Home / Dakwah / Kisah terbunuhnya abu jahal

Kisah terbunuhnya abu jahal

Kisah ini diceritakan oleh Aburrahman bin Auf pada perang badar.

“Tunjukkan kepada kami di mana Abu Jahal.”

Sekilas jikalau kita membaca pernyataan diatas, yang terlintas di benak kita bahwa  ada seorang pria dewasa yang bernyali besar hendak menantang abu jahal. Mengapa? Karena melihat kondisi pada saat itu, Abu jahal adalah seorang panglima perang kaum musryikin. Lantas benarkah yang mengajukan pertanyaan itu seorang pria dewasa dengan sejuta nyalinya????

Jawabannya BUKAN.

Pertanyaan itu dilontarkan oleh dua orang anak yang berumur belasan tahun yang kala itu berada di tengah-tengah perang badar.

Mereka adalah Muaz bin Amr Al-Jamuh dan Muawwiz bin Afra. Masing-masing berumur 14 tahun dan 13 tahun.

Pada saat ditengah peperangan, Abdurrahman bin Auf didatangi keduanya, lalu meraka memberitahu niat mereka untuk membunuh Abu Jahal.

Dalam keadaan hiruk-pikuk pertempuran, Abdurrahman bin Auf berteriak, “Wahai anak, kamu masih terlalu muda untuk terlibat di peperangan ini, sebaiknya engkau menjauhkan diri dari tempat ini”.

Namun, kedua-dua belia tersebut tidak berganjak malah membalas kata-kata Abdurrahman bin Auf,

“Kami mendapat izin daripada ibu dan ayah kami bagi menyertai pasukan Muhammad,” teriak Muaz.

“Saya datang ke sini hanya untuk membunuh Abu Jahal. Tunjukkan dimana dia?” Kata Muawwiz dengan penuh semangat.

Pada mulanya Abdurrahman bin Auf tidak menghiraukan kata-kata dua remaja tersebut, tetapi Muaz dan Muawwiz terus mendesaknya supaya menunjukkan di mana Abu Jahal dan bagaimana wajahnya. Melihat kesungguhan mereka, Abdurrahman bin Auf terpaksa akur.

“Saya akan tunjukkan kepada kamu di mana Abu Jahal, tetapi boleh tahu apa yang akan kamu lakukan apabila berjumpa dengannya? tanya Abdurrahman bin Auf.

“Ibu saya berpesan jangan pulang ke rumah selagi kepala Abu Jahal tidak diceraikan dari badannya,” jawab Muaz bersungguh sungguh.

“Abu Jahal menghina serta menyakiti Rasulullah, saya ingin membunuhnya,” sambung Muawwiz pula.

Abdurrahman bin Auf tersenyum mendengar kata-kata dari dua orang remaja yang berani itu. Dia berjanji akan menunjukkan Abu Jahal apabila berjumpa.

Pada saat itu, Abdurrahman bin Auf tidak langsung begitu percaya akan kemampuan keduanya, hingga pada saat itu…..

Tiba tiba seorang tentara Quraisy menyerang Abdurrahman bin Auf dari belakang. Muaz dan Muawwiz yang melihat kejadian itu segera bertindak melindunginya. Muaz dengan cepat menebas kaki tentara Quraisy tersebut sehingga menyebabkan dia tersungkur. Muawwaiz pula bertindak menikamnya hingga mati. Melihat insident tersebut, timbul rasa kagum di hati Abdurrahman bin Auf terhadap dua remaja tersebut.

“Tunjukkan kepada kami di mana Abu Jahal,” kata Muaz seolah-olah tidak sabar lagi hendak bertemu dengan ketua pasukan Quraisy itu.

Tiba tiba Abdurrahman bin Auf melihat Abu Jahal sedang berada di bawah sepohon kayu yang agak rendang. Musuh Allah dan Rasul itu menunggang kuda sambil berteriak memberi kata kata semangat kepada pasukannya agar terus berjuang.

“Itulah lelaki yang kamu cari. Tetapi kamu haruslah berhati-hati kerana dia juga seorang pahlawan Quraisy”, kata Abdurrahman bin Auf.

“Terima kasih pakcik. Saya akan dapatkan dia sekarang,” ujar Muaz sambil berlari ke arah Abu Jahal.

“Saya akan membantunya membunuh lelaki yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya itu,” kata Muawwiz juga.

“Berhati-hati kerana dia dilindungi oleh pasukan Quraisy,” pesan Abdurrahman bin Auf. Dia sendiri tidak dapat membantu kerana sedang berhadapan dengan pulushan tentara Quraisy yang menyerangnya.

Muaz dan Muawwiz terus berlari ke arah Abu Jahal yang masih berada di atas kudanya, mereka berlari tanpa menghiraukan keselamatan mereka. Ketika itu, Abu Jahal tidak menyadari akan

kedatangan dua remaja tersebut. Muaz tiba terlebih dahulu namun dia tidak dapat menebas kaki Abu Jahal. Maka, Muaz bertindak menebas kaki kanan kuda yang dinaiki Abu Jahal sehingga menyebabkan kuda tunggangan Abu Jahal jatuh tersungkur.

Abu Jahal turut sama tersungkur ke tanah. Dalam keadaan penuh amarah, Abu Jahal mencuba untuk bingkas bangun tetapi sepantas kilat Muaz menebas kaki kanan Abu Jahal sehingga putus. Muawwiz menyusul lalu memukul kepala Abu Jahal sehingga lemah lunglai.

Ikramah anak Abu Jahal(ketika itu masih belum Islam) kebetulan berada di situ segera menolong dan melindungi bapanya. Ikramah bertindak menyerang balik Muaz dan menebas tangan kiri remaja itu hingga hampir putus, Muaz terjerembab ke tanah. Muaz berusaha lari namun dibiarkan oleh Ikrimah kerana dia melihat Muawwiz menghampiri bapanya untuk membunuhnya.

Maka terjadi pertarungan di antara seorang dewasa dengan seorang remaja belasan tahun. Apalah yang mampu dilakukan oleh Muawwiz selain daripada terus diasak secara agresif oleh Ikrimah tanpa mempunyai peluang untuk menyerang balas. Muawwiz akhirnya syahid di tangan Ikrimah.

Muaz yang berhasil meloloskan diri terus berlari menemui Rasulullah saw. Tetapi, Muaz terasa terganggu dengan tangan kiri beliau yang terkulai ditebas Ikrimah sebentar tadi. Muaz tanpa berfikir panjang terus memutuskan tangan kirinya yang terkulai. Muaz lalu berkata

“Wahai tangan, kamu mengganggu perjalananku untuk menemui Rasulullah”.

Selepas itu, Muaz terus berlari mencari Rasulullah dalam keadaan kesakitan yang amat sangat. Akhirnya beliau berjaya menemui Rasulullah yang pada ketika itu sedang segit bertempur. Tanpa menghiraukan kesakitannya Muaz terus berlari hingga berjaya memeluk Rasulullah saw.

“Wahai Rasulullah, saya dan Muawwiz berhasil membuatkan Abu Jahal cedera parah, tetapi dia masih hidup kerana kami telah dihalang oleh anaknya bernama Ikrimah dan beberapa tentera pasukan Quraisy.” Beritahu Muaz lalu menunjukkan posisi mana Abu Jahal sedang berada.

Nabi Muhammad memanggil Abdullah Ibnu Mas’ud ra yang berada di situ kerana gilirannya mengawal Rasulullah saw. Beliau lalu menyuruh Ibnu Masud mencari Abu Jahal untuk mengakhiri riwayatnya.

“Wahai Ibnu Masud, anak ini memberitahu dia telah membuat Abu Jahal terluka, pergilah dan lihatlah dia disana,” sabda Rasulullah.

Abdullah ibnu Mas’ud segera mencari Abu Jahal. Didapatinya pimpinan Quraisy itu mengalami luka yang cukup parah namun masih bernyawa. Tanpa rasa belas kasihan Abdullah bin Mas’ud menekan leher Abu Jahal sambil berkata,” Wahai musuh Allah dan musuh Rasul-Nya, pada hari ini Allah swt menghinamu.”

“Dengan apa Allah menghina aku? Apakah kerana aku mati ditangan engkau? Tanya Abu Jahal yang masih menunjukkan kesombongannya.

Abdullah ibnu Mas’ud mengangkat pedang hendak memenggal kepala Abu Jahal, tetapi Abu Jahal berujar,”Sebelum engkau membunuh aku, beritahu dahulu pihak mana yang memenangi pertempuran ini, milik siapakah kemenangan hari ini?”

“Pasukan Quraisy kalah, kemenangan itu milik Allah dan Rasul-Nya,” Jawab Abdullah bin Mas’ud.

“Anda dusta wahai pengembala kambing!” kata Abu Jahal yang menunjukkan sikap angkuhnya walaupun situasi sedang genting.

Tanpa ada melengahkan waktu, pedang Abdullah ibnu Mas’ud terus menebas kepala Abu Jahal.

Berita terbunuhnya Abu Jahal dengan cepat disampaikan kepada pasukan Islam. Mendengar berita tersebut, semangat juang mereka semakin membara. Manakala, bagi pihak Musyrikin, berita tersebut menghancur-luluhkan semangat mereka.

Dalam kisah ini ada satu hal yang dapat saya petik pelajaran didalammya.

Bahwa Kekuatan iman dan jihad, ternyata mampu mengalahkan kekuatan musuh, meskipun musuh kita itu adalah individu yang paling hebat dan kejam pada zamannya.

Kisah ini selalu menjadi pembakar semangat saya, dan bahan intropeksi diri jikalau terkadang raga ini dilanda suatu kemalasan.

Mudah-mudahan bermanfaatan.

Assalamu’alaikum wr.wrb.

Aria

About Admin

Admin komunitas MJRS-SJS. Sebuah komunitas yang berupaya membiasakan diri dengan one day one juz + dzikir + Qiyamullail. Selain itu, ada program-program menarik dalam komunitas ini seperti kulsap (kuliah whatsapp), Bedah Buku, Bedah Film dan Kajian Telegram.

Check Also

Pujian

Hal yang wajar kalau kita sebagai manusia sangat bahagia ketika mendapat pujian. Ini bisa semakin ...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *