Home / Pengetahuan Umum / Potret Pendidikan Indonesia

Potret Pendidikan Indonesia

potret pendidikan indonesia- mjr-sjs
via http://indonesiayoungprogress.org

Bismillah

Sejenak melihat potret pendidikan di Indonesia dengan kacamata akademisi. Femomena perubahan kurikulum di dalam sistem pendidikan di Indonesia bukanlah menjadi sesuatu yang dianggap positif dalam perkembangan kemajuan pendidikan. Banyak yang menganggap perubahan kurikulum di Indonesia sebagai akibat dari kepentingan politik para penguasa sehingga seakan rata-rata ganti menteri pendidikan ganti kurikulum. Oleh karena itu dengan anggapan tersebut kita menjadi tertutupi hal positif dari sebuah perubahan kurikulum.

Kita tak menafikan bahwa sifat manusia tidak akan lepas dari hal yang praktis, ekonomis, cepat, dan senang dalam zona yang nyaman. Adanya perubahan menjadikan presepsi reaksi yang kontra produktif. Hal ini terjadi saat kita berbicara tentang kurikulum terĺebih dalam ujian nasional per masing-masing level pendidikan. Kebijakan ujian nasional hampir tiap tahun berubah entah sitem pelaksanaan, skor nilai kelulusan, bahkan sampai pada penambahan / pengurangan mata pelajaran. Hampir tiap tahun juga terjadi kecurangan proses ujian nasional, kebocoran soal UN, dan kesalahan penilaian. Hal ini pun seakan berlalu begitu saja. Setelah diadakan ujian nasional, pemerintah belum pernah mengumumkn secara resmi hasil ujian nasional secara nasional yang menunjukan potret hasil pendidikan, belum lagi peringkat pendidikan Indonesia dibandingkan dengan peringkat pendidikan luar negeri.

Namun saya tidak akan membahas detail tentang kurikulum yang baik dan ujian nasional. Masing-masing kita tentu bisa menyikapi dengan bijak bagaimana seharusnya pelaksanaan kebijakan kurikulum yang baik serta ujian nasional.

Secara umum semua proses pendidikan adalah mengacu pada tujuan pendidikan nasional yaitu menurut “Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dengan melihat tujuan pendidikan nasional tersebut, maka kita sudah bisa menilai apakah kurikulum yang diterapkan sudah sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan Indonesia?. Kemudia  alat evaluasi berupa ujian nasional apakah sudah bisa menggambarkan capaian tujuan nasional pendidikan.

Saudaraku semua mungkin hal inilah yang kurang ditekankan pada sitem pelaksanaan pendidikan diturunkan ke visi misi sekolah sampai pada tataran pelaksanaanya. Jika mulai dicetuskan pendidikan karakter di era tahun kurikulum terbaru sebenarnya sudah tertinggal secara waktu dengan melihat UU no 20 tahun 2003.

Kemudian jika di lihat dari sisi pelaku tetap pendidikan adalah pendidik dan tenaga kependidikan. Mulai beberapa tahun belakang dan tahun-tahun kedepan sudah mulai adanya peningkatan kualitas SDM guru terutama. Memang tantangan terberat adalah banyak pertentangan dari guru-guru yang sudah dalam zona nyaman. Mari kita ambil sisi positifnya dengan beberapa program sertifikasi, PLPG, UKG, SM3T dan lain sebagainya adalah hal positif untuk bisa lebih maju dan meningkat secara kualitas.

Itulah sekilas yang saya gambarkan tentang hakikat sebenarnya mengenai sistem pendidikan. Semoga dengan adanya perubahan kurikulum, adanya kebijakan ujian nasional dan perangkat peningkatan kompetensi guru dapat bertahap mencapai tujuan pendidikan nasional yang hakiki.

Dalam hal ini Allah meninggikan derajat orang beriman dan berilmu. Salah satu saranya dengan pendidikan. Ingat juga bahwa Setiap orang beriman pasti akan di uji di titik terlemanya supaya Allah mengetahui siapa yg beriman siapa yg berdusta. Menjadi manusia terdidik tidak hanya dilihat dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan saja kan tetapi iman serta karakternya yang menjadi teladan dengan selalu memberikan manfaat bagi sesama. Orang-orang yang mendapat nobel adalah orang yang berjasa dengan orang lain sesuai sabda Rasul yaitu bahwa sebaik-baik manusia adalah manusia yg bermanfaat bagi orang lain”.

Heru, 14-11-15
@depok

Diskusi :

JR : Klo ttg sertifikasi guru itu gmn? Apakah itu bs memacu menaikkan kualitas pendidikan? Atau itu cuma memberatkan dan atau cuma formalitas aja?
JR : Nyambung gak ya pertanyaannya?
ES : Ayo dimulai lagi diskusinya yes
ES : Jangan kebanyakan geje yes
H: Iya. Klo sertifikasi . Niat pemerintahnya si bagus buat ningkatin kualitas guru..
Akan tetapi model yang diterapkan sekarang kurang sesuai dengan karakter orang Indonesia zaman sekarang..
Cz grafik perkembanganya hanya naik sesaat dan ketika kembali turun drastis bahka bisa jadi ga lagi berkualitas..
Lha yang orang pendidikan aja dulu sangat idealis, saat jadi birokrat akan mengikuti sistem, susah jadi idealis..
Butuh effort besar,,,
#plotical will
H : Solusinya lebih nyiaapin yg muda2…melalui PPG
Yang tua akan berguguran seiring waktu
H : Red (yg g susah utk berubah)
JR : Sistem sertifikasi itu untuk yg muda2 jg kan bang?
H : Iya namanya guru dalam masa jabatan cpns 200an kbwh
H : Yg muda disini yg sy maksud yg fresh graduate
H : Blm jadi guru
JR : Jujur saya pernah kerja di salah satu lembaga yg ngurus sertifikasi ttg guru itu, tp sepengematan saya bnyk hal yg dibutuhkan untk peningkatan sertifikasi itu bkn dikerjakan oleh si guru itu, melainkan oleh mentor pendampingnya
JR : Memang gak seluruh lembaga begitu, tp ketika lembaga itu udh mulai idealis guru2nya malah yg mulai pindah ke lembaga yg lebih bisa memudahkan sertifikasinya
JR : Itu salah sypa yak?
ES : Salah sistem dan orangnya..
ES : Sistem kita menuntut hasil jangka pendek, jadi inginnya serba instan
ES : Dimana2 kurikulum itu bersifat jangka panjang, yang diperbaiki sddikit2 menuju satu titik mendekati kesempurnaan
ES : Yang kita lakukan sekarang ini adalah setiap ganti pemimpin, semua langsung dirombak
ES : Padahal seharusnya cukup diperbaiki saja mana yang kurang tanpa merubah backbone nya
Es : Dimana2 kurikulum gak ada yang sempurna
Es : Ini tergantung tempat, waktu dan orang
ES : Jadi kita harus bisa menyesuaikan diri dengan ketiga hal itu
ES : Orang bilang Finlan bagus sistem pendidikannya..
ES : Tp kita mengadopsi itu pun hasilnta yidak akan sama. Kenapa? Jumlah orang ina jauh lebih buanyak dibanding sana..
ES : Maksudnya.. jumlah orang ina jauh lebih banyan dibandingkan jumlah orang finland..
Es : Menjiplan apa adanya saja gak mungkin bisa
Es : Jepang sanga ketat pula dalam seleksi tiap tahapan. Juku atau bimbel di sana juga bertebaran sebagai persiapan untuk masuk ke perguruan tinggi. Hal yg sama ada juga di korea dan taiwan.
Es : Ini sebetulnya mirip dengan ina juga..tetapi kenapa hasilnya gak sama dengan di Ina?
ES : Itu krn kita yg inginnya serba instan tadi itu. Gak ada yg namanya improvement. Yang ada adalah merubah semuanya. Guru tidak siap dengan perubahan yang sedemikian cepat, jadi murid yg jadi korban.
ES : Kita mau berkiblat ke finlan, jepang, amrik, eropa atau manapun ok saja. Tapi itu harus dilakukan bertahap dan terstruktur.. dan selalu ada improvement
ES : IMO
H : Sepakat sensei,,. instan n cepet ini jadi dilema.. Masalah pendidikan  Terjadi mal praktik uji coba kurikulum…
Belum di laksankan menyeleuruh eh,,udah ganti…n gantinya seakan g paha bgian yg d ganti..

Kok guru2nya gitu sih, Memang gak seluruh lembaga begitu, tp ketika lembaga itu udh mulai idealis guru2nya malah yg mulai pindah ke lembaga yg lebih bisa memudahkan sertifikasinya
ES : Sertifikasi guru ini setahu saya sudah berkali2 dilakukan dengan berbagai macam jenis. Adik saya menglami hal itu
ES : Setiap 5 tahun pasti harus ikut sertifikasi lagi.
ES : Tapi beda sistem. Ini khan habis di cost saja.
ES : Ditambah lagi guru2 yg ada sekarang aebagian besar malas2 untuk belajar. Mereka bilang ke murid2nya bahwa belajar adalah seumur hidup sepanjang hayat dikandung badan. Tetapi mereka sendiri tidak melakukannya. Ini jadi dilema
ES : Ditambah lagi tidak sedikit kepala sekolah yang tidak begitu paham pendidikan. Jadi kepsek karena kepangkata nya sudah cukup. Jadilah hanya menjalankan rutinitas.
ES : Klo kepsek nya begitu, bagaimana dengan guru2nya? Bagaimana pula dengam.output di murid2nya?
ES : Ini turun temurun bertahun2.
H : Administrsi pembelajrn juga terlalu ribet..Buat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Aja copas dr tahun ke tahun sama..n g sering d pake,,,Bagus jg namanya Lesson study di jepang . Yg bs ngeliat siswa per individu
ES : Jaman saya SD dulu..ada namanya buku penghubung.
ES : Skrg apakah masih ada atau tidak saya gak tahu.
ES : Di jpg masih ada yg spt itu..saat SD
W : Isinya gimana sensei buku itu?
ES : Jadi ortu dan guru berkomunikasi via penghubung
DW : Saya ada 1 koleksi potret pendidikan di korea selatan..
DW : Pendidikannya keren abis..
DW : Semua proses dimulai dari kualitas guru
DW : Diceritakan bahwa guru ini telah menghafal semua kepribadian muridnya dengan semua data lengkap sebelum bertatap muka
DW : Ini saya sadari banget setelah pertemuan kelas pertama dimulai
DW : Semua murid bertanya kenapa gak ada sesi perkenalan?
DW : Hari pertama di kelas ini,nyaris semua murid melapor ke semua walinya untuk memecat guru ini?
DW : Karena di hari pertama kerasa kualitas kelas sederajat SD persis seperti aturan kehidupan dunia nyata
DW : Mulai dari penunjukan ketua kelas lewat ujian di hari pertama
DW : Dan yang nilai terkecillah yang akan jadi ketua kelas..
DW : Why?
DW : Karena ketua kelas lah yang punya tanggung jawab menyiapkan semua yang di perlukan semua murid lainnya..
DW : Mulai menyiapkan sarapan di dapur sekolah
DW : Membersihkan kelas
DW : Mengatur kelompok2 di kelas
DW : Membersihkan wc
DW : Etc
DW : Dan ini sesungguhnya bentuk pendidikan sesungguhnya dari seorang guru buat kelas di korsel di cerita ini
DW : He..nyaris gak ada di Ina ya?
DW : Bahkan kalo di Ina,orang pada berlomba mau menjadi ketua kelas..
DW : Seakan mereka bakal nyantri dan terkenal kalo udah jadi ketua kelas?
DW : Padahal ketua itu yang sebenarnya digambarkan di cerita tersebut bebannya..
DW : Di ending ceritanya,guru ini di pecat..dengan polemik internal pendidik yang bermuara ke sistem/kekuasaan..
DW : Yang buat saya merinding dari kisah ini,si guru sempet di opname pasca pingsan saat berdiri di kelas..karena menunggu muridnya
DW : Dan semua guru lainnya penasaran mau lihat rumah guru ini..
DW : He..tetiba saat sampe di rumahnya…
Semua guru cuma bisa melongok..
Karena 1/3 isi rumahnya tersusun rapi buku..
DW : Dan semua hasil barang rampasan dari muridnya ia susun rapi di dalam kantong beserta tanggal dan nama pemilik barang
DW : Dan oleh2 guru ini buat para guru lainnya adalah catatan lengkap biografi,progress,bakat,kekurangan,hobi,dan data lainnya yang lengkap dari masing2 muridnya..ada dalam 1 buku catatan tebal
DW : Yang saya soroti lainnya adalah output muridnya..nyaris semua murid adalah orang elit di wilayah korea
DW : Dan punya tipikal anak mama..
DW : Di akhir kelas saat tidak bersama guru ini lagi..
DW : Semua murid super aktif,memiliki mimpi yang tajam,sportif,dan kompak sekelas dalam bertindak
DW : Dan yang terpenting hilang kebiasaan untuk saling “membully” yang memang menjadi problem aktivitas anak dimasa itu
RR : Nanya mas heru, dkk. Sertifikasi guru ini termasuk buat yang di pesantren gak ya? Kabarnya Ada penyetaraan pendidikan buat yg jebolan pesantren, madrasah, dll.. di sistem pendidikan ina sekarang
JR : Salah satu contoh sistem belajar di jelaskan DW itu kayaknya udh mulai jalan di sekolah2 IT.. Iya kan?
DW : Ya,ini mungkin bentuk ikhtiar mengarahkan ke sistem Islam yang sesungguhnya telah baik mas Jamal

About Admin

Admin komunitas MJRS-SJS. Sebuah komunitas yang berupaya membiasakan diri dengan one day one juz + dzikir + Qiyamullail. Selain itu, ada program-program menarik dalam komunitas ini seperti kulsap (kuliah whatsapp), Bedah Buku, Bedah Film dan Kajian Telegram.

Check Also

Sejarah Kopi

COFFEE AND HISTORY Sejarah kopi tentang dari mana dan siapa penemunya memang tidak diketahui pasti. ...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *