Tentang sukses, katanya banyak yangg bilang kalau sukses itu berbanding lurus dengan usaha…
Kurvanya naik, biasanya yg jadi contoh pada kuadran I, itu kalau persamaan garisnya y=x
Tapi, taukah? Ada kurva di kuadran yg sama yg signifikan kenaikannya. Buat saya, sebenarnya sukses itu seperti kurva x^n pada kuadran yg sama.
Coba kita bayangkan kurva sederhana ini, berbentuk huruf U kan ya? Lalu kita fokus pada posisi x dan y yang positif…maka, setiap n dalam persamaan tersebut dertambah, maka sketsa nya semakin naik signifikan, dan artinya, jika y itu adalah sukses dan x adalah usaha, maka sukses itu tidak selalu betbanding lurus dengan usaha. Jadi sebenarnya, sukses itu tergantung seberapa banyak faktor x yg diusahakan. Bukan usaha itu sendiri. Faktor x itu, bisa jadi adalah doa orang tua, amalan-amalan rahasia, atau bahkan keikhlasan dan kesabaran dalam menjalani tiap episode hidup. Saat memaafkan kesalahan, saat tersenyum tulus pada saudaranya, saat membuang sampah di hadapan meski bukan sampah milik kita, atau mungkin saat tetap berusaha husnudzon ketika Allah uji harapan kita. Mungkin faktor x itu yg membuat Allah ridho..
Dan banyak sekali faktor x yg kita bahkan tak menyadarinya. Karena, rezeki itu -termasuk sukses dalam suatu hal yg diharapkan- adalah hal misteri yg hanya Allah yg tau jalan terbaiknya. Bukankah Hajar pun harus berlari-lari antara shafa marwah untuk mendapatkan apa yg diharapkan, yg ternyata Allah hadirkan lewat jalan lain yg tak terduga. Jadi, tentu saja, ia bukan hanya bergantung dari usaha kita saja, sejauh mana dan sekeras apa. Tapi seikhlas apa dan se-percaya apa kita pada takdir2 terbaik milik Allah…
Karena ternyata, faktor x itu adalah hal yg tak pernah kita bayangkan sebelumnya. Yang dengannya, ternyata, membuat Allah ridho dengan tiap lelah yg diusahakan. Bukankah tiap kebaikan yg kita usahakan, kembali pada kita adalah kebaikan? Qs. Al isra: 7. Selamat memperbanyak faktor x, dan membuatnya bernilai berlipat2 di hadapan Allah..
Mari sama sama belajar istiqamah meliatgandakan faktor x.
1 november 2015, Annisa fahmiati nurzaman
