Bedah film “Big Brother”
Film ini bercerita tentang sebuah sekolah bernama “Tak Chi Secondary School” yang memiliki permasalahan dana sekolah dan kenakalan siswa. Di sekolah ini seorang bernama Henry Chen (diperankan oleh Donny Yen) mendaftarkan diri menjadi guru.
Awalnya ia ditolak dengan alasan tidak memiliki pengalaman mengajar, namun ternyata Henry Chen memiliki surat rekomendasi mengajar dari kepala sekolah yang terdahulu. Akhirnya ia diterima mengajar disana.
Hari pertama Guru Chen masuk kelas, tak seorangpun mengacuhkan keberadaannya. Suasana kelas seperti pasar, ada yang tidur, ada yang main gitar, ada yang main games, ada yang masak mie pake kompor dan ada yang makan-makan.
Guru chen mendekati satu persatu siswa yang dengan kesibukannya masing-masing itu. Dengan siswa yang masak mie dia langsung menginfokan kandungan mie dan msg bumbunya yang sudah melewati batas toleransi tubuh. (Kata Guru Chen, mestinya kita cukup pakai 1/3 bumbunya saja), lalu dengan siswa yang bermain gitar guru chen langsung mengajari kunci-kunci yang benar, yang main games juga didekati, dan yang tidur diteriaki di telinganya supaya bangun.
Mereka masih mengabaikan Guru Chen. Guru chen lanjut memperkenalkan diri bahwa ia adalah wali kelasnya dan menulis kan nomor HPnya di papan tulis. Bertepatan dengan nomor terakhir yang ditulisnya, hpnya berdering, saat diangkat terdengar suara “Henry Chen, pulang sekarang..”
Saat sang guru menoleh, ternyata semua siswa sedang memegang hpnya di telinganya masing-masing.
Selanjutnya mereka kembali ke kesibukan awalnya semua. Karna diacuhkan, guru chen melemparkan kapur ke lampu (atau saluran air #entahlah) lalu bocor keluar air dan mereka bubar semua.
Anyway, Ini baru prolog udah panjang ajaa.
Di sekolah tersebut, ada 5 orang siswa yang terkenal dengan kenakalannya (kelasnya sang Guru Chen). Mereka merokok di ruang olahraga, lalu bertikai dengan anak-anak basket, Saat dihukum oleh guru perempuan, mereka malah mengerjai guru tersebut dengan memberinya ulat. Suatu hari terjadi perkelahian antara 5 orang anak tersebut dengan anak kelas lain di kantin sekolah, perkelahian sengit hingga ada yang memanggil polisi untuk melerai, saat guru chen mengetahui, ia segera berlari dan melerainya. Ia membawakan formulir pertobatan untuk siswanya. 4 siswa mengambil formulir itu dan 1 siswa (yang berkelahi) tidak mengambilnya dan memilih meninggalkan sekolah. Guru chen terpaku melihat kepergian siswa itu dari jendela kelasnya.
Selesai jam mengajar, ia memutuskan untuk mencari data siswa, dan mempelajari riwayat ke 5 siswa tersebut. Ternyata ke 5 siswa tersebut memang memiliki masalah keluarga.
Satu siswa kulit hitam merupakan imigran dari Pakistan, sejak kecil ia ingin jadi penyanyi namun ia selalu dibully karna bhsa Mandarin nya yang pas-pasan dan kulitnya yang hitam.
Seorang siswi tomboi korban pilih kasih ortunya, ia punya adik laki-laki yang menurutnya lebih disayang dan diutamakan, sejak kehadiran adiknya ia benci menjadi perempuan, ia potong pendek rambutnya, ia suka main mobil-mobilan dan bercita-cita menjadi pembalap.
Seorang siswa korban broken home dan melarikan dirinya ke dunia games. Katanya “hanya di games aku diakui, aku bebas, dan bisa jadi juara”. 2 orang siswa lainnya merupakan anak kembar, ayahnya pemabuk dan suka marah-marah, sementara salah 1 dari si kembar menderita “susah fokus dan kesulitan belajar”.
Nahh, setelah mengetahui riwayat siswa-siswa nakal tersebut guru Chen mulai melakukan pendekatan, ia mengunjungi satu per satu rumah siswa tersebut untuk pendekatan kepada ortunya masing-masing, satu per satu terselesaikan. Hingga tiba ke siswa yang berkelahi dan tidak mengambil formulir pertobatan (a.k.a mau memutuskan berhenti sekolah). Ini siswa gamers korban broken home. Setelah mengunjungi rumahnya ternyata ia tinggal bersmaa neneknya yang sudah tua, dan dia berkerja paruh waktu di restoran setiap pulang sekolah. Di mata neneknya dia anak yang baik, nilainya selalu bagus (padahal si anak nulis sendiri laporannya buat ditunjukkan ke neneknya), dan sering kasih uang ke neneknya, pokoknya di rumah dia anak yang baik. Nah ternyata kata neneknya sejak beberapa hari lalu (bertepatan saat dia tidak masuk lagi sekolah, tapi neneknya tidak tau) dia sudah pindah kerja ke tempat latihan tinju. Karna mencurigai satu hal guru chen langsung menyusul ke sana. Ternyata benar, si anak ini dimanfaatkan orang jahat untuk memasukkan obat ke musuh si orang jahat ini dan ketahuan, saat mau jujur bahwa dia disuruh siapa malah disiksa rame-rame oleh para petinju itu dan dikurung di lemari.
Guru chen datang kesana dan bilang, saya mencari murid saya, tapi tanggapan disana kurang ramah, dan terdengar teriakan dari dalam lemari minta tolong. Nahh.. Terjadilah aksi laga-laga khas Donny Yen disana.
Singkat cerita siswa tersebut berhasil diselamatkan, guru Chen sempat diobati di RS. Nah ada yang menarik, saat dokter mengobati luka di punggungnya, dokter liat, ada bekas luka tembakan. Lalu dokter tanya, ” Anda ini seorng guru”, “benar” , “ini…. (Sambil nyentuh “bekas luka” kata Guru Chen, trus kata dokternya “jaman sekarang jadi guru sebegitu bahaya ya..”
Tapi emang bener sih.. Jaman sekarang jadi guru tidak kalah berbahaya dari pekerjaan lain. Ya tau sendiri anak-anak jaman now… Hhmm…
Lanjut…
Dari insiden itu, guru chen jadi terkenal, sampe masuk berita di TV dan terbongkar lah identitas masa lalunya, ternyata dulu ia tentara Amerika, lalu memutuskankan resign dan pulang ke cina dan jadi guru. Nah Tak Chi Secondary School itu sekolahnya Guru Chen dulu.
Siswa kelasnya nonton berita itu rame-rame dari laptop, mereka terkagum-kagum, dan sejak saat itu mereka mau belajar dan bangga dengan guru Chen.
Beberapa waktu berlalu, beberapa siswa mengalami peningkatan hasil akademik dan berbahagia kecuali satu, siswa kembar yang susah fokus itu. Saat kawan-kawannya senang nilainya meningkat, dia terpuruk karna nilainya tidak meningkat walau sudah minum obat-obatan supaya pintar. Dia frustasi dan memutuskan bunuh diri (tapi tidak meninggal, masuk UGD). Berita siswa sekolah Tak Chi bunuh diri tersebar, apalagi dikelasnya Guru Chen. Nah karna beberapa kali berkasus akhirnya si guru Chen disidang pihak berwenang sekolah dan diberhentikan. Siswa-siswanya sedih, namun mereka termotivasi untuk membuktikan bahwa justru guru Chen memberi dampak positif bagi mereka. Mereka semangat belajar sampai akhirnya mau ikut ujian akhir.
Nah detik-detik mau ujian penjahat yang di tempat tinju yang dendam dengan guru Chen datang, mengurung semua siswanya guru Chen supaya tidak ikut ujian dan gagal. Disana sang guru datang lagi dan berkelahi lagi dengan penjahat untuk melepaskan anak muridnya agar bisa ujian. Akhirnya para siswa bisa ikut ujian.
Singkat cerita siswa-siswanya guru chen berhasil semua termasuk yang dicap nakal oleh sekolah (minus 1 yang mau bunuh diri karna masih di RS). Karna prestasi sekolah mengalami peningkatan masalah dana di sekolah itupun jadi lebih muda diatasi.
Sekian.
Terima kasih.
Septiani DW.