Home / Dakwah / Review QS. At takatsur

Review QS. At takatsur

Asbabun Nuzul :

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim, Dari Abu Buraidah. Bahwa ada 2 kabilah dari kaum anshar yaitu bani haritsah dan bani harits. Mereka membangga-banggakan diri dan hartanya. Bahkan orang yang sudah meninggal diantara kaumnya juga ikut dibanggakan. .

kita lihat Makna dari setiap ayat.

A. Ayat 1

“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,”

pada ayat 1 diawali dengan “Alhaakumu” yang artinya telah dilalaikan/dialihkan.

mengatakan bahwa manusia telah dilalaikan atau dialihkan dari sesuatu yang membuat kita sibuk sehingga mengalihkan kita dari hal yang lebih produktif.

selanjutnya ada kata “At-takaatsur” yaitu sesuatu yang megah/melimpah.

Manusia bisa lalai dari sesuatu yang megah/melimpah. Termasuk dalam hal ini nikmat Allah. misalnya ada yang mendapat nikmat melimpah tetapi lalai dalam beribadah.

Menurut Syaikh Wahbah Az Zuhaili menafsirkan, kalian disibukkan oleh berbangga-bangga dengan harta, keturunan dan kawan. Sibuk dengan memperbanyak hal itu memalingkan kalian dari beribadah kepada Allah dan beramal untuk akhirat.

Dalam Qs. Al-munafiqun ayat 9 :

“Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.”

Beberapa hal yang dilalaikan dari kita :

1. Perihal Kebenaran

2. kita terlalaikan dari mengingat Allah

3. dilalaikan dari tujuan hidup kita

4. dilalaikan dari hari akhir

B. Ayat 2

“sampai kamu masuk ke dalam kubur.”

Pada ayat kedua ada kata “zurtum” yang seakar dengan kata “ziyarah”

artinya bertemu-berkunjung. Hal ini menegaskan bahwa sampai mati dan dikuburkannya manusia di dunia ini, tetap hanya “kunjungan”. Kematian bukanlah akhir, justru awal dari kehidupan. Dan kita didunia ini hanya ziyarah saja. akan ada waktu masing-masing untuk kembali pulang.

Ada kata al maqabir semakna dengan maqbarah yang artinya tempat pemakaman.

Ibarat Allah menanyakan kepada kita “apakah kamu tidak ingat kematianmu??”

C. Ayat 3 & 4

Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu)

“dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui.”

Ada kata “(kallaa)” yang artinya sekali-kali tidak. Dan ada kata “(ta’lamuuna)” yang artinya mereka tahu.

Pada ayat ini dikatakan bahwa ketika manusia dibangkitkan, ada beberapa orang yang bertanya ” Dulu dia di dunia melakukan apa?” lalu dibantu ingat oleh beberapa orang tetapi dia tidak mengetahui.

Nah, pada ayat 3&4 ini Allah mengecam hal itu. Bahwa mereka yang lupa itu akan segera tau. Pasti akan diberitahu.

D. Ayat 5

“Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin.”

Pada ayat 5 terdapat kata “(‘ilmalyaqiin)” yaitu ilmu kepastian/pengetahuan tentang kepastian,keyakinan tanpa ada keraguan.

ada 3 jenus keyakinan/kepastian :

1. ilmul yaqiin : berdasarkan pengetahuan

2. ‘aynul yaqiin : berdasarkan penglihatan

3. haqqul yaqiin : berdasarkan perasaan.

Neraka bagi orang-orang kafir adalah tempat tinggal selamanya. Sedangkan bagi mukmin yang masuk ke sana, ia hanya tempat tinggal sementara karena ia pasti akan dimasukkan ke dalam surga.

E. Ayat 6

“niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim”

Ibnu Katsir menjelaskan, Allah mengancam mereka dengan keadaan saat ahli neraka melihat neraka. Ketika neraka bergolak dengan sekali golak. Maka menyungkurlah semua malaikat terdekat karena takut menyaksikan peristiwa yang sangat mengerikan itu.

F. Ayat 7

“Dan sesungguhnya kamubenar-benar akan melihatnya dengan ainul yaqin.”

Ainul yaqin adalah mengetahui secara yakin dengan penglihatan atau mata sendiri. Ayat ini menegaskan bahwa manusia akan melihat saat seseorang dimasukkan neraka, saat itu ia benar-benar mengetahui secara yakin bahwa neraka yang selama ini dilalaikannya ternyata ada dan siap membakar mereka.

G. Ayat 8

K”kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu)”

Terdapat kata “latusalunna” berasal dari kata “saala” yang digandengkan dengan huruf lam sebagai sumpah dan huruf nun sebagai penekanan. Saala sendiri berarti meminta, baik materi maupun informasi.

Bahwa semua manusia nanti di akhirat akan ditanya. Akan dimintai pertanggung jawaban. Atas segala kenikmatan yang terangkum dalam kata “an naiim”.

Hasan Al Basri berkata, Dahulu para salafus shalih mengategorikan sarapan pagi seseorang dan makan malamnya sebagai kenikmatan. Lantas bagaimana dengan kita yang makannya tiga kali, memiliki rumah, kendaraan, gadget dan beragam kenikmatan lainnya?

(pengingat diri)

Reno Siska Syaflina

sumber : catatan kajian online “Mondate”

sumber pendukung : https://www.google.com/amp/s/bersamadakwah.net/surat-at-takatsur/%3famp

About Admin

Check Also

Pengelolaan Hati

Alhamdulillah Allah masih memberikan waktu dan kesempatan bagi saya untuk berbagi sedikit mengenai kajian yang ...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *