Home / Hikmah Kehidupan / Salah Paham Bersosial Media

Salah Paham Bersosial Media

Percaya atau tidak, media sosial yang diharapkan mendekatkan yang jauh justru kadang menjauhkan yang dekat. Tak ayal, kerap kali terjadi kesalahpahaman, bahkan terhadap sobat karib sekalipun.

11-59-51-th

Fenomena 1: Telepon Gak Diangkat, Pesan Gak Dibalas Padahal Online

A mengirim pesan via WA kepada si B. Beberapa jam ditunggu si B tak membalas pesan si A. Akhirnya, si A marah dan merasa dikecewakan sebab yang ia tanyakan merupakan hal urgent namun tak segera dibalas. Padahal si B sedang online. A yang saat itu panik akhirnya menjadi begitu marah kepada B.

Nah di posisi ini kadang kita langsung ambil kesimpulan, Halooo. Ini penting loh. Masa gak dibales-bales. Kesel weh.. pas dibutuhin malah ngilang, udah kaya avatar aja.

Fenomena 2: Saling Sindir Via Status Tapi Bilangnya Reminder

Menjaga kepercayaan orang lain itu emang sulit ya, tapi sayang ya gak semua orang yang sama-sama memulai mau untuk sama-sama mengakhiri, Reminder.

Ceritanya nyindir yang kagak aktif di organisasi dan gak pernah muncul padahal update status mulu.

Fenomena 3: Kagak Pasang Emot dan Jarang Muncul di Grup Dibilang Cuek Amat

A: Gais temen kita ada yang menang lomba nih

B: Wah keren bet uwuww

C: Barakallah

D: Sip

Ih apaan itu si D, udah jarang muncuk di grup trus kagak pernah pake emot or stiker-stiker gitu, cuek amat

Fenomena 4: Terlalu Baik Dianggap Suka, Bikin Baper

A adalah mahasiswi baru di salah satu perguruan tinggi. Sebagaimana ciri khas maba yang banyak penasaran, akhirnya dia memutuskan untuk nanya ke si B yang merupakan kakak tingkat di jurusannya. B menjawab setiap pertanyaan dengan sangat detail, fast respon, bahkan tak jarang sampe kasih semangat. Lama-laam si A jadi baper dan berkesimpulan Duh, kakak ini baik bet sama aku, jangan2 dia suka lagi heheh. Duh calon suami idaman.

Sebenarnya masih banyak kesalahpahaman lain yang bisa saja timbul akibat komunikasi di medsos. Padahal, coba deh kita pandang fenomena tadi dari sudut yang lain. Lets see the new insights

Di fenomena 1, positif thinkingnya bisa jadi si B memang sedang sibuk dan ada keperluan lain yang membutuhkan fokus tinggi, kuliah daring misalnya, jadi dia online tapi keadaanya gak memungkinkan buat balas pesan itu sekarang.

Fenomena ke-2, bisa jadi yang lain gak aktif karena sinyal atau sedang ada masalah yang membuatnya kehilangan semangat.

Fenomena 3, positif thinkingnya: oh dia memang anaknya gak suka basa-basi dan to the point. Mungkin juga dia gak pernah pake emot karena gak terbiasa.

Fenomena 4, nih gais, perhatiin ya hehe.. hati-hati sama modus via dunia maya, atau jangan-jangan kita yang terlalu baperan, bisa jadi beliau memang baik kepada semua orang, bukan cuma ke kita aja. Hayo crosscheck lagi gih.

Pada dasarnya, memang percakapan tanpa bertemu langsung sering menghasilkan sesuatu yang ambigu.

Nah.. trus gimana dong cara kita menghindari salah paham di dunia maya?

Tips ini mungkin bisa kita coba:

Jaga komunikasi dan budayakan konfirmasi. Meskipun kita itu orang yang paling dingin sedunia, tetep usahain konfirmasi ketika kita gak bisa membersamai agenda, apalagi sekarang marak sekali agenda online. Tujuannya untuk menghindari yang lain berprasangka. Ohh iya btw, ini juga salah satu bentuk kontribusi kita loh. Dulu, interviewer saya saat wawancara MITI KM pernah bilang hehe, Kalo udah di MITI, jangan malu untuk berkontribusi, apapun itu. Bahkan sekadar jawab salam di grup atau kirim emot. Entah kenapa perkataan ini begitu membekas dalam ingatan saya hehe.

Ingat selalu kebaikannya, kita kadang terlalu fokus pada keburukan sehingga melupakan hal baik yang sebenarnya ada. Bukankah Allah juga memerintahkan kita untuk tidak berburuk sangka (suudzon).

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.(Q.S. Al-Hujurat:12)

Ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, kemudian Allah mempersatukan hatimu, lalu jadilah kalian orang-orang yang bersaudara, karena nikmat Allah. (QS. Ali imran: 103)

Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya. (QS: Al-Araf: 201).

Mari kita memohon ampun dan selalu meminta perlindungan Allah SWT. Sungguh, al insaan mahalul khata wan nisyan. Manusia itu tempatnya salah dan lupa. Termasuklah yang menulis ini.

Semangat berbenah, jangan lupa istigfar.

wallahualam bishowab

Maya Sari Syama

About Admin

Check Also

Sandwich Generation yang Merdeka

Sandwich Generation yang Merdeka Disadur dari Webinar Financial Yaumi Indonesia, narasumber Kak Kaukabus Syarqiyah, SE., ...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *