Home / Dakwah / Akhlak Malu

Akhlak Malu

image Akhlaq Malu
https://d265bwk65zoq6.cloudfront.net/images/full/8e1ae5115278f3f23012f91813787464b94f8130_800x531.jpg

Bismillaah..

Assalamualaykum warahamatullahi wabarakatuh..

Mohon izin untuk menyampaikan kulsap

 

Kulsap kali ini saya ingin menyampaikan tentang Akhlak Malu yang saya ringkas dari buku Minhajul Muslim karangan Abu Bakar Jabir Al Jazairi.

Pembahasan dalam pasal ini dibuka dengan hadits:

Iman itu ada tujuh puluh lebih atau enam puluh lebih cabang, yang paling tinggi adalah ucapan Laa ilaaha illallaah (Tiada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Allah) dan yang paling rendah adalah menyingkirkan duri dari jalan, dan malu itu adalah salah satu cabang iman. (HR. Muslim)

Hadits ini menunjukkan bagaimana seorang muslim itu adalah seseorang yang senantiasa menjaga kehormatan diri dan mempunyai rasa malu. Tersebab malu merupakan sebagian dari iman. Dan iman itu sendiri adalah keyakinan seorang muslim yang menopang kehidupannya.

Rasulullah bersabda:

Malu dan iman itu selalu berkaitan, sehingga jika salah satunya dihilangkan maka yang lain pun ikut hilang. (HR. Al Hakim)

Rahasia kedudukan malu dalam keimanan adalah terletak pada prosesnya dalam mengajak kepada kebaikan dan menjauhkan dari kejelekan. Seperti iman dalam diri seseorang, iman mendorong seorang mukmin untuk mengerjakan ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan. Seseorang yang memiliki rasa malu akan tercegah dari sikap meremehkan Allah yang telah memberikan berbagai kenikmatan dan tercegah dari melanggar hak orang lain.

Sebagian orang mungkin pernah merasa malu karena takut mendapat celaan dan kecaman dari orang lain, namun patut disyukuri karena meskipun yang bersangkutan tidak memperoleh pahala sempurna lantaran malunya bukan karena Allah, namun malu seperti ini dapat memberikan kebaikan baginya dari Allah lantaran ia berupaya menjaga dirinya dari berbuat keburukan. Rasa malu bisa mencegah seseorang dari berbuat dan berkata kotor. Oleh karena itu, malu itu adalah sebuah kebaikan dan ia tidak mendatangkan apapun kecuali kebaikan. Sebagaimana sabda Rasulullah:

Malu itu tidak datang kecuali dengan kebaikan. (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa:

Malu itu semuanya baik. (HR. Muslim)

 

Penjelasan selanjutnya adalah berkenaan dengan kebalikan dari sifat malu. Lawan dari sifat malu adalah sifat keji. Sifat keji sendiri merupakan perbuatan yang kotor atau ucapan yang kasar, mengantarkan pelakunya sebagai penghuni neraka. Hal ini tersebut dalam hadits Nabi yang artinya:

Malu itu sebagian dari iman. Dan iman itu tempatnya di Surga. Sedangkan perkataan keji itu bagian dari tabiat yang kasar. Dan tabiat yang kasar itu tempatnya di neraka. (HR. Ahmad dan Tirmidzi).

Teladan seorang muslim dalam akhlak malu yang mulia ini adalah Rasulullah Shalallahu Alayhi Wassalam. Disebutkan bahwa beliau lebih pemalu daripada sorang gadis yang berpingit dikamarnya. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al Bukhari dari Abu Said yang berkata, Jika beliau melihat sesuatu yang tidak beliau suka, kami melihatnya dari raut mukanya.

Seorang muslim yang mengajak kepada sifat malu diantara manusia dan menumbuhkannya di dalam diri mereka, sesungguhnya hal itu hanya akan mengajak serta mengumpulkannya dalam kebaikan. Seperti yang tersebut dalam Ash-Shahih bahwa Rasulullah melewati seorang sahabat yang sedang menasihati (mencela) saudaranya karena dia pemalu, maka Rasulullah bersabda:

Biarkanlah dia, karena sesungguhnya sifat malu itu termasuk dari iman. (HR. Al Bukhari)

Walaupun terkadang sifat malu itu menghalangi pelakunya dari terpenuhi sebagian hak nya, namun dalam buku ini dijelaskan bahwa hilangnya sebagian hak seseorang itu lebih baik baginya daripada hilangnya sifat malu yang merupakan sebagian dari keimanannya, ciri kemanusiaannya dan penolong kebaikannya. Disajikan pula kisah seorang perempuan yang semoga Allah merahmatinya, ketika perempuan ini kehilangan anaknya lalu dia berdiri di depan banyak orang sambil bertanya kepada mereka, barangkali ada yang mengetahui keberadaan anaknya. Kemudian salah satu laki-laki berkata, Perempuan ini bertanya dimana keberadaan anaknya sementara dia menutupi mukanya dengan cadar? Perempuan itu mendengar perkataannya, lalu dia menyahut, Sungguh, aku kehilangan anakku itu lebih baik daripada aku kehilangan sifat maluku, wahai laki-laki.

Satu poin penting yang harus selalu diingat adalah akhlak malu dalam diri seorang muslim tidak mencegahnya dari mengatakan kebenaran, menuntut ilmu atau memerintahkan yang makruf dan mencegah kemungkaran. Pernah suatu ketika Umar berkhutbah menyinggung tentang mahalnya mahar, maka seorang perempuan memprotesnya, Apakah Allah telah memberikan kepada kami, lalu engkau mencegahnya, wahai Umar?. Bukanlah Allah berfirman :, yang artinya sedang kamu telah memberikan kepada seseorang diantara mereka harta yang banyak, maka janganlah kamu mengambil kembali daripadanya barang sedikitpun. (QS. An Nisa:20).

Sifat malu perempuan itu tidak menghalanginya untuk membela hak perempuan. Demikian pula, sifat malu tidak menghalangi Umar untuk meminta maaf.

Jika seorang muslim telah berakhlak dengan sifat malu, maka dia tidak akan menyingkap aurat mereka, tidak akan pula meremehkan hak yang diwajibkan kepadanya, tidak memungkiri kebaikan yang diberikan kepadanya, tidak mengucapkan kata-kata yang buruk, serta tidak membalasnya dengan sesuatu yang dibenci.

 

Seorang muslim akan malu pada Penciptanya sehingga mereka akan lebih rajin dalam melaksanakan ketaatan kepada-Nya dan mensyukuri nikmat karunia-Nya. Hal ini disebabkan kesadaran seorang muslim atas kekuasaan Allah dan pengetahuannya atas dirinya.

Sikap seperti ini telah menjabarkan perkataan Abdullah ibn Masud:

Malulah kalian terhadap Allah dengan sebenarnya, jagalah kepala kalian dan apa yang ada didalamnya, juga perut dan apa yang ada didalamnya. Ingatlah kalian terhadap kematian dan bencana!

Sebagai penutup,

Rasulullah bersabda: Allah itu lebih berhak untuk dimalui daripada manusia. (HR. Al Bukhari dan At Tirmidzi)

Sekian yang dapat saya sampaikan. Atas kekurangannya saya mohon maaf. Semoga bermanfaat. Barakallahulakum.

Wassalamualaykum warahmatullahi wabarakatuh..

Nur Hidayawati

About Admin

Check Also

Pujian

Hal yang wajar kalau kita sebagai manusia sangat bahagia ketika mendapat pujian. Ini bisa semakin ...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *