Home / Dakwah / Sikap Kita Terhadap Al Quran

Sikap Kita Terhadap Al Quran

alquran via yusufmansur.com
alquran via yusufmansur.com

Bismillahirrahmanirrahim..
Ba’da tahmid dan shalawat, kulsap saya kali ini akan membahas tentang bagaimana sikap kita terhadap Al Quran
Seorang kawan yang menempuh pendidikan menengah di sekolah swasta Islam terkemuka bercerita dengan bangga “dulu di sekolahku, guru-guru IPAnya Islami banget sih, setiap habis ngajarin materi tertentu kita disuruh nyari ayat Al Quran yang berhubungan dengan materi tersebut kemudian dikumpulkan”. Sekilas hal tersebut memang terlihat sangat baik dan Islami, tapi sadarkah kita bahwa ada sesuatu yang janggal dengan hal tersebut? Dalam fikiran saya, saya membayangkan murid-murid SMA yang diajarkan tentang relativitas oleh guru Fisika mereka, kemudian mereka sibuk membuka Al Quran untuk mencari ayat yang berhubungan dengan relativitas. Beberapa orang dari mereka merasa kebingungan karena tak kunjung menemukan ayat yang menurut mereka berhubungan dengan teori relativitas tersebut. Jika demikian yang terjadi, tidakkah hal tersebut justru menimbulkan keraguan di hati mereka terhadap Al Quran?

Al Quran adalah kitab sempurna dalam obyek dan kajiannya. Obyek Al Quran adalah jiwa dan kehidupan manusia. Fungsinya menciptakan konsep umum tentang alam semesta dan kaitannya dengan Penciptanya, serta konsep umum tentang kedudukan manusia di alam semesta ini dan hubungannya dengan Tuhannya. Atas dasar konsep ini, Al Quran menjelaskan sistem hidup yang memungkinkan manusia memberdayakan seluruh potensinya. Di antara potensi yang dimiliki manusia adalah akalnya. Dengan akal tersebut manusia melakukan penelitian ilmiah, eksperimen, dan muncullah ilmu-ilmu materialistis (kedokeran, kimia, teknologi, astronomi, dsb).

Hakikat-hakikat Al Quran adalah hakikat yang pasti, final, mutlak. Sedangkan apa yang berhasil disimpulkan oleh penelitian manusia adalah hakikat-hakikat yang tidak mutlak, ia terikat oleh batasan-batasan eksperimen, situasi, dan kondisi yang melingkupi eksperimennya, dan juga prasarananya. Kelemahan jiwa membuat sebagian orang menyangka bahwa ilmu pengetahuan sebagai imam sedangkan Al Quran sebagai makmum, kemudian mereka berupaya menegaskan eksistensi Al Quran dengan ilmu.

Pada dasarnya, ayat-ayat qauliyah yang tertera dalam Al Quran sekurangnya memiliki 3 macam isyarat:
1. Isyarat ilmiah, yang memerlukan sikap ilmiah (riset) untuk mendalaminya
2. Isyarat ghaibiyah, yang memerlukan sikap beriman untuk memahaminya
3. Isyarat hukmiyah, yang memerlukan sikap kesediaan untuk mengamalkannya.

Kadang-kadang sering terjadi kerancuan dalam bersikap terutama dalam menangkap ketiga jenis isyarat tersebut. Misalnya isyarat hukmiyah ditanggapi secara ilmiah, contohnya larangan memakan babi. Sering kita terjebak dengan mmebuang-buang waktu untuk melakukan riset tentang babi untuk membuktikan bahwa memakan babi tidak baik untuk manusia. Yang jelas, ada atau tidak ada hasil riset tentang babi itu larangan memakan babi itu tetap adanya. Begitu juga tentang isyarat ghaibiyah, walaupun sudah dijelaskan dalam Al Quran bahwa tentang yang ghaib ini pengetahuan manusia terbatas pada apa yang disampaikan Allah di dalam Al Quran, tetapi masih ada orang yang mereka-reka tentang isyarat ghaibiyah ini. Dan yang lebih parah lagi, begitu banyaknya isyarat ilmiah di dalam Al Quran, namun sikap ilmiah dalam memahami isyarat ini tidak muncul sehingga umat Islam tertinggal dalam memahami ayat kauniyah.

Dalam Q.S. An Nahl ayat 44 Allah berfirman: “Dan Kami turunkan kepadamu Al Quran agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan”.

Segaimana dalam ayat di atas, di banyak ayat-Nya yang lain, Allah mengajak manusia untuk merenung. Memikirkan tentang apa-apa yang Allah perintahkan kita untuk berfikir dan melihat makna dan keajaiban ciptaanNya adalah salah satu bentuk ibadah.

Demikian yang sedikit ini semoga bermanfaat, mohon maaf atas setiap khilaf kata.

Yogyakarta, Jumat 13 Februari 2015/24 Rabiul akhir 1436 H

Intan Esaputri

Maraji’ : Sayyid Quthb, Fiqh Pergerakan:Aku Wariskan untuk kalian

About Admin

Admin komunitas MJRS-SJS. Sebuah komunitas yang berupaya membiasakan diri dengan one day one juz + dzikir + Qiyamullail. Selain itu, ada program-program menarik dalam komunitas ini seperti kulsap (kuliah whatsapp), Bedah Buku, Bedah Film dan Kajian Telegram.

Check Also

Pujian

Hal yang wajar kalau kita sebagai manusia sangat bahagia ketika mendapat pujian. Ini bisa semakin ...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *