Home / Diskusi Pakar / TERAFULK Megantara Design “Poros Maritim, Potensi dan Rintangan”

TERAFULK Megantara Design “Poros Maritim, Potensi dan Rintangan”

Kaharuddin Djenod:
via http://blogs.itb.ac.id

Seperti biasa komunitas ini tiap bulannya ada diskusi pakar. Kali ini temanya “Poros Maritim, Potensi dan Halangan” yang langsung dimoderatori Sensei Edi Sukur Founder ODOJ MITI MJR-SJS.


Sensei Edi Sukur:

Assalamu’alaikum wr.wb. Alhamdulillah malam ini kita bisa menjalani lagi tatsqif kita. seperti yang telah saya umumkan kemarin, malam ini kita kehadiran Narsum seperti profil yang sudah saya kirimkan kemarin. Orang keren yang super keren. Dr. Kaharuddin Djenod, M.Eng. Beliau rekan saya saat di Jepun dulu, walau jarak memisahkan kami ribuan km. malam hari ini beliau akan menyampaikan tema “Poros Maritim, Potensi dan Halangan”, agar tidak berpanjang lebar, saya persilahkan langsung kepada pak Kahar untuk memulai..

Kaharuddin Djenod:

Assalaamu’alaikum wr wb.

Kita buka dengan Al Fatihah …dan dengan shalawat kepada Rasulullaah SAW, para sahabatnya dan para pengikutnya. Sebagaimana dengan spesialisasi ana dibidang perkapalan, ana ingin membawa kita semua, berenang mengarungi lautan potensi maritim. Mulai dari zaman nabi-nabi terdahulu, hingga masa kini dan masa pemerintahan jokowi dengan jargon POROS MARITIM.

Yang pertama adalah perintah Allah SWT Wasna’ilfulka bi a’yunina wawahyiina. Nabi Nuh AS diperintah Allah SWT dengan perintah “Bangun Bahtera itu dengan Petunjuk dan Wahyu Kami.” maka tidak dengan meminta dispensasi, karena infrastruktur yang tersedia hanya kayu dan batu. Beliau, Nabi Nuh AS, membuat dengan peralatan yang sederhana dan dengan pengikut yang sangat sedikit.  Padahal kapal yang diperintahkan harus mampu mengangkut semua makhluk Allah secara berpasang-pasangan. Maka, dengan kesabaran dan keyakinannya atas perintah Allah SWT. Bahtera yang digambarkan dalam tafsir Ibnu Katsir memiliki panjang 1000 hasta. Berhasil berlayar, menyelamatkan sebagian umatnya dan binatang-binatang, membentuk satu peradaban yang benar-benar baru diatas dunia ini.

Satu gambaran dari Allah SWT, ketika akan membentuk peradaban dengan tingkat DUNIA, digambarkan dengan alat utama yaitu Kapal Nabi Nuh AS. Nabi Nuh AS, tidak membangun bahtera itu dengan segala kemudahan, tapi melalui kesulitan yang sangat sulit kita bayangkan. Bagaimana tidak, kapal 1000 hasta adalah kapal yang kalau dikonversikan ke ukuran sekarang adalah kurang lebih 500m. Dan kapal yang bisa menyamainya, baru ada 1-2 saja dalam sejarah kapal dunia. Dan itu dikerjakan dengan infrastruktur yang sangat lengkap. Crane sampai 1000 ton.. SDM Ahli ribuan orang..SDM pekerjaan jutaan orang..bahkan sekelas kapal Titanic saja hanya 273 m atau sekelas USS Abraham Lincoln 420m.

Hanya dengan kayu dan batu, dan dengan umatnya yang sedikit. Tapi dengan Keyakinan dan Kesabaran, Nabi Nuh AS berhasil membuatnya dalam waktu 100 tahun. Dan ini diikuti oleh perubah-perubah peradaban sesudahnya. Perubah peradaban berikutnya adalah Rasulullaah SAW, dengan peradaban Islamnya. Meskipun ketika masa Rasulullaah SAW dan Khulafaur Rhasyidin belum menggunakan teknologi perkapalan karena masih pada batasan daerah Arab dan Afrika Utara, tetapi ketika Islam akan menunjukkan level Peradabannya bukan saja milik orang-orang Arab. Maka peristiwa pertama yang disajikan oleh para mujahid-mujahid pemberani adalah penaklukan Cordoba.

 Faisal Anggi: Jadi sebagai patokan itu 100th atau bisa kurang dari itu sensei?

 Kaharuddin Djenod: Bisa jadi kurang, karena itu hanya riwayat yang disadur oleh Ibnnu Katsir.

Pada penaklukan Cordoba, kekuatan para mujahid diangkut oleh kapal-kapal  hingga sampai ke gilbraltar. Dan kapal-kapal ini, bukan buatan negeri luar, tetapi buatan sendiri negeri islam pada waktu itu. Itu terjadi pada sekitar tahun 711M. Dan yang lebih menghebohkan lagi, ketika Islam lebih memperlihatkan kekuatannya adalah yang disebutkan oleh Rasulullaah SAW 800 tahun sebelum kejadian “Bahwa Konstantinopel akan jatuh di tangan kaum mulsimin, yaitu ketika dipimpin oleh sebaik-beik Amir dan sebaik-baik tentara”.

Dan hadits itu terealiasasikan di tahun 1453 oleh Muhammad Al-Fatih! Tapi, persiapan untuk mencapai hadist tersebut tidak dengan usaha yang setengah2. Al-Fatih beberapa tahun sebelumnya, sudah memerintahkan industri2nya untuk membuat KAPAL PERANG dengan kecepatan 100 buah dalam setahun. Ini bukan kekuatan yang bisa dipandang sebelah mata, 100 kapal perang dalam setahun. Ini sudah menunjukkan kekuatan Industri maritim dan ketinggian ilmu dan teknologi pada waktu itu. Meskipun dengan hanya kapal perang saja tidak cukup. Allah SWT masih menguji kaum muslimin pada waktu itu dengan keputusasan dan bayangan kegagalan. Dan Hanya dengan Kesabaran dan Keyakinan saja, akhirnya Konstantinopel berhasil jatuh ketangan kaum muslimin. Setelah dalam 1 malam mendorong puluhan kapal perangnya melewati gunung untuk bisa menembus garis pertahanan benteng konstantinopel. Dan itu membutuhkan pengorbanan yang tidak terkira.

Bayangkan saja, Gunung yang dilalui kapal-kapal itu memiliki jarak yang sangat jauh. Saya mencoba berjalan kaki menyusurinya saja, akhirnya putus ditengah jalan karena jauhnya. Apalagi kalau harus dilalui dengan membawa kapal-kapal yang beratnya masing-masing ratusan ton. Tetapi Allah SWT sudah menetapkan Sunnatullaah Nya, hanya pengorbanan yang besar dan kesabaran yang tidak berbatas sajalah. (Bukit gakata itu Jaraknya kurleb 7-8 km).

Yang akan memberikan hasil dengan yang akan mampu merubah peradaban. Kejadian fenomenal ini pada abad ke 15. Dan diikuti oelh Inggris di akhir abad 16 mulai membangun kekuatan insdustrinya terutama kekuatan Industri maritimnya. Dan ini juga diikuti oleh negara-negara Eropa. Sehingga pada abad-abad selanjutnya, Inggris dan Eropa mampu menguasai dunia dengan kapal-kapal perang dan kapal-kapal dagangnya. Di abad ke 19, USA dan Jepang mengikuti Inggris.

Kejadian-kejadian sejarah ini menjadi contoh bagi kita dimana pada zaman modern ini mengikuti Mitsubishi, Mitsui, Kawasaki yang Industri berakar dari Industri Maritim dan berkembang menjadi Industri disemua bidang. Maka Korea dengan Hyundai, Samsung dengan Daewoo, dan China dengan Industri2 maritim. Sedang memproses negeri2nya menjadi penguasa2 peradaban pada masa yang akan datang.

Nah kita masuk ke Negeri kita …

Maka Indonesia degan Mega-Potensi Lautnya seharusnya sadar diri. Bukan berbangga diri dengan jembatan Suramadu nya yang katanya Terpanjang di Dunia. Bukan fisiknya, tapi masa pembuatannya, atau dengan rencana jembatan Selat Sunda yang kabarnya akan memakan 270 Triluin. Padahal itu semua domain dari Industri Galangan Kapal. Yang harusnya bangun dulu industri kapal nya atau seperti pak Habibie dengan 2 pilar utamanya IPTN dan PT.PAL mewakili 2 industri yang maritim dan dirgantara. Baru kemudian bangun jembatan-jembatan raksasa fisik dan finansialnya dengan infrastruktur galangan2 yang ada.

Indonesia memiliki 240 galangan kapal, 90% adalah galangan kecil yang hidup hanya dari repair2 kapal. Selebihnya yang besar2 adalah galangan kapal BUMN atau galangan kapal BUMS (Milik Singapore). Dari sisi yang lain nilai ekonomi perkapalan Indonesia di Oil & Gas 90% lebih lari keluar negeri tanpa bisa kita cegah. Maka, 240 galangan yang ada mereka hanya mampu makan kue-kue ekonomi yang kecil.

Karena apa? Ada 3 penyebab :

  1. Tidak adanya dukungan Pemerintah

Ada kebijakan yang menjadi pembunuh Insdustri perkapalan yaitu bea masuk dan PPN yang justr dikenakan ketika pemilik kapal membeli kapal baru dari galangan kapal Indonesia. Dan Bea Masuk dan PPN NOL ketika membeli dari Luar Negeri.

Kebijakan pembunuhan ini, Alhamdulillaah dimasa pemerintah sekarang sudah ada langkah untuk menghapus Bea Masuk dan PPN.

  1. Belum adanya dukungan Perbankan

Pembiayaan kapal tidak bisa dijalankan dengan kolateral/jaminan dari kapal itu sendiri. Padahal nilai kapal itu dibandingkan dengan mobil atau tanah (jaminan yang dituntut perbankan Indonesia) tidak ada apa-apanya. Harga kapal 100 milyar misalnya apa harus dimiliki dengan jaminan satu pulau ?

  1. Atmosfir perbisnisan perkapalan Indonesia yang belum kondusif. 

Pertanyaan 1:

Assalamu’alaikum, Pak Kahar.. salam kenal, sy Dinia (Teknik Sipil, Keairan msh mahasiswa). Poros maritim merupakan pemikiran yg luar biasa.. dan tampaknya bukan hal yg mudah..

  1. Mau nanya, sejauh ini bagaimana kesiapan Indonesia sendiri, sudah sampai apa?
  2. Hal pertama apa yg perlu disukseskan menuju keberhasilan proyek “poros maritim” ?

Kaharuddin Djenod:

  1. Poros maritim merupakan langkah besar yang akan memakan waktu puluhan tahun, maka berharap bisa terealisir pada pemerintahan sekarang akan sangat mustahil. Tapi, dari keputusan2 yang sudah dikeluarkan oleh Menko Maritim, sudah menunjukkan trend yang sangat baik. seperti rencana penghapusan bea masuk dan PPN. Tentunya ini harus diikuti oleh perbaikan-perbaikan unsur kebijakan lainnya.

Persiapan di bidang Infrastruktur masih belum terlihat dengan jelas. Seperti program tol laut, masih belum menemukan corak yang sesuai dengan kebutuhan. Ini merupakan langkah yang harus ditempuh utk mewujudkan Tol Laut. Dan ini sudah saya presentasikan di Unhas, Unhalu dan ITS 4-5 tahun yang lalu.

  1. Langkah pertama yang harus disukseskan adalah, membangun kembali pasar dalam negeri. Pasar dalam negeri yang ada hingga saat ini, 75% lebih masih lari keluar negeri. Maka kalau saja pemerintah bisa menjaga pasar ini, dan mempersilahkan industri dalam negeri untuk mengambil pasar tersebut, maka 240 galangan yang ada, tidak perlu lagi mengais-ngais kue ekonomi sisa.

Pasar dalam negeri kita sangat besar, kebutuhan 250 kapal antara tahun 2005-2015 akhirnya hanya bisa dipenuhi tidak sampai 50 kapal saja oleh Galangan dalam negeri. Selebihnya dan itu merupakan kapal-kapal dengan nilai finansial tinggi yang high-technology kembali menjadi milik asing terhormat.

Dinia S2 UGM:

Tapi jangan-jangan kebijakan pemerintah yg seakan akan membawa ekonomi kita ke pasar bebas juga strategi ke arah situ.

Kaharuddin Djenod:

Ya, Pasar Bebas itu merupakan tamparan keras Industri dalam negeri.

Pertanyaan 2:

Sejak dahulu negeri kita dikenal sebagai surganya para pelaut-pelaut andal. Bahkan pendahulu kita sempat menguasai beberapa daerah laut karena kekuasaannya di dalam kelautan ini. Pertanyaan saya, faktor-faktor apa saja yang menyebabkan perubahan paradigma rakyat di negeri kita ini sehingga menjadi negeri yang memprioritaskan darat? Apa terjadi kesalahan kebijakan kelautan oleh pemerintah rezim terdahulu?

Terkait mukadimah tentang kapal-kapal umat Islam yang bapak ceritakan, apakah ada teknologi maritim khas yang ada pada kapal-kapal umat Islam pada zaman dahulu kala yang membedakan antara kapal-kapal yang dimiliki umat Islam dengan bangsa-bangsa Eropa dan lain lain? Apakah teknologi khas tersebut masih digunakan hingga sekarang?

Terkait pelaksanaan tol laut pak. Sebenarnya berapa sebenarnya jumlah kebutuhan kapal di Indonesia yang diperlukan saat ini untuk menyokong program tol laut? kemudian berapa jumlah kapal yang bisa diproduksi oleh galangan kapal di Indonesia per tahunnya? Apa yang seharusnya menjadi prioritas Indonesia saat ini untuk melaksanakan program tol laut?

Dimas Prabu – Universitas Telkom

Kaharuddin Djenod:

Ketika masih di zaman majapahit dan sriwijaya, kita justru jaya dengan kelautan kita. Jales veva Jaya mahe dan itu masih terbawa di zaman bung Karno dengan reminder beliau dengan Industri Maritim dan Disrgantara kalau Indonesia ingin menjadi bangsa yang besar. Tetapi ketika masuk ke era orde barunya pak Harto, semua kebijakan pemerintah dan pembentukan mindset KITA ADALAH NEGARA AGRARIS dengan program-program pertaniannya yang dikedepankan.

Dan meskipun pada zaman pak Habibie MARITIM dan DIRGANTARA ini kembali diangkat tapi belum mampu merubah paradigma NEGARA AGRARIS tersebut. Dengan penyusunann MP3EI yang masih berpandangan “Laut adalah penghalang” dan juga dengan program-program jembatan-jembatan raksasa.

Kebutuhan akan kapal2 yang dibutuhkan utk mewujudkan Tol Laut. Perbandingannya seperti berikut:

Kalau Jembatan Selat Sunda yang efektif hanya akan menghubungkan 4 propinsi saja, menghabiskan 270 Triliun. Maka Tol Laut hanya membutuhkan 50 Triliun dan itu sudah akan menghubungkan seluruh kota2 di seluruh Indonesia. Tidak perlu lagi kita bersusah payah membangun trans Sulawesi yang sudah berjalan 20 tahunan tapi masih belum tersambung. 50 Triliun ini sudah termasuk dengan biaya “bagi-bagi” utk orang-orang yang masih mau makan uang rakyat !

Kalau tentang kapal khas Islam secara teknologi tidak ada perbedaan tapi secara fungsional ada. Sebagai contoh konsep kapal Haji yang sedang saya susun secara teknologi sama dengan kapal pesiar lain tapi secara fungsional berbeda jauh satu untuk ibadah, satu untuk plesir + maksiat.

Pertanyaan 3:

“Saat itu umur Nuh 600 tahun, 2 bulan, 17 hari. Kemudian terbelah mata air dan dibukalah tingkap2 langit”, dan pada hari itulah terjadi suatu katastrofi. (Disadur dr Kitab Kejadian 7:11 berbahasa Ibrani). Umat Nuh mencapai rerata usia diatas 900 tahun dengan seseorang bernama Metusalakh yang tertua 965 tahun. Dan Umat Muhammad berusia jauh lebih pendek namun (mungkin) level ilmunya setara dengan mereka yang berumur panjang. Kisah Al Fatih yang sanggup membuat 100 kapal dalam 1 tahun dengan umat Nuh AS yang membuat 1 kapal dalam ca. 100 tahun berdasar penuturan Pak Kahar diatas jadi acuan saya.

Apakah ilmu itu tetap? Yang berubah metodenya (krn ketersediaan bahan baku, sdm, dll)? Atau Allah lebihkan umat Muhammad atas urusan tersebut? Menurut Bapak?

Wawan-UGM

Kaharuddin Djenod:

Ilmu itu tetap, karena semuanya bersumber dari Allah SWT. Tapi penguasaan ilmu dan teknologi yang berubah naik turun seperti gelombang. Dan pada umat Nabi Muhammad ini, ilmu dan fasilitas diberikan Allah SWT dengan banyak kemudahan2. Kalau Jepang ketika membeli 2 kapal selam dari belanda untuk pertama kalinya dan dibongkar untuk dibuat kapal selam made in jepang, 5 tahun mereka mencapai ini. Padahal komputer belum secepat sekarang.

Kalau saat ini kita diberikan amanah utk membangun kapal selam itu Insya Allah 3 tahun kita sudah bisa membuatnya. Belum lagi teknologi material dan fasilitas lainnya yang sudah sangat maju. Berikutnya terkait kapal haji, sayang kalau antum semua hanya menginginkan naik kapal tersebut. Tapi harusnya antum semua harus INGIN memiliki kapal haji tersebut, karena konsep kapal haji itu adalah milik umat. Lain waktu kita bahas tentang konsep kapal haji milik umat tersebut ya.

Pertanyaan 4:

Membaca kisah diar pak Kahar membuat saya teringat perjuangan pak Habibie dengan pesawat terbangnya. Sepengetahuan saya, awalnya didukung penuh oleh pemerintah namun akhirnya agak disia-siakan.

Berdasarkan pengalaman bapak membangun industri kapal laut, saya ingin bertanya:

  1. Apa motivasi terbesar bapak membangun industri kapal laut d indonesia
  2. Adakah bentuk dukungan dr pemerintah untuk memudahkan usaha bapak? Dan sebaliknya, apakah hambatan (jika ada) dr sistem d pemerintah terhadap usaha bapak?
  3. Apa tips/nasehat dr bapak untuk kami generasi muda yg msh belajar untuk tetap semangat mempertahankan impian kita

Terima kasih pak, Suci, ilmu gizi UI

Kaharuddin Djenod:

  1. Motivasi saya membangun industri kapal laut di Indonesia tidak ada ! Kecuali bahwa ini adalah ilmu yang dimanahkan Allah SWT kepada saya. Kecuali bahwa keyakinan saya akan kebangkitan harga diri umat Islam bisa dicapaikan selain dengan Keimanan dan juga PERSIAPAN yang menjadi Fardi ‘Ain sebagaimana di dalam surat Al-Anfal ayat 60 dan Persiapkanlah olehmu dengan kekuatan apa yang kamu miliki baik dari kuda-kuda perang yang ditambat. Yang dengan persiapan itu kamu MENGGETARKAN Musuh-musuh Allah SWT dan Musuh mu.

Persiapan apa yng bisa membuat mereka bergetar ???? tidak ada kecuali kekuatan teknologi seperti kapal nabi Nuh, Al-Fatih. Ini salah satu persiapan yg menjadi impian anak saya yang masih berumur 5 tahun. Dan itu sudah saya presentasi didepan para Jendral dari KemHan dan Mabes AL di Akademi Angkatan Laut di Surabaya. Alhamdulillaah, mereka kaget dan terkesan dengan desain ini. Tapi, hanya sebatas itu. Selanjutanya apa yang terjadi rahasia negara !

Sehingga akhir 2014 secara resmi saya mengundurkan diri sebagai Ketua Konsorsium Pengembangan Kapal Selam Nasional. Awal 2014 ketika budget pengembangan kapal selam keluar, malah semakin terlihat orang-orang yang hanya melihat PROYEK dengan Kertas MERAH. Saling sikut dan saling rebut. Maka pilihan mengundurkan diri adalah yang terbaik bagi saya.

Tapi bukan berarti saya mundur dari Idealisme saya membuat Perispaan2 itu. Sekarang saya sedang menyiapkan beberapa langkah utk melakukan Persiapan2 itu. Dengan saya membuat Laboratorium Kapal pribadi di surabaya meskipun masih sangat sederhana, tapi mimpi yang membalutnya sangat besar.

Dan doa-doa pada shalat-shalat malam para pelaku penelitian didalamnya yang akan membukakan jalan untuk mendapat Ridlo Allah SWT. MITI Klaster Mahasiswa sebenarnya potensi Riil yang bisa juga menjalankan ini. Maritim dan Perkapalan meliputi seluruh keahlian. Itu kenapa menjadi Industri prioritas disemua negara maju.

Ayo MITI Mahasiswa buat gerakan riil membentuk negara maritim Indonesia yang bisa mengangkat harga diri umat Islam di Indonesia dan di dunia.

Sebagai penutup, saya hanya mengingat QS 8:60 itu adalah kewajiban kita semua.

Sensei Edi Sukur:

Kalau mengikti diskusi sejak awal, terus kita tarik mundur dengan diskusi2 sebelum ini, kita boleh bangga dan bersyukur karena kita masuk diantara orang-orang yang serius ingin meluruskan negara ini. Semoga antum semua yang 20-30 tahun lagi akan menjadi orang-orang kunci, akan tetap mengingat diskusi kita di sini dan tetap ingat akan idealisme yang kita jaga.

Kaharuddin Djenod:

Haik.. Untuk yang lain, kalau ada yang masih ingin ditanyakan dan ingin kontak, silahkah langsung japri ya. Email saya ada di kaharuddin_djenod@terafulk.com

About Admin

Admin komunitas MJRS-SJS. Sebuah komunitas yang berupaya membiasakan diri dengan one day one juz + dzikir + Qiyamullail. Selain itu, ada program-program menarik dalam komunitas ini seperti kulsap (kuliah whatsapp), Bedah Buku, Bedah Film dan Kajian Telegram.

Check Also

https://ddsumsel.org

Pengalaman dan Perjalanan 21 Hari Misi Kemanusiaan di Suriah #2

With Theme : Pengalaman dan Perjalanan 21 Hari Misi Kemanusiaan di Suriah (bagian 2) Facilitator ...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *