Home / Dakwah / Jadilah Pribadi Yang Bermanfaat

Jadilah Pribadi Yang Bermanfaat

Jadilah Orang Yang Bermanfaat

Di dalam hidup ini, kita tak perlu berupaya untuk menjadi seseorang yang disegani, apalagi ditakuti. Tetapi jadilah seseorang yang berguna bagi siapa pun di sekeliling diri kita. Kita wujudkan jiwa kepemimpinan dalam diri kita, agar diri kita bisa menjadi seseorang yang menginspirasi orang lain.

Mengapa Harus Menjadi Pribadi Yang Bermanfaat?

Menjadi pribadi yang bermanfaat adalah salah satu karakter yang harus dimiliki oleh seorang Muslim. Seorang Muslim lebih diperintahkan untuk memberikan manfaat bagi orang lain, bukan hanya mencari manfaat dari orang atau memanfaatkan orang lain. Ini adalah bagian dari implementasi konsep Islam yang penuh cinta, yaitu memberi.
Selain itu, manfaat kita memberikan manfaatkan kepada orang lain, semuanya akan kembali untuk kebaikan diri kita sendiri.

Lima Langkah Menjadi Pribadi Yang Bermanfaat

1. Langkah Pertama: Tumbuhkan Kemauan
Kuncinya adalah kemauan. Kemauan kita akan dapat memberikan manfaat kepada orang lain. (1) Jika kita mempunyai harta, kita bisa memberikan manfaat kepada orang lain dengan harta. (2) Jika kita memunyai ilmu, kita bisa memberikan manfaat ilmu kepada orang lain. (3) Jika kita memunyai tenaga, kita bisa memberikan manfaat dari tenaga kita kepada orang lain.
Ini adalah langkah awal. Kita harus memiliki kemauan untuk memberikan manfaat kepada orang lain. Bagaimana pun kondisinya. Jangan malah mencari-cari cara untuk mendapatkan manfaat dari orang lain, bahkan memanfaatkan orang lain.
Jika kita mau, bagaimana pun kondisinya, kita bisa memberikan manfaat kepada orang lain. Bagaimana? Mau atau tidak? Jadi kata kuncinya adalah: kemauan.

2. Langkah Kedua: Take Action Now (Lakukan Sekarang)
Apa yang bisa di lakukan sekarang untuk memberikan manfaat kepada orang lain?
Lihatlah sekitar kita, adakah yang bisa di bantu. Adakah yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki lingkungan, rumah, atau kantor kita? Akan banyak yang bisa kita lakukan untuk memberikan manfaat kepada orang lain.

3. Langkah Ketiga: Biasakanlah Untuk Memberikan Manfaat.
Dan Jadikan Hal Itu (Kegiatan Untuk Memberikan Manfaat) Menjadi Gaya Hidup kita. Jika memberikan manfaat kepada orang sudah menjadi kebiasaan, maka kita sudah mulai menjadi pribadi yang bermanfaat. Pada langkah kedua, baru disebutkan melakukan kebaikan (belum menjadi akhlaq), namun jika sudah menjadi kebiasaan dan menjadi gaya hidup, maka sudah mulai menjadi pribadi yang bermanfaat.

Ini yang kadang-kadang dilupakan orang. Banyak orang yang hanya membahas sampai pada taraf melakukan kebaikan dengan cara membantu orang orang lain. Namun hal itu belum menjadi kepribadian, baru sebatas mau melakukan. Sebuah tindakan, akan menjadi sebuah akhlaq pada saat Anda sudah melakukannya dengan biasa, tanpa memikirkannya terlebih dahulu.

Ketika memberi, belum tentu merupakan kepribadian. Namun jika sudah biasa memberi dan menjadi gaya hidup, barulah disebut kepribadian.

4. Langkah Keempat: Tingkatkan Manfaat Diri
Harus ditingkatkan? Tentu saja! Sebab menurut hadits di atas tidak hanya mengatakan menjadi pribadi yang bermanfaat, tetapi ada kata superlatif, yaitu paling. Artinya kita ditantang untuk menjadi juara dalam kebaikan. Kita harus menjadi yang paling memberikan manfaat kepada orang lain. Bukan sekadar memberikan manfaat.
Bagaimana cara meningkatkan manfaat diri? Ya, kita harus meningkatkan kuantitas dan kualitas kebaikan.

Kuantitas bisa dilihat dari frekuensi dan besarnya apa yang kita berikan kepada orang lain. Sementara kualitas manfaat ditingkatkan dengan cara meningkatkan kualitas diri, yaitu dengan meningkatkan keterampilan dan kemampuan, sehingga apa yang diberikan semakin bermanfaat.

5. Langkah Kelima: Raihlah Manfaatnya Untuk kita Juga
Jangan sampaisampai kita memberikan manfaat kepada banyak orang, tetapi (lupa) tidak memberikan manfaat untuk diri sendiri. Jangan salah faham! Sama sekali tidak mengatakan agar kita berharap dari orang yang kita berikan manfaat. Bukan itu! Namun, yang dimaksud adalah: kita harus menghindari dari semua penghapus pahala amal itu, yaitu: ketidak ikhlasan atau riya.

Jadi, agar kita benar-benar mendapatkan dari manfaat yang kita berikan kepada orang lain, kita harus ikhlas. Ikhlas adalah kunci diterimanya amal. Dan hanya amal yang diterima Allah SWT yang akan memberikan manfaat kepada kita dunia dan akhirat.

Niatkan, bahwa apa yang kita lakukan hanya karena Allah, bukan karena ingin disebut pribadi yang bermanfaat (pujian). Penyakit riya sungguh tidak terlihat, sangat samar, sehingga kita harus hati-hati.

Sekecil apa pun amal saleh kita, Allah akan membalasnya dengan pahala yang sepadan dengannya.

Novita wahyu utami

About Admin

Check Also

Pujian

Hal yang wajar kalau kita sebagai manusia sangat bahagia ketika mendapat pujian. Ini bisa semakin ...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *