Home / Dakwah / KELEZATAN MAKSIAT DAN TAAT

KELEZATAN MAKSIAT DAN TAAT

*Kulsap ODOJ*
Kamis, 11 Juni 2020

KELEZATAN MAKSIAT DAN TAAT

Saya kutip dari tausiah : KH. Hafidz Abdurrahman, MA

Al-Hafidz Ibn al-Jauzi, dalam kitabnya, Shaid al-Khathir, menuturkan bahwa andai saja orang yang melakukan maksiat menyadari, betapa kenikmatan maksiat itu hanya sesaat, kemudian setelah itu dia merasakan akibat kemaksiatannya, yaitu kemurkaan Allah, dosa dan siksa-Nya, maka orang itu tidak akan sanggup melakukan maksiat.

Namun, yang terjadi adalah, orang itu terpesona dengan kenikmatan sesaat. Betapa tidak, orang berzina, hanya bisa merasakan nikmatnya zina saat sebelum dan setelah puncak kepuasan seksualnya. Itu pun tidak lama, tetapi setelah itu dia menderita. Bahkan, aibnya pun tak terperi. Terlebih, jika zinanya itu menghasilkan anak haram, maka beban itu akan ditanggung seumur hidup.

Tetapi, ada orang yang melakukan maksiat, berzina dan berzina, mencuri dan mencuri, makan riba dan makan riba, anehnya tetap merasa tidak ada masalah. Baginya, kemaksiatannya itu tidak ada dampaknya secara nyata dalam hidupnya. Dia pun enjoy menikmati hidup bergelimang maksiat. Apa yang sesunggunya terjadi pada orang seperti ini?

Ibn al-Jauzi memberika jawaban, Kemaksiatan itu diganjar dengan kemaksiatan. maksudnya, ketika orang melakukan satu maksiat, lalu diikuti maksiat berikutnya, maka kemaksiatan berikutnya itu sesungguhnya adalah siksa Allah, tetapi dia tidak merasa, bahwa dia sedang disiksa oleh Allah. Sebaliknya, Kebaikan setelah kebaikan adalah pahala bagi kebaikan itu.

Orang yang melakukan maksiat, terkadang tidak merasa dirinya melakukan maksiat. Padahal, dampak maksiatnya itu membuat hatinya tidak lagi merasakan nikmatnya ketaatan. Dia shalat dan berdoa pun tidak bisa khusyu. Shalat dan doanya pun kehilangan ruhnya, akibatnya shalat dan berdoa, tetapi tidak ada pengaruhnya.

Bagi orang seperti ini, kelezatan munajatnya hilang. Kelezatan shalatnya hilang. Kelezatan membaca al-Qurannya hilang. Kelezatan mengajinya hilang. Dia pun lama kelamaan akan malas munajat, karena tidak merasakan lagi nikmatnya munajad kepada Allah. Dia mulai meninggalkan shalat, karena shalatnya terasa hampa. Dia pun mulai meninggalkan al-Quran, karena baginya al-Quran tidak lagi menarik hatinya. Dia pun malas datang kajian, karena nikmat ketaatannya sirna. Akhirnya, dia pun jauh, dan semakin jauh dari ketaatan.

Maksiat itu telah membunuh kelezatan ketaatannya kepada Allah SWT. Jika kita bisa sudah mulai dihinggapi tanda-tanda tadi, maka waspadalah. Segeralah kembali, sebelum jauh meninggalkan jalan Allah SWT.

Note : setan, jin, iblis Mempunyai visi misi (Al-A’raf 16-17) yang sangat besar untuk menjerumuskan, menyesatkan kita, dan bahkan mampu menjauhkan kita dari Al-qur’anNya.

Maaf bila terdapat banyak salah kata, mohon koreksinya dan maaf kirim kulsapnya telat banget.

Semoga teman-teman semua, comin & sensei, sehat-sehat terus dan selalu dalam lindunganNya. Aamiin Allahumma Aamiin.
Retno ayu ningtyas

About Admin

Check Also

Pujian

Hal yang wajar kalau kita sebagai manusia sangat bahagia ketika mendapat pujian. Ini bisa semakin ...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *