Home / Hikmah Kehidupan / Sabar Dalam Menuntut Ilmu

Sabar Dalam Menuntut Ilmu

belajar ilmu
belajar ilmu via http://www.insanmadinah.com

Terkadang kita merasa dalam hidup ini mudah sekali untuk menyerah, terlebih ketika kita dihadapkan pda proses mencari ilmu. (#pengalaman pribadi). Proses kehidupan adalah proses pembelajaran dimana seluruh tubuh kita digerakkan untuk mencari ilmu dan belajar dari apa-apa yang datang menyapa hidup kita (baik manusia, hewan, tumbuhan, bahkan benda-benda yang tak bergerak) semuanya adalah ladang ilmu yang wajib kita pelajari dan amalkan.

Kehidupan ini adalah tempat pembelajaran yang sesungguhnya. Seperti kata dosbing saya, bahwa ketika kita belajar sosiologi sesungguhnya kita belajar dari kehidupan secara keseluruhan bukan hanya masyarakat. Kehidupan ini adalah tempat kita mencari ilmu untuk bekal ketika suatu hari nanti kita pulang kerumahNya. Maka sudah sejauh mana kita mempersiapkan ilmu-ilmu yang telah kita pelajari, ilmu-ilmu yg telah kita bagi, dan sikap yg telh kita berikan sebagai pencari ilmu. Dalam proses mencari ilmu tentunya kita dihadapkan dengan berbagai macam ujian dan cobaan, berbagai macam kesedihan, dan berjuta kebahagiaan. Orang-orang yang mencari ilmu sudah sejatinya memiliki kesabaran seluas lautan, setinggi langit, sesejuk angin, dan sehangat mentari yang menyinari perut bumi. Untuk itu para pencari ilmu harus memahami betul pentingya kita belajar menuntut ilmu. Dalam sebuah nasihat Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik kepada kedua putranya tentang pentingnya mencari ilmu.

” Wahai anakku carilah ilmu karena ilmu bisa mengangkat rakyat bawahan menjadi terhormat, seorang budak bisa melampaui derajat para raja”

Bahwa orang-orang yang mencari ilmu adalah orang-orang yang akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT.

Namun banyak kasus yang menimpa para pencari ilmu ketika mereka dihadapakan oleh suatu permasalahan, atau hambatan yang meluluhlantahkan semangatnya dalam mencari ilmu. Seperti contoh kasus, #pengalamanlagi.

Mahasiswa tingkat akhir adlah mahasiswa yg selalu disibukkan dengan membaca, menulis, meneliti, dan revisi, dan (sensitif kalo ditanya kapan lulus)  selalu berputar seperti itu siklusnya. Ketika sudah sampai pada titik skripsian, disinilah para pencari ilmu diuji dari mulai revisian tiada akhir (salah lagi, salah mulu, salah terus), membaca jurnal bahasa asing, menunggu dosen yang tak kunjung datang, harus penelitian ulang, hingga ngedown karena dosen pembimbing killer . Pada satu titik mahsiswa akan lelah dan menyerah dengn kondisi yang kritis. Nah kondisi inilah yang mudah sekali menjadi penghambat untuk gerak langkah selanjutnya, sehingga otak kita akan berfikir hal-hal yang terjadi pd kita adlh musibah dan petaka #innalillahi. Padahal sehrusnya kita mampu berfikir secara jernih dgn hati yang bijak, bahwa apa-apa yang terjadi pada kita itu semuanya adalah materi pembelajaran yang tidak ada SKSnya, materi pembelajaran yang diukur oleh mentalitas, sebagai bekal masa depan. Bisa jadi ketika dosbing kita menyuruh kita revisian terus menerus, harus penelitian ulang, menunggu revisian berbulan-bulan, itu semua adalah cara Allah meningkatkan kemampuan kita untuk menulis, meningkatkan kemampuan kita untuk menganalisis dan berfikir, dan menjadikan skripsi kita sebagai mahakarya yang luar biasa #aamiin.

Maka satu hal yang harus kita tanamkan adalah sabar dalam mencari ilmu. Sabar adalah sebuah kesadrn bahwa hal yang menyakitkan dihati apapun bentuknya bukanlah sebuah petaka melainkan semua itu adalah bentuk cobaan yang melahirkan satu keyakinan bahwa hidup ini adalah perjalanan yang didalamnya ada ujian dan cobaan, dimana keduanya merupakan bentuk kasih sayang dan perhatian Allah kepada manusia. Dengan itu kita bisa lebih banyak belajar dan lebih bijak dalam memenej otak dan perasaan, bukan lantas disesali dgn frustasi, melainkan kita harus lapang dada, ikhlas menerima dan tetaplah berusaha sekuat tenaga. Kuncinya sabar adalah mentalitas. Maka untuk para pencari ilmu yg saat ini sdng dirundung duka, dilanda kagalauan akut, sedang berada pada titik jenuh, mulai lelah dan lapar, kembalilah kepada:

(Q.S Al-Baqarah : 45)
“Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, dan sesungguhnya yg demikian itu sangat berat, kecuali bgi orang-orang yang khusyu’.”

Jadi tetaplah bahagia bagi para pencari ilmu, karena Allah telah berfirman dalam surat (Q.S Yunus : 58) yg artinya :
“katakanlah : dengan karunia Allah dan rahmatNya, hendaklah dengan itu mereka (orang yg berilmu) bergembira, karena Allah dan rahmatNya itu adalah lebih baik dari apa (kemewahan duniawi yang dikumpulkan oleh manusia).”

Purwokerto, 9 Maret 2015

About Admin

Admin komunitas MJRS-SJS. Sebuah komunitas yang berupaya membiasakan diri dengan one day one juz + dzikir + Qiyamullail. Selain itu, ada program-program menarik dalam komunitas ini seperti kulsap (kuliah whatsapp), Bedah Buku, Bedah Film dan Kajian Telegram.

Check Also

Sandwich Generation yang Merdeka

Sandwich Generation yang Merdeka Disadur dari Webinar Financial Yaumi Indonesia, narasumber Kak Kaukabus Syarqiyah, SE., ...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *