Home / Bedah Buku / Bedah Buku: Biografi Imam Syafi’i

Bedah Buku: Biografi Imam Syafi’i

Judul : Biografi Imam Syafi’i
Penulis : Dr. Tariq Suwaidan
Penerbit : ZAMAN
Halaman : 310
Harga : 60.000

images (12)

Sebuah gambaran akan sesosok tokoh yang amat patut untuk di teladani.
Kisah hidup yang rasanya sungguh amat indah dalam detik kehidupanya.
Kejadian-kejadian yang bisa dikatakan luar biasa.
Setiap langkahnya lengkap akan suatu kebermanfaatan.
Dialah abu abdillah muhammad ibn idris ibn al-abbas ibn utsman ibn Syafi’ ibn al-said ibn ‘ubaid ibn yazid ibn hasyim ibn muthallib ibn abdi manaf atau biasa orang sebut dengan imam Syafi’i.

Perihal buku :
Buku ini sangat mantap untuk di baca, dengan tampilan yang disajikan terasa akan sebuah candu untuk membacanya. Simple, menarik, dengan konsep ketidak monotonan dan diisi dengan tambahan gambar-gambar, serta penggunaan shape- shape yang membuatnya terangkum dalam kepentingan demi kepentingan isinya.

Isi :
Dalam lantunan diksi entah mengapa dan bagaimana alam pikiran dibuat nyaman dalam rangkaian kisah yang di sajikan. Rasa kagum, bangga, jatuh cinta pada jalanya alur kehidupan yang di alaminya. Dialah salah satu manusia yang di anugrahi kekuatan akal yang melebihi manusia pada umumnya. kematangan pikiran dan kecerdasan gagasan maupun tindakan. insan dengan kekuatan daya ingat yang amat mengesankan. ahli debat yang bijak. manusia kutu buku, dan pengembara sejati.
Dalam rangka menuntut ilmu pengetahuan yang menjadikanya bermanfaat dan hidup dalam keabadian. Manusia dengan kemampuan penguasaan multi ilmu. Agama, filsafat, firasat, naluri, kedokteran, sastra, hukum dan sebagainya.
Kata Syafii “ilmu agama yang paling utama adalah ilmu fiqih, dan ilmu dunia yang paling utama adalah ilmu kedokteran”. Fiqih untuk agama, kedokteran untuk tubuh.
Entah ketika selesai baca hati dibuat menangis. Sedih rasanya kehilangan orang se-sempurna itu.
Bahkan dalam menjelang kematianya pun murid-murid, para ulama banyak yang memimpikan bahwa Nabi Muhammad SAW akan meninggal dunia.
Mungkin itu perumpamaan akan sebuah suri tauladan yang telah di lakukan Syafi’i memang sudah layaknya seorang nabi. Salah satu imam terbaik di dunia. Dia memang manusia terbaik pada zamanya.

Aspirasi pribadi sebagai pembaca :
dilanda kebingungan akan sebuah resensi, karena memang semua isinya bagiku sangat penting dan kaya akan kebermanfaatan.
sebuah pesan dari saya sebagai pembaca :
orang yang berilmu wajib baca buku ini.
sebuah wasiat dan nasehat Syafi’i :
diriwayatkan dari Al-Muzanni, “aku masuk menemui Ibn Idris Al-Syafi’i menjelang wafatnya. aku bertanya kepadanya, “bagaimana keadaanmu wahai abu abdillah?’ Syafii menjawab, ‘sepertinya aku akan pergi dari dunia ini dan berpisah dengan saudara-saudaraku. Aku akan meminum air dari gelas kematian dan menjumpai Allah dengan membawa amal burukku. Aku tidak tahu akankah aku masuk surga hingga aku bahagia, ataukah aku akan ke neraka hingga aku menderita?’
Kataku kepadanya, ‘wahai abu abdillah, nasihatilah aku!’
Ia berkata, ‘bertaqwalah kepada Allah dan ingatlah selalu akhirat di dalam hatimu. Jadikan kematian selalu di matamu dan jangan lupa keadaanmu kelak dihadapan Allah. Jadilah selalu bersama Allah dan Jauhi laranganya, tunaikan kewajibanya dan berjalanlah dijalan kebenaran dimanapun kau berada. Jangan kau anggap remeh nikmat Allah kepadamu,walaupun sedikit. Terimalah ia dengan rasa syukur. Jadikan diamu sebagai tafakur, bicaramu sebagai dzikir, dan pandanganmu sebagai usaha mengambil pelajaran. Maafkan orang yang mendzalimimu, jalin silaturahmi dengan orang yang memutuskanya, bersikap baiklah pada orang yang bersikap buru padamu, bersabarlah atas musibah, dan mintalah ampunan allah dari neraka dengan taqwa!’
Aku lalu berkata , ‘tambah lagi wahai abu abdillah!’
Ia melanjutkan, ‘jadikan kejujuran sebagai lisanmu, menjaga amanat sebagai tiangmu, rahmat sebagai buahmu, syukur sebagai pembersihmu, kebenaran sebagai perniagaanmu, kasih sayang sebagai hiasanmu, alqur’an sebagai kecerdasanmu, ketaatan sebagai hidupmu, keridhaan sebagai amanatmu, pemahaman sebagai mata hatimu, harapan sebagai kesabaranmu, takut sebagai pakaianmu, sedekah sebagai pelindungmu, zakat sebagai bentengmu, rasa malu sebagai pemimpinmu, kesabaran sebagai mentrimu, tawakkal sebagai tamengmu, dunia sebagai penjaramu, kemiskinan sebagai tempat tidurmu, kebenaran sebagai penuntunmu, jahi da jihad sebagai tujuanmu, alquran sebagai teman berbicara, dan allah sebagai peghiburmu. Barang siapa menjadikan semua ini sebagai sifatnya maka surga akan menjadi tempatnya.'”

quotes :
Sebenarnya banyak kutipan syair indah dan bermakna dari Syafi’i, mungkin ini salah satu quotes yang mewakili untuk di ketahui dan mestinya di pikirkan oleh kaum intelektual.

~ Sebuah pesan tentang keutamaan ilmu ~

Ilmu bak buruan dan catatan adalah pengikatnya
Ikatlah buruanmudengan tali yang kuat
Sungguh bodoh jika kau berhasil memburu rusa
Namun kaubiarkan ia tak terikat di tengah mahluk lain

Aku mengenakan pakaian yang jika semuanya kujual
Niscaya menghasilkan uang yang banyak
Dalam pakaian itu ada satu napas jka dibandingkan dengan
Napas-napas orang berpenyakit paru-paru maka ia lebih besar merusak
Sarung pedang takan merusak ketajaman pedangnya
Meski pedang itu patah sepanjang sarungnya

Belajarlah seseorang tidak di lahirkan sebagai orang alim
Pemilik ilmu tak seperti orang bodoh
Pemimpin satu kaum yang tak memiliki ilmu
Terlihat kecil jika dikelilingi oleh pasukanya
Orang yang kecil di tengah suatu kaum
Jika berilmu, ia terlihat lebih besar ditengah masyarakatnya

~ Sepercik nasihat akan pentingnya mengembara ~

Orang yang berakal dan berbudaya takan tenang berdiam di suatu tempat
Karena Itu, tinggalkanlahkampung halaman dan mengembaralah!
Pergilah, niscaya kau akan menemukan ganti dari orang yang kau tinggalkan
Dan berusahalah karena kenikmatan hidup ada dalam usaha
Aku melihat genangan air dapat merusak air tersebut
Sekiranya air itu mengalir, niscaya ia menjadi baik, jika ia diam maka ia menjadi rusak
Seekor singa, jika tidak meninggalkan hutan, ia tidak akan menjadi buas
Anak panah, jika tidak meningggalkan busur, ia tidak dapat mengenai sasaran
Jika matahari selamanya tetap pada orbitnya
Orang arab dan non arab akan bosan melihatnya
Emas itu seperti tanah jka dibiarkan di tempat aslinya
Dahan yang jatuh ke tanah hanya akan menjadi kayu bakar
Jika seseorang mengembara maka pencarianya akan mulai
Jika ia mengembara maka ia akan mulai seperti emas

Imron Ahmadi

About Admin

Check Also

Percepatan Rejeki Dalam 40 Hari

Bedah buku berjudul Percepatan Rezeki Dalam 40 Hari Dengan Otak Kanan.karya Ippho santosa(pakar otak kanan ...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *