Home / Pengetahuan Umum / Manajemen Dakwah

Manajemen Dakwah

Manajemen Dakwah
Hastina harahap

Secara etimologis kata manajemen berasal dari bahasa inggris, management, yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan dan pengelolaan. Artinya manajemen adalah sebagai suatu proses yang diterapkan oleh individu atau kelompok dalam upaya-upaya koordinasi dalam mencapai suatu tujuan. Dalam bahasa Arab istilah manajemen diartikan sebagai an-nizam atau at-tanzim, yang merupakan suatu tempat untuk menyimpan segala sesuatu dan penempatan segala sesuatu pada tempatnya..

Nah, dari pengertian diatas dapat diartikan sebagai aktivitas menertibkan, mengatur dan berpikir yang dilakukan oleh seseorang, sehingga ia mampu mengemukakan, menata, dan merapikan segala sesuatu yang ada di sekitarnya, mengetahui prinsip-prinsipnya serta menjadikan hidupnya selaras dan serasi dengan yang lainnya.

Sedangkan dakwah secara etimologis berasal dari bahasa Arab, yaitu da’a, yad’u’, da’watan, yang diartikan sebagai upaya mengajak, menyeru, memanggil, permohonan, dan permintaan. Istilah ini sering diberi arti yang sama dengan istilah tabligh, amr ma’ruf nahyi munkar, mau’idzah hasanah, tabsyir, indzhar, washiyah, tarbiyah, ta’lim, dan khatbah.

Dari definisi tersebut maka dapat disimpulkan makna dakwah islam yaitu sebagai kegiatan mengajak, mendorong dan memotivasi orang lain untuk meniti jalan Allah dan Istiqomah dijalan-Nya serta berjuang bersama meninggikan agama Allah.

Dari definisi manajemen dan dakwah tersebut dapat disimpulkan bahwa Pengertian Manajemen dakwah yaitu sebagai proses perencanaan tugas, mengelompokan tugas, menghimpun dan menempatkan tenaga-tenaga pelaksana dalam kelompok-kelompok tugas dan kemudian menggerakan ke arah tujuan dakwah.

Jika aktivitas dakwah dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen, maka citra profesional dalam dakwah akan terwujud dalam kehidupan masyarakat. Dengan demikian dakwah tidak hanya dipakai dalam objek ubudiah saja, akan tetapi diinterpresikan dalam beberapa profesi. Inilah yang dijadikan inti dari pengaturan secara manajerial organisasi dakwah. Aktivitas dakwah dikatakan berjalan secara efektif apabila apa yang menjadi tujuannya benar-benar tercapai, dan dalam pencapaiannya membutuhkan pengorbanan-pengorbanan yang wajar.

Pada umumnya ada 4 fungsi manajemen yang banyak dikenal masyarakat yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pengarahan (directing) dan fungsi pengendalian (controlling).

Dalam kaitannya fungsi manajemen dakwah berlangsung pada tataran dakwah itu sendiri, seperti:

1. Takhthith (Perencanaan Dakwah) yaitu bertugas menentukan langkah dan program dalam menentukan setiap sasaran, menentukan sarana-prasarana atau media dakwah, serta personel da’i yang akan diterjunkan. Menentukan materi yang cocok untuk sempurnanya pelaksanaan, membuat asumsi berbagai kemungkinan yang dapat terjadi yang kadang-kadang dapat memengaruhi cara pelaksanaan program dan cara menghadapinya serta menentukan alternatif-alternatif, yang semua itu merupakan tugas utama dari sebuah perencanaan.

2. Tanzhim (Pengorganisasian Dakwah) yaitu dilakukannya pembagian aplikatif dakwah dengan lebih terperinci, ini seperti pembagian per-departemen, tanggung jawab dan tugas yg diberikan.

3. Tawjih (Penggerakan Dakwah) yaitu proses pemberian motivasi kerja kepada para anggota, sehingga mereka mampu bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien.

4. Riqaabah (Pengendalian Dakwah) yaitu evaluasi. Evaluasi dakwah dinilai penting karena dapat menjamin keselamatan pelaksanaan dan perjalanan dakwah, mengetahui berbagai persoalan dan problematika yang dihadapi serta cara antisipasi dan penuntasan seketika sehingga akan melahirkan kemantapan bagi para aktivis dakwah.

Kegiatan dakwah dalam tataran manajemen merupakan sarana pada aktivitas dakwah itu sendiri. Karena dalam sebuah aktivitas dakwah itu akan timbul problem yang sangat kompleks, yang dalam menangani serta mengantisipasinya diperlukan sebuah strategi yang sistematis. Dalam konteks ini, maka ilmu manajemen sangat berpengaruh dalam pengelolaan sebuah lembaga dakwah sampai pada tujuan yang diinginkan. Sedangkan ruang lingkup dakwah akan berputar pada kegiatan dakwah, di mana dalam aktivitas tersebut diperlukan seperangkat pendukung dalam mencapai kesuksesan.

Hal-hal yang mempengaruhi aktivitas dakwah yaitu, keberadaan seorang dai, dalam pengertian eksistensi dai yang bergerak di bidang dakwah itu sendiri.
Materi merupakan isi yang akan disampaikan kepada madu, pada tataran ini materi harus bisa memenuhi atau yang dibutuhkan oleh madu, sehingga akan mancapai sasaran dakwah itu sendiri, kegiatan dakwah harus jelas sasarannya, dalam artian ada objek yang akan didakwahi.

About Admin

Check Also

Sejarah Kopi

COFFEE AND HISTORY Sejarah kopi tentang dari mana dan siapa penemunya memang tidak diketahui pasti. ...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *