Home / Dakwah / AL IDRISI

AL IDRISI

AL IDRISI

09-50-23-images

Al-Idrs adalah Ilmuwan Muslim abad ke-12 yang pertama kali menciptakan Peta Dunia, yang terbuat dari lembaran perak seberat 400 lbs (181,43 Kg) berukuran 3,5 X 1,5 meter untuk Raja Roger II, lengkap dengan membagi dunia dalam 7 iklim, jalur perdagangan, teluk, danau, sungai, kota-kota besar, bukit dan lembah serta gunung-gunung. Beberapa abad lamanya, Eropa menggunakan peta Al-Idrs, termasuk Christopher Columbus.

Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad bin Muhammad bin Abdullah bin Idris ash-Shiqili atau singkatnya Al-Idrisi. Al Idrisi adalah pakar geografi, kartografi, mesirologi, zoologi dan botani. Lahir di kota Afrika Utara Ceuta (Sabtah) tahun 493 H./1100 M, tumbuh dan besar di Cetua dan menempuh pendidikan di Cordova, ia meninggal tahun 560 H./1166 M di Sisilia.

Al Idrisi membuat peta dengan cara menggabungkan pengetahuan dari Afrika, Samudera Hindia, dan Timur Jauh yang dikumpulkan para penjelajah dan pedagang Islam dalam bentuk peta Islam, dan juga dari informasi yang dibawa oleh pelayar-pelayar Normandia. Karyanya banyak menyajikan data komprehensif dari setiap wilayah di dunia sehingga Al-Idrisi menjadi sangat dikenal dan mulai dilirik oleh kalangan navigator laut Eropa serta kalangan militer.

Kepopuleran Al-Idrisi ketika itu terdengar hingga ke Raja Roger II, raja Norman dari Sicilia. Al-Idrisi kemudian diundang ke istana oleh Raja Roger II, ia diminta oleh Raja Roger II untuk membuat sebuah peta dunia. Al-Idris menyanggupi, namun ia mengajukan syarat bahwa dalam peta itu ia ingin memasukkan data bahwa Sicilia pernah berada dalam kekuasaan kaum muslim sebelum Raja Roger berkuasa.

Proyek pembuatan peta tersebut melibatkan 12 sarjana. Sepuluh orang diantaranya adalah ilmuwan muslim. Pengerjaan tersebut dikerjakan di kota Palermo, dimana para navigator dari berbagai wilayah seperti Mediterania, Atlantik dan perairan utara kerap bertemu. Al-Idrisi menggali informasi dari setiap navigator yang tengah beristirahat di Palermo.

Al-Idrisi bersama timnya mewawancarai dan menggali pengalaman para navigator. Penjelasan dari seorang navigator akan dikonfrontir kepada navigator lainnya, lalu hasil kajian tersebut dirumuskan. Fakta-fakta tersebut dikumpulkan lalu disaring, dan hanya keterangan yang paling jelas yang ia jadikan acuan dalam membuat peta. Al Idrisi melakukannya hingga bertahun-tahun, hingga peta tersebut selesai pada tahun 1154 M.

Saat raja tak lagi ambil bagian secara aktif, saya selesaikan peta ini, papar Al- Idrisi dalam pengantar kitab Nuzhat Al- Mustaq fi Ikhtirak Al-Afaq yang ditulisnya. Al Idrisi kemudian membuat peta bola bumi alias globe dari perak murni. Globe tersebut memiliki berat sekitar 400 kilogram.

Dalam globe itu, Al-Idrisi menggambarkan enam benua dengan dilengkapi jalur perdagangan, danau, sungai, kota-kota utama, daratan serta gunung-gunung. Globe tersebut juga memuat informasi mengenai jarak, panjang dan tinggi secara tepat. Sebagai pelengkap Al-Idrisi menulis buku berjudul Al- Kitab al-Rujari atau Buku Roger yang didedikasikan untuk sang raja, dimana dalam buku tersebut, Al-Idrisi menjelaskan tentang batas-batas wilayah masing-masing negara mulai dari Al-Yabis sampai laut Atlantik.

09-50-54-images

Selama berabad-abad, peta yang dibuatnya telah digunakan peradaban Barat karena pada masa itu belum ada sarjana Barat yang mampu membuat peta dunia yang akurat. Sehingga sosok Al-Idrisi menjadi sangat fenomenal di benua Eropa. Peta yang diciptakan Al-Idrisi tersebut digunakan para penjelajah Barat untuk berkeliling dunia. Dua abad sebelum Marco Polo menjelajahi samudera, Al Idrisi sudah memasukkan seluruh benua seperti Eropa, Asia, Afrika, dan utara Equador ke dalam peta yang diciptakannya. Dan tanpa peta Al-Idrisi pula, mungkin saja Chistopher Columbus tak bisa menginjakkan kakinya di benua Amerika.

Menurut Dr A Zahoor dalam tulisannya berjudul Al-Idrisi, saat melakukan ekspedisi mengelilingi dunia, Columbus menggunakan peta yang dibuat Al-Idrisi. Inilah merupakan salah satu fakta lainnya yang dapat mematahkan klaim Barat bahwa Columbus merupakan penemu benua Amerika yang pertama.

Al-Idrisi selain dikenal sebagai ahli dalam bidang geografer dan kartografer, ia juga berperan dalam pengembangan studi zoologi dan botani. Kontribusinya terbilang penting bagi pengembangan ilmu hayat itu dituliskannya dalam beberapa buku. Ia begitu intens mengkaji ilmu pengobatan dengan tumbuh-tumbuhan. Tak heran, jika ilmu Botani berkembang pesat di Cordoba, Spanyol – tempat Al-Idrisi menimba ilmu.

Berikut karya-karya penting yang ditulis Syarif al-Idrisi:
1. Nuzhatul Musytaq fi Ikhiraqil Afat (Kesenangan untuk Orang-orang yang Ingin Mengadakan Perjalanan Menembus Berbagai Iklim), yang dipersembahkan kepada Raja Roger II. Buku ini menjadi sebuah ensiklopedi yang berisi peta secara detil dan informasi lengkap negara-negara Eropa. Buku ini kemudian menjadi rujukan penting bagi para ilmuwan di Eropa selama kurun waktu 300 tahun, yakni sampai abad ke 16M.

2. Rawd-Unnas wa-Nuzhat al-Nafs (Kenikmatan Lelaki dan Kesenangan Jiwa). Pengetahuannya tentang kaum negro dari Timbuktu, di Sudan dan asal sumber air sungai Nil di Mesir adalah salah satu bukti keakuratannya yang menakjubkan.

3. Al Jamili Sifat Ashtat al Nabatat. Dalam bukunya itu Idris membuat pandangan dan memadukan semua literatur dari berbagai subjek ilmu kedokteran serta menggabungkannya dengan metode pengobatan ilmuwan Islam ditambah dengan beberapa risetnya. Riset yang dikumpulkan Idris ketika ia melakukan perjalanan-perjalanan. Misalnya dalam buku itu Idris, menjelaskan nama-nama obat dalam beberapa bahasa, termasuk Berber (Arab), Suriah, Persia, Hindi, Yunani dan bahasa latin.

4. Shifatul Arab (Karakter Bangsa Arab).

5. Kharitatul ‘alaamil Ma’mur minal Ard (peta dunia), yang mencakup wilayah Asia, Afrika dan Eropa tempo dulu.

Beberapa karya Al-Idrisi telah dialihbahasakan kedalam bahasa latin. Dan selama beberapa abad kemudian menjadi buku yang sangat popular di daratan Eropa. Salah satu bukunya yang telah diterjemahkan, diterbitkan di Roma pada tahun 1619. Terjemahan itu dibuat dalam bentuk kecil, dan sang penerjemah ternyata tak memberi penghargaan kepada Idris. Namanya tidak dicantumkan dalam buku itu. Kasus ini sangat menarik karena sebelumnya orang-orang Eropa butuh beberapa abad untuk membuat bola dunia dan peta dunia sendiri.

Al-Idrs juga telah menetapkan ukuran-ukuran yang hingga saat ini masih dipergunakan.
Ukuran Jarak (di darat):
1 Arab klasik mil (mile) = 6,474 feet, atau 11/15 geographical miles
1 farsakh = 3 Arab mil
1 marhalah = 25 to 30 Arab mil (sekitar sehari perjalanan)
Ukuran jarak diukur dengan jauhnya anak panah melesat = 180-275 meter 10 manzil = 270 Arab mil

Ukuran Jarak (di laut):
Majr (Muqayyad al-jary) = 1 hari berlayar (sekitar 104 Arab mil)
1/2 Majr = 52 mil
2 Majr = 208 mil
Karya-karya Al-Idrs menginspirasi pakar geografi Islam lainnya seperti Ibnu Battutah, Ibnu Khaldun, Piri Reis dan Barbary Corsairs. Petanya juga menginspirasi Christopher Columbus dan Vasco Da Gama.

Nama Al-Idrs juga diabadikan sebagai nama Software GIS dan Remote Sensing yang dikembangkan oleh Clark Labs di Universitas Clark Atlanta Amerika serikat, yaitu Software untuk menganalisis dan menampilkan Informasi Geospatial secara digital.

About Admin

Check Also

Palestina

Assalamu’alaykum.. Holla teman teman mjr sjs.. semoga tetep dalam lindungan Allah yaa.. Baik, dikesempatan ini ...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *