Home / Pengetahuan Umum / LGBT, Genetik???

LGBT, Genetik???

via http://rack.3.mshcdn.com
via http://rack.3.mshcdn.com

Assalamu’alaikumwrwb.

Segala puji hanya bagi Allah SWT, Rabb semesta alam yang telah memberikan hadiah kita bumi dan seisinya. Siapakah kita ini? Mengapa Allah menghadiahkan bumi dan seisinya kepada kita?

Rasanya tidak layak semua hadiah ini untuk kita.

Allah…! Yang Maha Agung, Maha Tinggi, Maha Kaya memberi hadiah dunia dan seisinya kepada kita manusia yang tercipta dari “sesuatu yang hina.” Mengapa bukan kepada malaikat yang taat. ALLAH THE GREATEST CREATOR gives everything to mankind. Oleh sebab yang MAHA BESAR yang telah memberikannya, maka sebab itulah segala pujian hanya bagi Allah. Oleh sebab itu kita memuja Allah. ALLAHU AKBAR!

Salawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad, yang memberikan teladan bagaimana menjadi mulia di sisi Allah SWT.

Tulisan ini awalnya hanya status fesbuk yang tertahan sejak setahun yang lalu. Siang kemaren entah dorongan apa akhirnya saya memutuskan untuk menulis dan mempublishnya. Semoga rekan rekan belum berteman dengan saya di fesbuk sehingga belum membacanya.

Berawal dari sebuah kisah, semester awal lalu berkesempatan mengambil mata kuliah abnormal psychology pada anak. Meski sebenarnya saya menolak dan tidak tertarik untuk mengambilnya, dua professor saya membujuk untuk tetap mengambilnya agar ada perspektif tentang keilmuan tersebut. Alhasil saya mengambil dengan terus berbaik sangka ada hal positif yang akan saya perolah dari belajar mata kuliah tersebut, dengan catatan saya merelakan mata kuliah program konseling keluarga.

Waktu berjalan, meski perkuliahan dengan bahasa total Turki yang berdengung-dengung saya mulai menikmati mata kuliah tersebut. Banyak hal baru yang saya jumpai, “hemm..ini menarik” dalam hati saya. Meski tugas menganalisis dan laporan jurnal setiap pertemuan benar-benar membuat kami mabuk berat. Semakin banyak yang dibaca dan dianalisis pada dasarnya semakin kaya perbendaharaan keilmuan kita. Namun dimana-mana mahasiswa tetaplah mahasiswa, xixi..

Pada suatu kesempatan tibalah kami pada topik kelainan transgender dan kawan-kawannya (LGBT) pada anak. Seperti biasa kami harus meriset jurnal dan mendiskusikannya. Alhasil semua jurnal yang saya temukan adalah jurnal rujukan barat, hasil riset barat yang semuanya tentu saja berbanding terbalik dengan fitrah penciptaan manusia. Mereka mengklaim bahwa kelainan pada gender (LGBT) adalah karena kelebihan hormon tertentu (perempuan dan laki-laki) yang mempengaruhi orientasi mereka, pun kecenderungan psikologi mereka. Maka cara yang sangat efektif untuk menterapi adalah dengan mengikuti “kecenderungan ini” meski pun setelah saya rujuk dalam beberapa referensi (yg juga barat) disana terdapat terapi dengan cara tidak mengikuti perasaan tersebut. Anehnya hampir semua jurnal yang saya baca mereka (para peneliti dan psycholog) ini pada akhirnya membiarkan anak-anak mereka mengikuti kemauan mereka. Pertanyaannya mengapa tidak dengan terapi yang mengarahkan orientasi sesuai dengan fitrah sebagaimana mereka dilahirkan sebagai perempuan atau laki-laki. Saya menjadi curiga, ada yang terselubung dalam pemikiran-pemikiran teori “bawaan, genetika” ini.

Bersyukur sekali menjadi muslim. Semua jelas dan terang, tegas! Laki laki tidak boleh menyerupai perempuan dan demikian pula sebaliknya. Ini adalah terapi terhebat sepanjang abad dalam pandangan saya secara pribadi, terapi yang logis dan bisa diterima oleh akal sehat.

Memang tidak menafikan ada “perasaan” kecenderungan menjadj laki-laki atau sebaliknya pada kasus “abnormal psychology” ini, satu hal yang perlu diketahui bersama “mengapa perasaan kecenderungan” ini muncul itu karena ada faktor pemicunya. Bukan karena bawaan genetik. Bahkan sama sekali bukan. Faktor pemicu pada anak banyak sekali, orang tua memakaikan baju perempuan pada anak laki-lakinya, gembira melihat anak laki-lakinya dipakaikan jilbab kelihatan manis, membiarkan anak menonton film pergaulan bebas, anak bergaul bebas tanpa batasan, dll yang menyebabkan anak memiliki kecenderungan yang kuat untuk menjadi demikian.

Dalam beberapa referensi Islam bahwa klaim kelebihan hormon dan atau genetika yang digaung-gaungkan oleh barat itu tidak benar (sayangnya saya tidak menyimpan paste catatan itu, setahun yang lalu). Jadi belum ada bukti ilmiah tentang asumsi genetika ini. Karena teori ini akhirnya diketahui justeru dikemukakan dari seorang homosex (referensi ini bisa dilihat dari keterangan Dr. Zakir Naik, yang membahas secara tuntas tentang hal ini). Jadi belum ada bukti ilmiahnya. Ini adalah upaya kaum barat untuk menghalalkan segala cara dalam rangka memenuhi syahwat mereka. Dalam rangka menjauhkan kita manusia dan sebagai muslim khususnya pada hakikat fitrah penciptaan manusia. Menjauhkan kita dari Al-Qur’an yang dengan Tegas bilang tidak! Bila boleh saya bertanya adakah di dunia ini referensi yang paling murni selain Al-Qur’an? Bagimana dengan media? Media itu ditulis manusia, lebih banyak sesuai dengan kepentingannya, kecenderungannya. “Sungguh, kamu telah melampiaskan syahwatmu kepada sesama lelaki bukan kepada perempuan. Kamu benar-benar kaum yang melampaui batas.” (Q.S. Al-a’raf: 81).

Wa’llahu ‘alam..

Wassalamwrwb.

Evi Marlina

Sakarya – Turki, 8/9/15

About Admin

Admin komunitas MJRS-SJS. Sebuah komunitas yang berupaya membiasakan diri dengan one day one juz + dzikir + Qiyamullail. Selain itu, ada program-program menarik dalam komunitas ini seperti kulsap (kuliah whatsapp), Bedah Buku, Bedah Film dan Kajian Telegram.

Check Also

Sejarah Kopi

COFFEE AND HISTORY Sejarah kopi tentang dari mana dan siapa penemunya memang tidak diketahui pasti. ...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *