Level of Analysis in International Relations
Bismillah
Insyaa allah, saya membawa topik analisa bertingkat dalam penelitian kebijakan luar negeri, berdasarkan kebijakan hubungan internasional
Dalam meneliti sebuah kebijakan, (utamanya di ilmu sosial politik) rasanya, tiap bidang memiliki fokus dan metode nya masing2. Mengapa demikian? Baru2 ini saya mengikuti kelas kebijakan publik dari prodi Administrasi Negara, dan ada perbedaan dalam metode penelitiannya
Di dalam ilmu hubungan internasional sendiri, terdapat beberapa tingkatan analisa kebijakan yang lazim digunakan. Yang saya pelajari dahulu, ada sebagai berikut :
- Level individu
- Level group
- Level kultur dan budaya
- Level Domestik
- Level Media
- Level atribut nasional
- Level regional
- Level sistem internasional
Karena tidak mungkin saya bahas satu per satu, maka saya akan membahas mana yg paling sering dirujuk kala meneliti. Semoga bisa difaham
Analisa bertingkat dalam hubungan penelitian internasional dapat dimaknai sebagai sarana memahami lebih lanjut seputar kebijakan dari penguasa. Seperti yang kita tahu, bahwa dalam menetapkan kebijakan, penguasa punya banyak cara dan prosedur dalam penerannya. Ada beragam unsur, mulai dari presiden, menteri, dlsb. Termasuk kabinet, korporasi, dan konglomerat bermain didalamnya
Saya ikhtiarkan untuk membahas tingkat analisa yg paling jamak.
Diantara tingkat analisa yg paling jamak, adalah analisa terkait individu, grup, negara/regional, dan terakhir, adalah tentang media. Nama yang disebut terakhir merupakan tingkat analisa yang baru dan sedang hype di lingkung global
Pertama. Level individu
Analisis kebijakan dengan menggunakan tingkat individu, sangat efektif untuk meneliti kebijakan dari negara2 yang memiliki kondisi pemimpin negara atau supreme leader yang cemderung dominan. Walau jarang ditemui, namun di era kekinian masih dapat ditemui di sebagian kecil negara. Salah satu yang paling populer, adalah Korea Utara, dan Amerika Serikat
Seperti diketahui banyak orang, negara tersebut kini memiliki pemimpin yang sangat dominan. Bahkan, sekedar cuitan di twitter milik Trump dipagi hari selepas duduk di toilet, dapat menjadi sebuah kebijakan luar negeri. Begitu pula dengan Kim. “Keceplosannya” seorang kim dapat menjadikan ucapannya sebagai kebijakan luar negeri.
Sehingga, bilamana hendak meneliti kebijakan luar negeri dari kedua negara tersebut, salah satu langkah yang bisa membantu adalah mengumpulkan data terkait pemimpin negara tersebut. Mulai dari cuitan, pidato, hingga video2 yang memuat wawancara bersama tokoh tersebut. Besar kemungkinan, itulah yang jadi kebijakan luar negerinya. Pada kasus trump, hal ini dapat dilihat di kebijakan imigran dan perbatasan meksiko, serta pemindahan kedutaan amerika serikat di palestina, dari tel aviv ke al-quds
Kedua, level analisis group
Lagi2, amerika serikat dapat menjadi contoh untuk menganalisa kebijakan menggunakan level analisa group. Salah satu sebabnya, adalah, kuatnya kultur kepartaian di amerika. Di sana, hanya mengenal beberapa partai saja, sehingga tidak sulit untuk menentukan arah kerja partai dan punggawanya ke depan. Group yang disini dimaksud, adalah group yang menjadi “lingkaran” dari seorang pemimpin. Misalkan, seorang presiden sangat mendengar masukan dari menterinya, dan/atau wakilnya, dan lain sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat campur tangan orang lain dalam proses penentuan kebijakan. Sehingga, tidak bisa menjadi patokan untuk menilai kebijakan hanya dari personal individu saja
Ketiga, level regional dan sistem internasional
analisis kebijakan level ini, jamak digunakan untuk mengkaji kawasan. Contohnya, negara pasifik. Mayoritas merupakan negara kepulauan dan negara dengan luas wilayah yg kecil, dengan jumlah penduduk yang tidak banyak. Negara2 seperti Nauru, Kiribati, Tuvalu, Tonga, Mikronesia, Palau, akan cenderung kooperatif terhadap kebijakan2 menyangkut mitigasi bencana alam, pariwisata, dan pengelolaan wilayah. Sedangkan, negara dengan wilayah yang besar dan punya penduduk banyak, seperi india dan indonesia, akan fokus thd kebijakan pengelolaan sdm, atau upaya penataan wilayah. Kesenjangan ekonomi dan slum area, bisa menjadi fokus permasalahan dan mayoritas kebijakan yg diambil oleh negara tsb
Terakhir, level media
Pesatnya media dan perkembangannya, menuntut gerak tanggap dari penguasa agar beradaptasi dengan hadirnya media. Sebagai contoh, film rambo dengan pemeran sylvester stallone, tampil bak pahlawan kala memerankan seorang tentara yang berjuang dengan senapan mesin ditangan kala perang pecah di Vietnam. Padahal, keadaan aslinya adalah, amerika serikat bisa dibilang kalah telak dalam perang vietnam. Amerika kehilangan banyak tentara dan operasi militernya gagal di vietnam. Pun begitu dengan adanya film seputar perang teluk dan perang gurun, yang kemudian menghasilkan AlJazeera effect dan CNN effect. Dan aksi2 militer amerika lainnya, tak luput dari peran media untuk “membentuk opini publik” terhadap hasil2 operasi militer Amerika Serikat sehingga hasilnya, amerika dapat dianggap sebagai “pembawa kedamaian” pada seluruh dunia
Terima kasih banyak atas perhatiannya dan mohon maaf atas kekurangannya