Home / Dakwah / Siklus Perubahan

Siklus Perubahan

Siklus Perubahan

Dalam perang Uhud Ummat Islam dipimpin oleh Rasulullah SAW (Seorang Nabi), namun tetap saja Ummat Islam mengalami kekalahan, bahkan salah satu kekalahan telak dalam sejarah Islam. Pun ternyata, tidak menjadi jaminan kemenangan bagi pasukan perang walaupun ada Rasulullah SAW disana.

Ini menjadi pertanyaan yang sangat fundamental, yang mungkin tidak terucap pada waktu itu tetapi menyetuh dasar aqidah. Alquran memberikan sebuah jawaban ataupun pesan atas pertanyaan ini yang kini menjadi sebuah studi bagi kita setelah pasukan Rasulullah kalah dalam perang Uhud.
Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah Q.S Al-Imran: 137.

Bahwa ada sebuah Sunnah/kaidah yang dulu telah berlaku pada zaman sebelumnya, yang dalam hal ini adalah kalah dan menang. Disambung dalam ayat selanjutnya.
Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); Q.S Al-Imran:140

Itu adalah sebuah siklus dalam hidup manusia, dalam berbagi aspek kehidupan yang bisa menjadi sebuah studi bagi kita. Menang ataupun Kalah adalah hal yang biasa dan sudah menjadi sunnatullah yang harus dihadapi kita sebagai manusia, bahwa kekalahan itu ada sebabnya namun kemenangan itu juga ada syaratnya.

Studi terpenting bagi kita adalah muhasabah (evaluasi), bahwa apa sebab kita mengalami kemunduran/kekalahan, sehingga pada masa mendatang kita bisa mengantisipasi agar tidak terjadi lagi dan dibarengi dengan Studi pemenuhan syarat untuk meraih kemenangan itu.

Hampir dalam seluruh aspek kaidah itu dapat kita tarik sebagai studi kita, sebagai contoh adalah keberhasilan dan kegagalan dalam perjalanan hidup manusia. Yang mungkin ada proses pergantian disana, sukses yang diawali dengan kegagalan, atau kesuksesan yang berakhir pada keruntuhan. Tidak menjadi jaminan kita bersama siapa hari ini, kita anak siapa, karena Islam mengajarkan syarat dan sebab itu bukan personalitas/figur.

Itulah kenapa ada kaidah, ketidak berkahan dalam suatu keluarga, lingkungan, atau jamaah itu tidak ditentukan oleh satu orang disana, tetapi seluruhnya memberikan peran. Dan luaran dari studi ini agar kita bisa mengintervensi masa depan, dan bisa meraih capaian kesuksesan tanpa harus melalui kegagalan, karena sudah cukup kita belajar dari kegagalan orang-orang terdahulu kita, mengantisipasi agar tidak terjadi lagi (gagal/kalah) atau minimal bisa mempertahankan kemenangan itu.

Salam..
Indra Lasmana Tarigan

About Admin

Check Also

Pujian

Hal yang wajar kalau kita sebagai manusia sangat bahagia ketika mendapat pujian. Ini bisa semakin ...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *