Home / Hikmah Kehidupan / Persamaan BKP dan Liqo’

Persamaan BKP dan Liqo’

Persamaan BKP dan liqo’

Sebelumnya background saya di Bimbingan dan Konseling. Orang biasa sebut guru BK. Kebetulan juga saya pernah ikut rohis. Jadi saya ikut halaqah nya atau yang biasa disebut liqo’.

Mengapa ini penting, karena yang saya bahas adalah tentang kesamaan metode liqo dengan salah satu layanan di BK. Pertama saya bahas adalah layanan bimbingan konseling yang jarang guru BK praktekan yaitu BKP (bimbingan kelompok).

Bimbingan kelompok ini tidak bisa semua orang lakukan. Ia harus dipimpin oleh seorang konselor atau kalau di sekolah adalah guru BK dan biasa di sebut Pemimpin kelompok (PK). Untuk pesertanya disebut anggota kelompok (AK) adalah 8 sampai maksimal 12 orang. Melingkar.
Isi dari BKP ada 4 tahap:
– Pembentukan
– Peralihan
– Kegiatan
– Pengakhiran

Tahap 1 lebih ke pembentukan bonding (jika kelompok baru) atau penjaminan hub baik jika kelompok lama. Kenalan dan menanyakan kabar menjadi ciri di tahap ini.

Tahap 2 masih lanjutan dari tahap 1 biasa diisi permainan sederhana untuk mencairkan suasana kelompok.

Tahap 3 adalah tahap inti. Dalam hal ini biasanya berisi materi yang akan dibahas. Penentuan materi ada 2 jenis. Bisa bebas alias dadakan saat itu juga. Atau bisa di tentukan sebelumnya (biasa disebut topik tugas). Pembahasan materi ini ditentukan dari analisis DCM (daftar cek masalah). Jadi anak-anak yang punya masalah sejenis dikumpulkan dan ditentukan materinya. Misal masalah positif dan negatif internet. Nah di sini diharapkan adanya dinamika kelompok. Setiap peserta bisa ikut aktif dalam diskusi. Sehingga mereka paham apa yang sudah dibahas. Kemampuan seorang PK sangat penting untuk memoderatori kegiatan ini sehingga semua AK terlibat aktif.

Tahap 4 adalah pengakhiran yaitu simpulan dari topik /materi yang sudah dibahas. Diakhiri dengan doa.
Biasanya juga sebelum dia ada game kecil untuk merilekskan kondisi AK. Juga disepakati untuk pertemuan BKP slanjutnya. Atau jika pembahasan tadi terlalu panjang untuk dibahas dipertemuan selanjutnya. Ada juga lembar evaluasi (layseg dan layjapan) yang diberikan ke AK untuk mengukur kegiatan yang sudah dilaksanakan.

Trus kesamaan nya dimana? Wkwk. Ya metode internalisasi nilai ini yang hampir sama. Dengan kelompok kecil yang hampir mirip-mirip. Tahapan juga hanya pada aspek Qur’an yang menjadi pembeda.

Sifat seorang konselor juga sangat da’i banget. Misal altruis. Kemudian ada unconditional positive regard. Honesty. Warm. Dll. Ada satu lagi layanan di BK yang hampir sama dengan BKP. Namun jumlah pesertanya lebih kecil. Yaitu 4 sampai maksimal 6 orang. Namanya KKP. Konseling kelompok. Prinsipnya orang yang dikumpulkan adalah yang punya masalah yang hampir sama. Sifatnya: Masalah yang harus diselesaikan bukan sekedar pengetahuan umum seperti BKP.
Ouh iya di KKP ada asa kerahasiaan. Agar apa yang dibahas tidak bocor. Kan kasian udah curhat sampe kejer. Trus dibocorin temennya. kulsapnya itu aja yah.

Kesimpulannya menurut saya hampir sama antara BKP dengan liqo’ dan juga profesi BK ini deket banget dengan da’i. Barangkali jadi pada melirik BK wkwk.

Syarif Hidayatulloh

About Admin

Check Also

Sandwich Generation yang Merdeka

Sandwich Generation yang Merdeka Disadur dari Webinar Financial Yaumi Indonesia, narasumber Kak Kaukabus Syarqiyah, SE., ...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *