Bismillah
Alhamdulillah syukur tak terhenti atas semua rahmat dan karuniaNya, semoga kita termasuk hamba-hambaNya yang diberikan nikmat namun tak lupa mensyukurinya.Shalawat beserta salam senantiasa tercurahkan kepada Qudwah kita, semoga kita menjadi salah satu umat yang Beliau mengenali kita sebagai umatnya.
Baru baru ini kita digemparkan dengan deklarasi dari Donald Trump yang mengakui bahwa Jerussalem sebagai ibukota Israel.
Geram, semua yang menontonnya geram seakan ingin menelannya hidup-hidup. Masih belum habis penderitaan saudara disana, kemudian ditambah dengan pengakuan sepihak itu semakin menyulut api kebencian kepada zionis laknatullah. Dan aksi penolakan pun dilakukan seluruh umat muslim dunia.
Jerussalem ibu kota Israel?
Bahkan Israel pun bukan sebuah negara.Sendu haru dan malu bercampur ketika melihat anak anak palestina saat diminta utk mengakui bahwa Al Quds adalah ibu kota Israel dan kemudian mereka akan diberikan imbalan. Tapi mereka enggan melakukan itu, mereka bahkan tidak mengakui Israel. Haru, dengan kedewasaan mereka dan malu pada mereka, bagaimana kita disini masih belum berbuat banyak untuk mereka.
Kita masih teringat jelas tentang kemenangan besar dalam pembebasan Masjid Al-Aqsha yg terjadi pada tanggal 27 Rajab 583 H/ 2 Oktober 1187 M, yaitu setelah 88 tahun di bawah kuasa salibis. Bulan Rajab adalah bulan kemenangan dalam pembebasan Masjid Al-Aqsha. Kemenangan pertama pada peristiwa isra, kemudian Umar menaklukkannya setelah enam belas tahun, dan Shalahuddin membebaskannya dari tentara salib pada bulan yang sama.
Namun kini, kawasan masjid Al-Aqsha masih dijajah oleh zionis. Mesir dikendalikan oleh boneka zionis. Suriah masih dicekam perang saudara beda akidah yang dibantu zionis. Dan umat Islam sedang mencari sosok Shalahuddin yang akan membebaskan masjid Al-Aqsha di masa mendatang.
Saya teringat cerita ketika Ustadz Abdul Somad bertanya kepada Syaikh (Lupa namanya),
“Ya Syaikh, kaum Fir’aun Allah binasakan, Kaum ‘Ad, Kaum Tsamud juga Allah binasakan tapi kenapa Kaum zionis ini tidak Allah binasakan. Maka jawaban Syaikh itu, Wahai anakku jika kaum itu Allah musnahkan, lalu apa yang tersisa untukmu?”
Yang intinya ini adalah kesempatan kita utk membela agama Allah, Ya Islam pasti akan menang, itu janji Allah.
Cuma yg membedakan nya kita hadir disaat kemenangan itu tiba sebagai Pemain yg ikut berjuang, atau hanya sebagai penonton yg bertepuk tangan.
Palestina, Palestina
Selamatkan Selamatkan
Al Aqsa, Al Aqsa
Pertahankan, Pertahankan
Al Quds, Al Quds
Bebaskan Bebaskan
Kemenangan Al Quds itu niscaya. Namun keberadaan kita didalamnya itu pilihan.
DEWI JUNITA
Pekanbaru , 10 Desember 2017