Home / Dakwah / Sholat Witr

Sholat Witr

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh…

Segala puji bagi Allah SWT, hanya milik-Nya, hanya kepada-Nya kita memuji memohon pertolongan dan memohon ampunan. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita dan buruknya amalan kita.

Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah SWT, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya. Dan barangsiapa yang disesatkan oleh Allah SWT, maka tidak ada yang dapat menunjukinya.
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak diibadahi kecuali Allah SWT semata dan aku bersaksi bahwa nabi Muhammad Saw adalah hamba dan rasul-Nya.

Alhamdulillah, pada kesempatan kali ini izinkan saya menunaikan amanah untuk menyampaikan Kulsap kepada sahabat fillah di grup ini.

Materi Kulsap yang akan saya sampaikan ini bukanlah semata-mata berasal dari ilmu saya sendiri, melainkan saya sarikan dari berbagai buku referensi.

Bismillah…
Saya akan memulai penyampaian materi ini dari salah satu program ODOJ MJR-SJS yaitu Qiyamullail.

Ibadah apapun yang dilakukan pada malam hari seperti shalat tahajjud, shalat tarawih, shalat witir, shalat hajat dan lain lain disebut dengan qiyamullail.

Qiyamullail artinya menghidupkan malam atau mendirikan malam dengan ibadah. Jadi istilah qiyamullail ini lebih umum dibanding dengan istilah
tahajjud.

Tahajjud adalah ibadah shalat yang dilakukan setelah bangun dari tidur pada malam hari, dan shalat tahajjud itu adalah bagian dari qiyamullail.

Namun jika kita shalat sunnahnya sebelum tidur maka disebut sebagai shalat sunnah mutlaq. Shalat mutlaq ini juga termasuk bagian dari qiyamullail jika dikerjakan pada malam hari.

Adapun untuk kesempatan kali ini, poin yang akan saya sampaikan adalah khusus mengenai Sholat Witir
Kenapa sholat witir?

Dalam kesan sebagian kaum muslimin, shalat witir adalah shalat yang hanya dilakukan ketika bulan Ramadhan.
Shalat ini, dalam kesan mereka selalu mengikuti shalat tarawih. Makanya, barangkali tidak sedikit yang melaksanakan shalat witir hanya di bulan Ramadhan saja. Setelah Ramadhan selesai dan tarawih juga sudah berakhir, maka selesai dan berakhir pula witirnya.

Padahal desain shalat witir bukanlah hanya untuk ramadhan. Kebetulan saja, shalat yang dijadikan sebagai penutup shalat malam itu ternyata juga dipakai untuk menutup shalat tarawih. Karena shalat tarawih memang bagian daripada shalat malam. Dan tarawih hanya ada dalam bulan ramadhan.
Namun tentu saja sayang sekali jika kebiasaan baik yang sudah terbangun di bulan ramadhan itu, harus tiba-tiba berhenti dengan berakhirnya ramadhan.
Oleh karena itu, mengidentikkan witir dengan ibadah di malam ramadhan menjadi satu kesalahan yang seharusnya tidak dilakukan. Sadar atau tidak, sebagian kita barangkali ada yang terjebak dalam kesan identik semacam ini. Ritual ibadah yang seharusnya dilaksanakan tiap malam tapi malah menjadi ritual tahunan.

Tentu saja kondisi semacam ini tidak terjadi pada semua kaum muslimin. Tidak sedikit pula yang benar-benar telah menguasai fiqih seputar witir ini karena selain sudah khatam mengaji, juga memang menjadi rutinitas amal di malam hari.

Lantas, apa saja hal yang membuat kita menjadi penting untuk melaksanakan sholat witir?

Allah mencintai yang sholat Witir

Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Allah SWT itu Witir (yang Maha Tunggal dan Esa) dan mencintai yang witir (bilangan ganjil).
Hadits ini ada yang terdapat dalam hadits terkait shalat witir, namun ada juga yang terpisah dari teks seputar shalat witir. Sebagian ulama menafsirkan bahwa witir yang Allah cintai itu maksudnya memang shalat witir itu. Jadi, Allah yang Witir itu mencintai mereka yang melaksanakan shalat witir. Itu maknanya.

Namun sebagian ulama yang lain ada yang menafsirkan secara lebih luas. Untuk hadits yang menyebutkan witir dalam konteks perintah shalat witir memang begitulah yang dikehendaki.
Sedangkan yang sama sekali tidak menyebutkan perintah shalat witir, maka witir yang dimaksud adalah bilangan ganjil secara umum.

Ternyata, banyak sekali jenis ibadah yang Allah mensyariatkan bilangan-bilangan ganjil di dalamnya. Sebagai contoh: membasuh dan mengusap anggota wudhu, dzikir tasbih, tahmid dan takbir setelah shalat, thawaf keliling kabah, sai antara shafa dan marwah, dan masih banyak lagi.

Bahkan dalam penciptaan makhluk-makhlukNya pun, bilangan ganjil dipilih Allah sebagai jumlahnya. Seperti jumlah lapisan langit dan bumi, jumlah hari dalam seminggu, dlsb.

Namun bukan berarti bahwa tanggal lahir ganjil, urutan ganjil, dan berbagai hal personal dengan bilangan ganjil menunjukkan tanda-tanda kemuliaan. Kemuliaan hanya ada jika ada rekomendasi syariat bahwa bilangan itu mulia.

Dan betapa mulianya sebuah ibadah dan mereka yang melaksanakannya, jika ibadah tersebut sendiri disebut langsung dengan nama witir. Sungguh, Allah itu Witir, dan mencintai mereka yang menunaikan shalat witir.

Ada yang mewajibkannya

Memang pandangan yang menyatakan bahwa shalat witir itu wajib adalah pandangan minoritas. Dan beberapa ulama memang menyepakati bahwa shalat witir itu sunnah. Akan tetapi sebagian mereka ada yang kemudian berfatwa bahwa mereka yang meninggalkan shalat witir sebaiknya tidak diterima persaksiannya. Itulah misalnya yang difatwakan oleh Imam Ahmad berikut:

Imam Ahmad mengatakan, siapa yang meninggalkan shalat witir secara sengaja maka dia seorang yang buruk dan sebaiknya ditolak persaksiannya
(Ibnu Qudamah, Al Mughni hal. 118 vol. 2)

Lebih baik dari Onta Merah

Onta merah adalah salah satu jenis onta yang mahal. Hal ini dalam beberapa hadits sering dijadikan simbol tentang sesuatu yg bernilai tinggi. Sesuatu yang sangat sulit untuk diraih. Barang mewah yang hanya bisa dijangkau oleh mereka yang benar-benar kaya.
Kata Imam Nawawi dalam Syarah Sahih Muslim, onta merah adalah asset kekayaan yang paling dibanggakan di masa itu.

Salah satu hadits populer yang menyebutkan tentang onta merah misalnya hadits hidayah islam yang Allah anugerahkan kepada seseorang melalui diri kita. Maka, jika kita benar-benar berhasil menjadi media atau perantara keislaman seseorang, sungguh kita telah memperoleh pahala yang luar biasa. Pahala yang lebih baik dari onta merah itu.

Rasulullah SAW – sebagaimana diriwayatkan oleh Kharijah Ibn Khudzafah – bersabda:
Sungguh, Allah telah menganugerahi kalian sebuah shalat yang itu lebih baik dari sekedar onta-onta merah, yaitu Witir. Allah jadikan shalat witir itu waktunya memanjang antara shalat Isya sampai terbit fajar.
(HR. Tirmidzi).

Lebih baik dari Qobliyah Subuh

Sebenarnya ini masalah khilafiyah di antara para ulama. Ada yang mengatakan Qabliyah subuh lebih utama dari shalat witir, namun ada juga yang menyatakan sebaliknya.

Pandangan yang menyatakan bahwa shalat witir lebih baik, mereka melihat dari sisi hukum.
Shalat qabliyah shubuh disepakati bahwa hukumnya ‘hanya sekedar sunnah. Sedangkan shalat witir ada yang sampai mengatakan hukumnya wajib. Dan yang namanya kewajiban, meskipun diperselisihkan, tetaplah lebih baik dari pada sunnah. Dan lagi Rasulullah juga sempat memberikan semacam ancaman tidak termasuk golonganku orang yang tidak melaksanakan witir. Sampai-sampai beberapa ulama yang mengatakan sunnah pun, berfatwa bahwa orang yang berani meninggalkan shalat witir tidak boleh diterima sebagai saksi.

Pandangan yang menyatakan shalat witir lebih baik dari qabliyah shubuh inilah yang dinyatakan sebagai yang sahih dalam madzhab syafii oleh sang Muhaqqiq Imam An Nawawi rahimahullah.

Tetap dikejar saat Safar

Salah satu shalat sunnah yang selalu diupayakan untuk tidak dilewatkan oleh Rasulullah Saw adalah shalat sunnah witir. Termasuk ketika beliau dalam keadaan safar sekalipun.

Padahal kita tahu bahwa yang namanya safar adalah satu kondisi yang dalam perspektif syariat pun membolehkan untuk mendapatkan rukhsah atau dispensasi dalam melaksanakan tugas dan kewajiban ritual seorang muslim.

Namun yang dihukumi sunnah justru dikejar-kejar oleh Rasulullah Saw. Maka hal ini tidak lain menunjukkan bahwa shalat sunnah witir bukan shalat sunnah biasa.

Ibnu Umar ra. menuturkan,
Bahwa Rasulullah SAW bertasbih di atas untanya kemana pun untanya menghadap, dan beliau SAW melakukan shalat witir di atasnya. Namun beliau tidak shalat fardhu di atas unta. (HR. Bukhari Muslim).

Dalil Sholat Witir

1. Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud
Dari Ali bin Abi Thalib ra beliau berkata: Nabi saw bersabda: Wahai ahlul quran, kerjakanlah shalat witir, sesungguhnya Allah itu ganjil (esa) dan suka kepada yang ganjil (witir).
(HR. Abu Dawud)

2. Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud
Dari Buraidah ra beliau berkata: Sesungguhnya Nabi saw bersabda: shalat witir itu haq, siapa yang tidak shalat witir maka tidak termasuk golongan kami. (HR. Abu
Dawud)

3. Diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi dan Imam an-Nasai
Dari Ali bin Abi Thalib ra beliau berkata: shalat witir itu tidak wajib seperti shalat fardhu. Akan tetapi witir itu adalah shalat yang disunnahkan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam. (HR. at-Tirmidzi & an-Nasai)

Hukum Sholat Witir

Menurut fiqih madzhab Syafiiy hukum shalat witir adalah sunnah muakkadah. Artinya sesuatu yang sangat dianjurkan walaupun tidak wajib untuk melaksanakannya.

Jika di bulan ramadhan maka disunnahkan mengerjakan shalat witirnya secara berjamaah. Namun jika di luar ramadhan afdhalnya dikerjakan sendirian saja.

Jumlah rakaat Sholat Witir

Imam an-Nawawi rahimahullah (w. 676 H)
Seorang ulama besar madzhab Syafiiy berkata: shalat witir hukumnya sunnah. Minimal 1 rakaat dan afdhalnya 3 rakaat. Lebih afdhal lagi 5 rakaat, 7 rakaat, 9 rakaat kemudian 11 rakaat. Ini batasan maximalnya menurut yang masyhur dalam madzhab syafiiy. Namun ada sebagian pendapat mengatakan maximal 13 rakaat.

Jika melaksanakan shalat witir 3 rakaat maka yang paling afdhal adalah dikerjakan 2 rakaat salam terlebih dahulu baru kemudian shalat lagi 1 rakaat. Namun yang 2 rakaat pertama ini niatnya adalah harus menyebutkan rakataini minal witri (2 rakaat dari witir). Tidak boleh hanya berniat witir saja. Sebab 2 rakaat itu adalah genap.

Bagi yang mengerjakan shalat witir 3 rakaat disunnahkan pada rakaat pertama membaca surat al-Ala, rakaat kedua surat al-Kafirun dan rakaat ketiga surat al-Ikhlas, al-Falaq dan an-Nas.

Waktu Pelaksanaan Sholat Witir

Waktu pelaksanaan shalat witir terbentang luas antara shalat isya sampai datang waktu shalat subuh. Artinya seseorang boleh mengerjakan shalat witir di awal waktu setelah shalat isya, dipertengahan malam dan juga di akhir malam.

Namun yang afdhal adalah mengerjakan shalat witir di waktu sepertiga malam yang akhir.

Imam asy-Syirbini rahimahullah (w. 677 H) seorang ulama besar dalam madzhab Syafiiy menyebutkan dalam kitabnya sebagai berikut:

Waktu shalat witir adalah antara shalat isya sampai terbitnya fajar waktu shubuh. Dan disunnahkan untuk mengakhirkan shalat witir di akhir waktu. Jika seseorang ingin melakukan shalat tahajjud maka witirnya diakhirkan. Jika tidak maka boleh shalat witir setelah mengerjakan shalat isya dan shalat sunnah badiyah isya.

Adapun masalah kesunnahan mengakhirkan shalat witir itu berdasarkan hadits di bawah ini:

Dari Ibnu Umar ra, dari Nabi saw beliau bersabda: jadikanlah akhir waktu shalat malammu untuk mengerjakan shalat witir. (HR. al-Bukhari & Muslim)

Namun bagi yang khawatir tidak bisa bangun malam maka sebaiknya mengerjakan shalat witir di awal waktu saja sebelum tidur. Yaitu setelah mengerjakan shalat isya. Hal ini berdasarkan hadits di bawah ini:

Dari Jabir ra berkata, bahwa Nabi saw bersabda: barang siapa yang khawatir tidak bisa bangun malam maka shalatlah witir di awal waktu. Dan siapa yang yakin bisa bangun malam maka shalatlah witir di akhir malam. Sesungguhnya shalat di akhir waktu malam itu disaksikan oleh para malaikat dan ini yang lebih utama.
(HR. Muslim)

Bagi yang sudah mengerjakan shalat witir di awal waktu tidak boleh mengerjakan shalat witir lagi ketika bangun malam setelah shalat tahajjud.
Hal ini berdasarkan hadits di bawah ini:

Dari Talq bin Ali ra beliau berkata: Saya telah mendengar Nabi saw bersabda: Tidak ada 2 kali witir dalam satu malam.(HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi & an-Nasai)

*Dzikir dan Doa setelah Witir*

Setelah selesai shalat witir disunnahkan
membaca dzikir berikut ini 3 kali

Lalu kemudian berdoa dengan doa witir.

Demikianlah Kulsap pada hari ini, semoga bermanfaat dan dapat menambah khazanah pengetahuan kita tentang ibadah sunnah shalat witir serta mengingatkan diri kita untuk tidak alpa melaksanakannya.

Jika terdapat kebenaran apa yang saya sampaikan itu datangnya dari Allah, dan jika terdapat kesalahan semata-mata datang dari saya.

Semoga Allah SWT merohmati dan meridhoi hidup kita selamanya.
Barokallohuliwallakum.
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Nb:
Materi ini saya sarikan dari buku:
33 Macam Jenis Shalat Sunnah karya Muhammad Ajib, Lc.,MA dan
Allah itu Witir dan Mencintai Witir karya Sutomo Abu Nashr, Lc.,MA

Sintia Rikardo

About Admin

Check Also

Pengelolaan Hati

Alhamdulillah Allah masih memberikan waktu dan kesempatan bagi saya untuk berbagi sedikit mengenai kajian yang ...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *