga melibatkan stakeholder lain,  seperti operator seluler? Kalau sudah atau akan terlibat,  maka sejauh mana nantinya peran operator?
kami sudah undang sejak awal … tapi tentunya operator khan punya rencana dan tahapan sendiri. jadi maksimalnya mereka ikut kontribusi, tapi  minimalnya mereka tahu dantidak menghalangi. termasuk 2 hari lalu saya bicara di depan forum-nya para operator

4. Kalau diukur progresnya dengan negara lain,  apakah kita dalam langkah yang sama?  Tidak ketinggalan lagi?
ya minimal … niatnya sudah ada

Pertanyaan 6:
Perkenalkan saya In.
Pertanyaanya:
Seandainya indonesia layak dengan teknologi 5G, apa standar minimum agar indonesia layak dgn teknologi tersebut..

Dr. Sigit :
Baik, sekarang ini untuk 5G masih pada fase Recommendation of Vision. jadi kita masih ada kesempatan untk mengatakan sesuatu atau mengusulkan sesuatu, agar 5G itu nantinya memang seperti yang dibutuhkan Indonesia. sehingga kita layak pakai, jadi barangnya belum me-wujud. maka saya katakan, masih di level research intensive .. but we have chance to contribute.

5G
via narasumber

inI yang sering saya sapaikan.

Pertanyaan 7:
Perkenalkan saya Ra, saya baru saja selesai program studi electrical engineering bidang kontrol dan instrumentasi ,memiliki rencana ingin melanjutkan study ke luar negeri dan merintis start-up usaha technopreuner, namun saya masih bingung dalam penentuan fokus studi riset menimbang bagaiamana realitas perkembangan teknologi di indonesia baik ranah Hulu hingga Hilir dalam pembuatan,perakitan maupun inkubator inovasi yang ada di indonesia,

1)Bagaimana saran bapak, terkait contribute innovation, apakah saya harus memulai hal yang baru, atau melanjutkan hal2 yang sudah dikembangkan di indonesia atau yang telah di garap anak2 bangsa (red:nano,ic,4g) step terbaik apa yang bisa saya lakukan?

2) Berbicara tentang kemajuan teknologi di Indonesia, sering kali kita dihadapkan dengan pemikiran2 skeptis, bahwsanya Indonesia selalu tertinggal, kalah, lambat, dalam menghadapi kemajuan teknologi, walaupun tidak bisa dipungkiri tidak sedikit pula putra putri bangsa yang mengharumkan nama bangsa atas inovasi dan temuannya, sebut saja dr khoirul Anwar dengan penemuan 4G, BJ habibe “Mr Crack” dan dr Yogi dengan “Persamaan Helmholtz” yang diklaim dapat menemukan tambang minyak 100 x lebih cepat,

Nah roadmap umum jangka panjang seperti apakah pak yang bisa meyakinkan para pemimpin negeri kita, mahasiswa, bahkan masyarakat awam sekalipun terkait kemajuan teknologi di indonesia, lebih lanjut tentang 5g.
Mengingat timeline IMT 2020 Workplan yang detail bapak paparkan, ‘iklim’ indonesia yang latah teknologi, dan terkesan melulu belum siap,
Maaf jika ada pertanyaan berulang pak 🙂
Terimakasih.

Dr. Sigit :
wah panjang pertanyaannya..
namun saya masih bingung dalam penentuan fokus studi riset menimbang bagaiamana realitas perkembangan teknologi di indonesia baik ranah Hulu hingga Hilir dalam pembuatan,perakitan maupun inkubator inovasi yang ada di indonesia. kalau bingung pegangan. gak usah rumit- rumit, yang penting ita tertarik dan tertantang untuk masuk

1)Bagaimana saran bapak, terkait contribute innovation, apakah saya harus memulai hal yang baru, atau melanjutkan hal-hal yang sudah dikembangkan di indonesia atau yang telah di garap anak-anak bangsa (red:nano,ic,4g) step terbaik apa yang bisa saya lakukan?

sambil banyak berdoa agar ilmunya bermanfaat dan banyak membagun jaringan, karena seperti saya sampiakan tadi … sekarang ini era-nya innovation ecosystem

2) Berbicara tentang kemajuan teknologi di Indonesia, sering kali kita dihadapkan dengan pemikiran2 skeptis, bahwsanya Indonesia selalu tertinggal, kalah, lambat, dalam menghadapi kemajuan teknologi, walaupun tidak bisa dipungkiri tidak sedikit pula putra putri bangsa yang mengharumkan nama bangsa atas inovasi dan temuannya, sebut saja dr khoirul Anwar dengan penemuan 4G, BJ habibe “Mr Crack” dan dr Yogi dengan “Persamaan Helmholtz” yang diklaim dapat menemukan tambang minyak 100 x lebih cepat,

ini harus dibedakan ya pem-bahasa-an di media, dengan pem-bahasa-an di lingkungan akademis, kalau di lingkungan akademis, perlu didetailkan, apa sesungguhnua invention masing-masing, sehingga tidak jadi exxagerated, tapi kalau bicara dengan orang awam sih gpp

Nah roadmap umum jangka panjang seperti apakah pak yang bisa meyakinkan para pemimpin negeri kita, mahasiswa, bahkan masyarakat awam sekalipun terkait kemajuan teknologi di indonesia, lebih lanjut tentang 5g.

Mengingat timeline IMT 2020 Workplan yang detail bapak paparkan, ‘iklim’ indonesia yang latah teknologi, dan terkesan melulu belum siap. khan nggak hanya satu pilihan, meyakinkan pemimpin yang ada atau memilih pemimpin yang bisa diyakinkan atau kita saja yang jadi pemimpin. kalau mahasiswa, tergantung dosen dan kurikulum, relatif bisa diubah ini. karena mahasiswa itu sangat mudah menerima perubahan. tpai harus pilih dosendan guru yang benar. masyarakat awam, ini yang terakhir berubah, karena melibatkan orang banyak. kalau dalam perspektif MoT sebenernya cukup mudah, asal mereka merasakan manfaat teknologi, mereka akanmenggunakan. pragmatis aja

Pertanyaan 7:
Ingin bertanya mengenai kontribusi.
Sebelum memberi kontribusi tentu perlu bekal yang kuat, sumber bekal (belajar) ada di mana-mana, siapapun bisa jd guru. Pertanyaanya, memberi kontribusi untuk negeri sendiri (Indonesia) apakah harus berbekal studi ke LN pak ?

Sebenarnya apakah perbedaan mendasar antara studi d LN dn DN ? Saya amati ada benarnya lulusan LN memag top bgt, mulai dr para pengurus MITI, pengurus Nano Tech dll. Tetapi saya pernah dgr asumsi dr alumni mhs eropa bilang studi d LD dn DN sumber journal/ilmu pengetahuan tidak berbeda.
Oiya, kalo boleh tau apa alasan Bpk pilih tempat studi d Japan ?
Demikian, Terimakasih
Fa

Dr. Sigit :
wah ini pertanyaan menarik, kalau jawabannya apakah DN atau LN dalam konteks geografis, ya gak mutlak juga. tapi umumnya memang dalam menuntut ilmu kita dianjurkan untuk ber-pindah tempat atau berhijrah. coba baca buku perjalanan para ulama menuntut ilmu, mereka selalu berpindah tempat. misalnya Imam Syafii … lahir di Gaza, pindah ke Makkah, terus belajar al Muwatha di Madinah, terus pindah lagi sampai akhirnya di Mesir. Syaikh Badiuzaaman juga, baca lengkapnya di Api Tauhid nya Kang Abik dan banyak sekali contoh2 yang lain ..

perjalanan ulama
via http://www.al-aisar.com

pertanyaan berikutnya khan pindahnya kemana, pindahnya ya ke sumber ilmu. kalau zaman dulu ke kyai utama yang punya pesantren, .. kalalu kita baca perjalanan KH Hasyim Asyhari. kalau sekarang misalnya top-nya riset nano dimana, kita datengin, kita nyantri disana, langsung dapat ilmu dan dapat jaringannya.

misalnya tentang cellular, itu ada pusat-pusat risetnya, dan ada suhu-suhu-nya untuk setiap tema. nah itu kita samperin, kalau ternyata suhu-nya di Indonesia, ya gak perlu keluar. samperin aja.

saya waktu ke jepang juga begitu ..
akhirnya saya pilih tema yang Jepang memang diakui kontribusinya di dunia, dan saya pilih prof pembimbing. yang memang mendapat pengakuan dunia, sehingga dia akhirnya membawa saya ke forum2 yang sesuai dan menggiring saya untuk meniti karir yang sesuai dengan bidang nya.
demikian
wallahu a’lam
judulnya aja rihlah … kalau dirumah khan gak rihlah 😀

baik lebih kurangnya saya mohon maaf dan istighfar kepada Allah. semoga bermanfaat
assalammualaikum wr wb

IH:
Wa’alaykumussalam wr.wb.

About Admin

Admin komunitas MJRS-SJS. Sebuah komunitas yang berupaya membiasakan diri dengan one day one juz + dzikir + Qiyamullail. Selain itu, ada program-program menarik dalam komunitas ini seperti kulsap (kuliah whatsapp), Bedah Buku, Bedah Film dan Kajian Telegram.

Check Also

https://ddsumsel.org

Pengalaman dan Perjalanan 21 Hari Misi Kemanusiaan di Suriah #2

With Theme : Pengalaman dan Perjalanan 21 Hari Misi Kemanusiaan di Suriah (bagian 2) Facilitator ...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *