
Singkatnya miskonsepsi itu kesalahan dalam memahami dan memandang BK di sekolah. Kejadian ini sering terjadi. Baik oleh orang tua, siswa bahkan oleh guru-guru dan perangkat sekolah. Yang sedang hitz di film Dilan. Tahu tokoh guru BK yang namanya Suripto yah? Bagaimana coba profil yang disajikan di film itu? Tokoh guru BK ini digambarkan galak. Suka semena-mena. Singkatnya, seolah seperti polisi sekolah atau mungkin dulu waktu jaman sekolah, ada yang pernah di potong rambutnya sama guru BK. Atau di potong celananya karena di bawah lutut (SMP negeri). Atau guru BK bawa penggaris? Buat memukul yang kuku nya panjang, dan masih banyak lainnya.
Nah itu contoh-contoh miskonsepsi di BK
Kalo Versi Mbah Prayitno ini saya rangkumkan ada 15 miskonsepsi yang sering terjadi:
1.Bimbingan dan Konseling disamakan atau dipisahkan sama sekali dari pendidikan.
2.MenyamakanpekerjaanBimbingan dan Konseling dengan pekerjaan dokter dan psikiater.
3.Bimbingan dan Konseling dibatasi pada hanya menangani masalah-masalah yang bersifat insidental.
4.Bimbingan dan Konseling dibatasi hanya untuk siswa tertentu saja.
5.Bimbingan dan Konseling melayani orang sakit dan/atau kurang/tidak normal..
6.Pelayanan Bimbingan dan Konseling berpusat pada keluhan pertama (gejala) saja.
7.Bimbingan dan Konseling menangani masalah yang ringan.
8.Petugas Bimbingan dan Konseling di sekolah diperankan sebagai polisi sekolah.
9.Bimbingan dan Konseling dianggap semata-mata sebagai proses pemberian nasihat.
10.Bimbingan dan konseling bekerja sendiri atau harus bekerja sama dengan ahli atau petugas lain
11.Konselor harus aktif, sedangkan pihak lain harus pasif
12.Menganggap pekerjaan bimbingan dan konseling dapat dilakukan oleh siapa saja
13.Menyama-ratakan cara pemecahan masalah bagi semua klien
14.Memusatkan usaha Bimbingan dan Konseling hanya pada penggunaan instrumentasi
15.Menganggap hasil pekerjaan Bimbingan dan Konseling harus segera terlihat.
Guru BK di sekolah punya 4 fungsi yaitu:
1.Fungsi pemahaman (orientasi)
2. Fungsi pencegahan (preventif)
3. Fungsi penanganan (kuratif)
4. Fungsi pengembangan dan penyaluran (karir)
Fungsi yang pertama, biasanya mengenalkan siswa dengan keadaan sekolah. Mulai dari bangunan. Kepala sekolah dan jajarannya. Sampai model pembelajaran di sekolah tersebut. Fungsi yang kedua pencegahan. Bisa bekerjasama dgn pihak luar seperti BNN (narkoba), polisi (berkendara), dan lainnya. Fungsi penanganan. Nah ini yang sering orang salah mengira. Disangkanya BK itu ya hanya mengurusi masalah saja. Kalo ada siswa dipanggil guru BK seolah siswa itu pasti bermasalah. Padahal hal itu belum tentu. Karena ada fungsi yang keempat yaitu pengembangan dan penyaluran. Jadi bisa saja siswa di panggil guru BK karena siswa itu berprestasi.
Jadi intinya, guru BK di sekolah selama ini masih banyak yang salah memandang. Beberapa sekolah menganggap tidak penting. Sampai guru BK tidak diberi jam khusus. Beberapa lagi menganggap semua orang bisa jadi guru BK. Jadi dengan alasan mengejar jam mengajar untuk sertifikasi, maka guru agama, guru olahraga atau guru apa saja dianggap bisa mengajar BK. Maka terjadilah “mal praktik” di sekolah.
Ada juga kesiswaan yang melibatkan guru BK dalam penanganan anak “nakal”. Ya tadi bawa penggaris. Gunting dll. Marah-marah pada siswa. Padahal sejatinya bukan itu tugas dan wewenang guru BK.
SYARIF HIDAYATULLOH