Home / Dakwah / Ketika Allah berlari mendekati HambaNYA

Ketika Allah berlari mendekati HambaNYA

Ikhwahfillah, setiap kita punya cerita dalam perjalanan hijrah (proses menuju diri yang lebih baik).

Baik saat pertama kali menutup aurat, saat mengakhiri hubungan haram (bagi yang tidak mengetahui sebelumnya), tidak lagi bersalaman/berjabat tangan dengan lawan jenis, dan masih banyak perjalanan hijrah lainnya.
Dalam perjalanan itu, kita sambil dengan belajar. Iyabenar.. dari belajar itu kemudian Allah Subhanahu wa ta’ala tambahkan ilmu pengetahuan kepada kita.

Namun ikhwahfillah..
Dalam perjalanan hijrah kita, pernahkah kita deg-degan/baku hantam dengan perasaan sendiri saat antara ingin komitmen menjalankan perintah Allah dengan kebiasaan yg harus diubah di depan banyak orang?

Suatu ketika ada sebuah kisah perjalanan hijrah seorang akhwat, dimana dalam proses belajarnya ia ingin menerapkan Perintah Allah Subhanahu wa ta’ala tentang tidak diperbolehkannya bersalaman/berjabat tangan dengan lawan jenis.

“Ditusuknya kepala seseorang dengan pasak dari besi, sungguh lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang bukan mahramnya.(HR. Thobroni dalam Mujam Al Kabir 20: 211)

Di sebuah acara seminar, ia (akhwat itu) dan beberapa orang lainnya dipanggil ke depan (naik podium) untuk diberi hadiah karena telah bertanya dan menjawab (terlibat aktif dalam seminar).

Ketika ia dan peserta aktif yang dipanggil sampai di atas podium, ia mengambil posisi di paling kiri.
Mulailah perwakilan yang diutus oleh panitia memberikan hadiah, dimulai dari ujung kanan. Ia melihat dari ujung kanan bahwa semua peserta yang diberi hadiah kemudian menyalami utusan tersebut setelah hadiah itu diberikan, dilanjutkan dengan sesi foto. Hal yang membuat ia jantungan adalah seluruh utusan perwakilan yang menyerahkan hadiah adalah laki-laki, sementara ia melihat ada kamera berada di depan.

Sontak! Jantungnya tidak berhenti “Ya ampun laki-laki semua yang ngasih hadiah, gimana nanti setelah nerima hadiahnya. Ya Allah.. aku gak mau berjabatan tangan, tapi di depan orang-orang dan kamera gini aku gimana mau ga salaman? Nanti pikirnya apa kali, Ya Allah bantu aku”.

Yah, itu lah kata-kata dalam hatinya, kata-kata seseorang yang baru saja belajar menerapkan hal yang Allah perintahkan tersebut. Bagisaya, hal wajar ia bersikap demikian jika baru pertama menerapkan hal yang bukan biasa.

Beberapa menit berlalu, tibalah orang di sebelah kanannya yang menerima hadiah tersebut, dan wajah akhwat tersebut semakin pucat karena setelah itu gilirannya. Lalu apa?
Ia menutup mata seraya berdoa Ya Allah bantu aku, aku ga mau salaman, dan ketika ia membuka matanya.
Iya kaget, sebab di depan matanya adalah seorang Perempuan yang menyerahkan hadiah itu untuknya :’)
Dan ia pun kemudian tersenyum dengan hangat menyalami perempuan utusan yang memberikan hadiah tersebut dan dilanjutkan sesi foto.

ia berkata dalam hati.
Ya Allah ini benar-benar pertolongan Mu. Bagiku ini keajaiban

Sungguh, ia ga habis pikir. Orang yang dihadapannya itu lah satu-satunya perempuan yang menyerahkan hadiah padanya, selain itu laki-laki.

Usai itu, ia terus memantapkan hatinya untuk menerapkan perintah Allah Subhanahu wa ta’ala (tidak berjabat tangan) karena ia yakin, dalam prosesnya pertolongan Allah akan terus membersamainya jika ia pun meminta pertolongan-Nya.

Kisah tersebut hanyalah secuil dari kisah-kisah hijrah lainnya. Pasti banyak juga ujian yang hadir ditengah perjalanan hijrah kita ikhwah.

Yaa..
Mungkin kita berpikir, lebih baik jika akhwat tersebut tidak merasa gugup di depan orang jika ia menerapkan perintah Allah Subhanahu wa ta’ala tersebut. Hal itu insya Allah bisa menjadi energi positif bagi sekelilingnya. Syiar bagi yang melihatnya, dengan menerapkan Dakwah Bil Hal (Dakwah dengan perilaku/perbuatan).

Namun yang saya tekankan dari kisah ini adalah, bahwa perlunya kita meminta pertolongan Allah Subhanahu wa ta’ala dalam keadaan apapun.
Khususnya saat tengah diuji ketika menjalankan perintah Allah Subhanahu wa ta’ala.

Ujian bagi orang beriman juga Allah tegaskan dalam Alquran Surat Al-Ankabut ayat 2-3 yang artinya: Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: `Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka.

Sekali lagi, bahwa berdoa utk pertolongan Allah memang harus selalu dihadirkan. InsyaAllah, kita bisa melewatinya. Allah akan bantu kita.

Allah Taala berfirman, “Akutergantung persangkaan hamba kepadaKu. Aku bersamanya kalau dia mengingat-Ku. Kalau dia mengingatku pada dirinya, maka Aku mengingatnya pada diriKu. Kalau dia mengingatKu di keramaian, maka Aku akan mengingatnya di keramaian yang lebih baik dari mereka. Kalau dia mendekat sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Kalau dia mendekat kepada diri-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Kalau dia mendatangi-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendatanginya dengan berlari. (HR bukhari, no. 7405 dan Muslim, no. 2675)

Afwan minkum
#Belajarterus
#Terusbelajar

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Riznisyah Putri

About Admin

Check Also

Pujian

Hal yang wajar kalau kita sebagai manusia sangat bahagia ketika mendapat pujian. Ini bisa semakin ...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *