Home / Dakwah / Ternyata Manusia Ituu…..

Ternyata Manusia Ituu…..

c0ed255e4e06d885af0a13c44397684d

Ternyata Manusia Ituuuu…..

Author: Azzam Mohammad Hafidz

Okay, Bismillahirrahmanirrahim, puji syukur kehadirat Allah SWT, sholawat dan salam jangan sampai lupa kita haturkan kepada Baginda panutan umat Manusia, Nabi Muhammad SAW.

Ini kulsap pertama saya di MJR, karena memang baru bergabung juga. Tentu bergabung dalam program MJR ini bukan tanpa alasan atau sekedar kalau meminjam istilah pemuda zaman now disebut “ingin hijrah saja”. Tetapi tentu ada motif lain dibalik itu, karena memang selalu seperti itu. Termasuk dalam hal ini, motif pasti selalu ada mengiringi perbuatan. Begitu kata salah satu filsuf terkemuka asal Prancis, Jacques Derrida yang menyatakan bahwa pernyataan maaf yang tulus “forgive the unforgiveable” adalah sesuatu yang mustahil, bukan karena ia adalah sebuah kegilaan, melainkan karena sebab permaafan yang murni itu memang hal yang tak mungkin.

Selain itu, kalo masih ingat atau mungkin barangkali pernah (entah kapan) membuka kitab-kitab hadis yang terkenal imam pengarangnya, seperti, Bukhori, Muslim atau riyadusholihin karya imam an Nawawi, riwayat hadis pembuka dalam kitab-kitab itu adalah tentang niat, sebuah kata usang jika dilihat dari dimensi waktu, mengapa tidak? 14 abad yang lalu. Bunyinya: “sesungguhnya segala amal tergantung pada niatnya..”. Meski usang, tapi untaian matan (isi hadist) ini sangatlah relevan maknanya, tanpa terhalang oleh dimensi waktu maupun ruang di dunia. Dan niat (motif) inilah yang jadi sebab kebanyakan mahluk yang dikaruniai akal sehat akan bergerak. terlepas ia akan berniat baik maupun tidak baik.

Itu pula barangkali hal yang mendasari para penganut kapitalisme yang sampai hari ini masih terus bergerak berusaha menguasai dunia.

Motif/niat. Faktanya, salah satu peneliti, bahkan termasuk ekonom ahli di US yg tercatat sebagai Professor ekonomi di Harvard university, Gregory Mankiw membagikan beberapa pemikirannya yg dikenal sbg “10 principle of economics”. Saya dapatkan ini disemester dua kuliah pengantar ekonomi makro. Tetapi bahasan mengenai niat Manusia, ia hanya ulas pada 4 prinsip pertamanya (yang termasuk kategori “how people make decision”).

Apa itu?
1. Manusia akan menghadapi 2 pilihan pasti (trade off)
2. Beban/biaya dari sebuah sesuatu adalah apa yang di usahakan untuk mendapatkannya
3. Manusia yang rasional ia akan berpijak pada selisih (margin)
4. Manusia akan merespon pada insentif

(Keempatnya menjadi dasar berfikir agar tidak merugi ala ekonom)

Sadar tidak sadar, realita kehidupan kita sebagai manusia saat ini kurang lebih sependapat dengan 4 prinsip ekonomi yang dicetuskan kembali oleh Mankiw itu. Memang karena manusia itu zoom policon, maka ia harus bersikap ekonomis, agar tak salah melangkah, karena keputusan awal yang salah.

Namun, pernahkah terpikirkan oleh kita secara sadar, ternyata manusia itu (kita, sekarang) tidak sepenuhnya seperti 4 prinsip tadi, bahkan cenderung menolak dengan alasan tidak tahu atau memang pura-pura tidak tahu, meski dominan sepertinya kita merasakan 4 prinsip itu hadir dalam hidup kita dan memengaruhi cara kita mengambil keputusan. oh ya? Mengapa tidak sepenuhnya, bahkan cenderung menolak?

Spontan, fikiran ku mengarah pada QS Al Asr. apatuhh? “Demi waktu, Sungguh Manusia itu dalam keadaan merugi, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, dan mereka yang saling tegur dalam kebajikan dan tegur dalam kesabaran”. Jadi, sebenarnya manusia merugi, itu ulah/akibat atas pilihan diri mereka sendiri.

Pembicaraan tentang niat atau motif di awal, Ternyata hal ini banyak disepelekan oleh kebanyakan manusia (mungkin saya termasuk didalamnya) inilah kerugian pertama, yang mengakibatkan kerugian-kerugian lainnya. karena kebanyakan kita manusia tak mengetahui secara utuh mengapa kita mengambil keputusan untuk bertindak dan bagaimana dampaknya nanti? Selayaknya bagi kita Manusia-manusia muslim sesungguhnya kita sangat bisa terhindar dari kerugian yg Allah sampaikan dalam QS Al asr tadi, termasuk 4 prinsip yg dikutip dari pemikiran kebanyakan orang kapitalis itu menjadi relevan dalam kita mengambil keputusan, kalo sejatinya kita mengetahui secara utuh untuk apa kita hidup, Untuk apa kita mengambil keputusan, bagaimana dampaknya nanti dan apa selanjutnya?

Pengetahuan utuh itu sudah tersaji lengkap dalam bentuk “big data” (ngga kalah sama 4.0), panduan lengkap hidup manusia yang Allah turunkan dalam qalamnya, Al Qur’an. Maka, Kalaulah kita sebenarnya tahu bahwa hidup kita akan di pertanggungjawabkan dalam “tiket” pilihan akhir muara perjalanan hidup ke surga atau neraka, kita akan mempersiapkannya dengan baik, tak akan asal ambil keputusan, apalagi jadi salah tingkah..

Contohnya: tak sedikit muslim, banyak yang sibuk, berlebihan lebihan mencari uang, menumpuk harta di hari-hari kerja, dan menghabiskannya di akhir pekan hanya untuk kesenangan “sedetik” saja, padahal bekal untuk akhiratnya itu jauh lebih dibutuhkan (qul mata uddunya qalil, wal akhiratu Li manittaqaw.. QS 4:77). Andai saja mereka tahu dan 4 prinsip tadi memang benar-benar di aplikasikan oleh manusia muslim sekarang, pastinya muslim akan memilih untuk menginfakkan uang dan harta itu di di jalan Allah, yg mana pasti Allah sudah jaminkan kesenangan serta kebaikan yang tiada batas, baik di dunia maupun akhirat (contohnya, buka di QS 2: 261). Iya kan??

Oke, Cukup sampai disini, tenyata memang, manusia itu, ngga mau rugi, tapi banyak mengambil jalan menuju kerugian..

~tak usah hawatir akan kemana akhir perjalananmu, khawatirkan lah dimana engkau nanti akan berhenti (Ibn athailah).

About Admin

Check Also

Segelas Air Dan Sedanau Air

Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Selamat Sore teman-temanku sekalian, apa kabarnya ? Semoga sehat selalu dan ...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *