Home / Hikmah Kehidupan / Sempurna Menyayangi

Sempurna Menyayangi

ibu
ibu via harajukuindonesia.wordpress.com

Wajah polos itu menatapku, sambil tersenyum tipis. Namun, beberapa saat kemudian dia terdiam dan tampak lesu. Raut mukanya, yang tiba-tiba memerah, nampak ia ingin berteriak “aku ingin sesuatu”, tetapi ia gagal menyampaikan dengan bahasanya.

Bola matanya sudah nampak berkaca-kaca, pertanda ia akan segera meluapkan emosinya dengan cucuran air matanya, lalu barulah aku tersadar, “dia butuh bantuanmu, mendekatlah, dan sapalah dia”,

Lalu, segera aku mendekatinya, dengan senyuman, lalu menyapanya lembut, “Dek, sayang, ada apa?? Kegerahan kah?? Laper?? Oke yuuk, sama amah…” ajakku saat itu.

Lalu, segera kuraih badannya yang masih tergeletak di kasur, sebelum tangisnya mulai meleleh. Sayang sekali, hanya dalam hitungan detik, tangisnya sudah memecah keheningan rumah. Bahkan sukses membangunkan bundanya yang saat itu sedang rehat.

Iya, Sang bunda langsung mendekat dan segera mengambil alih posisiku saat itu.

Kuamaati dari jauh, tangisan sang anak semakin pelan.

Apa yang aku lihat?

Iya, ada ‘adegan alamiah’ sang ibu yang sedang asyik bercakap cakap dengan sang anak, dengan senyumannya, dengan pelukannya, dengan segala kehangatannya.

Mata sendu sang ibu yang baru saja terbangun pun cepat sekali berubah, seakan sudah tak ada kantuk lagi yang menghampiri.

Iya.. begitulah sang ibu..

Kasih sayangnya sempurna, sepanjang masa. Ia sesosok yang mengajak kita berbicara di saat kita belum mampu berucap, bahkan di saat kita masih di dalam rahimnya.

Ia adalah sosok yang tak pernah tega mendengar tangisan sang anak, Ia adalah sosok yang sangat ahli menenangkan kita di saat raga ini jenuh, bosan, dan ingin berteriak sekencang kencangnya,

~~~~

Tiba-tiba, ingatan ini berputar arah, teringat masa lalu antara ibu dan aku,

Ibu, sesosok ini sukses menuangkan cucuran air mata ketika mengingat masa lalu yang pernah menyia-nyiakan perintah ibu untuk membantunya.

Pernah sengaja tak bersegera mengangkat telepon atau membalas sms darinya di kala raga ini sibuk dengan aktivitas duniawi.

Pernah sengaja tak bersegera pulang di saat liburan kuliah panjang, karena altivitas kampus yang menumpuk.

Padahal dia sangat rindu dengan kehadiran sesosok anak kecil nya ini, meski hanya cukup dengan mendengar suaranya dari kejauhan, atau membaca rangkaian kalimat dari anaknya pada layar kaca handphone nya.

Ibu, maafkan anakmu yang belum maksimal membuatmu bahagia, atau sekadar tersenyum di setiap waktumu.

Terimakasih ibu, doaku untukmu tak pernah lupa aku selipkan dalam doa-doaku.

~~~

Ibu, sesosok yg tak pernah bisa kudefinisikan dengan sempurna, mungkin karena aku belum sempurna menyayanginya, sedangkan Ia sangat sempurna menyayangi kita…

by: Hesti Khuzaimah Nurul Yusufiyah

About Admin

Admin komunitas MJRS-SJS. Sebuah komunitas yang berupaya membiasakan diri dengan one day one juz + dzikir + Qiyamullail. Selain itu, ada program-program menarik dalam komunitas ini seperti kulsap (kuliah whatsapp), Bedah Buku, Bedah Film dan Kajian Telegram.

Check Also

Sandwich Generation yang Merdeka

Sandwich Generation yang Merdeka Disadur dari Webinar Financial Yaumi Indonesia, narasumber Kak Kaukabus Syarqiyah, SE., ...

2 comments

  1. Semoga kita senantiasa ikhtiar untuk sempurna menyayngi. Terimakasih Heskuz….

Leave a Reply to woro Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *