Home / Pengetahuan Umum / Meretas Jalan Menggapai Impian

Meretas Jalan Menggapai Impian

raihlah cita-cita
via http://blog.uad.ac.id

Inilah yang membuat Habibie menjadi seorang insinyur hebat
(Meretas Jalan Menggapai Impian)

“Orang pandai dan beradab tidak akan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang”.

“Pergilah kau, kan kau dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang”.
(Imam Asy-Syafi’i)

Malam minggu selalu ada cerita terbaik didalamnya. Begitulah nikmat terasa, pada orang – orang yang senantiasa bersyukur setidaknya syair tersebut tertuang jelas pada surat Cinta-Nya. (QS. 14:7)

Setelah menutup agenda rutin Tim Hubungan Luar Negeri MITI KM 2015. Dilanjutkan meeting online dengan mantan presiden kampus yang inspiratif. Saya Bagai melihat sayap pada mereka. Pada sayap kebebasan, yang membantu menerbangkan orang menatap ke dunia luar.  Hal tersebut memberikan angin berbeda di malam itu.
Bergegaslah saya membuka email HLN MITI 2015. Lantas membuka sheet google yang memuat pendaftar Youth Connection (Baca: YC).  dan mulai tertegunlah saya, pada baris-baris lembar halaman yang terus di scroll kebawah.
jumlah data masuk dan orang – orang yang daftar.

“Sesungguhnya di atas langit selalu ada langit”
Orang – orang hebat itu sebagian besar punya cita – cita seperti dalam sebuah kalimat Uthlubul ‘ilma walaw bishshiin.,

“Tuntutlah Ilmu Hingga ke Negeri Cina”.

Terlalu banyak tafsir yang membuat saya tak berani menyebut ini sebuah hadist. Kata mutiara sajalah kalau boleh berani. Tentang makna sebuah perjalanan menuntut ilmu. Ke negeri yang nun jauh disana. Dari semenanjung arab hingga belahan bumi bagian timur.  melewati jalur sutra menembus daratan persia dan india, atau dengan berlayar mulai lautan arabia, melintasi samudra hindia dan lepas landas di laut china selatan.  Sebegitu Jauhkah??

Setelah melirik satu – satu dari hampir 1000 orang pendaftar, saya ingin merinci para pendaftar dari bumi brawijaya, kampus aye tercinta gan… memang tidak lebih dari 100 orang. Tapi siapa yang mendaftar cukup mengenyitkan dahi.
Hampir sebagian besar ternyata berjuluk “Mahasiswa Berprestasi” orang-orang yang hampir saya kenal, namun tak sedikitpun saya mampu memasuki dunianya. Lantas bergumam lirih, seperti pada kalimat2 berkutip diatas. Tiap membaca motivation letter mereka,

Why to study abroad??

Ternyata orang besar selalu punya impian yang besar. Yuhuuu…Kuliah ke Luar negeri!

Global village alias kampung global, adalah istilah yang tak asing lagi di telinga kita. Dunia semakin mengecil. Jika zaman dulu nenek atau buyut kita pergi haji ke Arab Saudi membutuhkan waktu berbulan – bulan, sekarang cukup sekian jam saja. Kalau dulu bertualang ke negeri lain rasanya begitu jauh dan hanya orang – orang berduit saja yang bisa travelling, Sekarang dengan munculnya maskapai yang mengusung budget flight, kita dapat pergi ke beberapa negara dengan harga tiket miring. Apalagi soal pendidikan. Sekolah di luar negeri bukan lagi mimpi di siang bolong. Sejak era 50-an, beberapa lembaga donor pemberi beasiswa (contohnya proyek Chevening Scholarship) telah masuk ke Indonesia dan berjasa menyekolahkan orang – orang hebat semisal DR. Habibie, Dr. Amien Rais, Dr. Dien Syamsudin, dan lain – lain.

Sejak nenek moyang kita pun sebenarnya sudah ada kesempatan melanjutkan pendidikan ke luar negeri dengan di biayai atau dengan kata lain gratis. Masih ingatkah kita kisah Raden Ajeng Kartini yang mendapat kesempatan untuk sekolah di Belanda? Namun Kartini menyerahkan kesempatan tersebut pada Haji Agus Salim karena kultur saat itu belum memberikan ruang bagi perempuan untuk bersekolah setinggi – tingginya.

Kenapa harus kuliah ke luar negeri? Kuliah di luar negeri, artinya harus siap dengan segala ‘keterasingan’. Bagi sebagian orang, keterasingan adalah bentuk penjajahan. Berat rasanya harus keluar dari comfort zone yang membuat kita lupa diri akan visi dan misi hidup. Namun, bagi orang bermental pejuang, keterasingan adalah amunisi menuju kesuksesan baru.

Bukankah sebuah kesuksesan jika bisa menaklukan rasa keterasingan menjadi pemahaman yang menyegarkan?. Maksud “paham” di sini adalah kamu berhasil menguasai bahasa setempat, menyelesaikan studi, mengumpulkan teman asing sebanyak – banyaknya untuk jejaring masa depan, dan seterusnya. Lantas bilamana kantong pas – pasan, tapi semangat belajar ke luar negeri begitu menggebu?

*Jawabannya sederhana

Perlu diketahui di seluruh dunia, dengan jumlah negara lebih dari 200 negara, ada ratusan beasiswa yang ditawarkan, hampir setiap harinya!. Silahkan telusuri informasi tentang beasiswa yang kamu inginkan di berbagai situs yang disediakan oleh Google. Mengunjungi web miti mahasiswa dan mengikuti program yang disediakan Tim International affairs boleh juga. Begitu banyak jalan menuju Roma. Jadi tak ada kata “impossible” untuk sebuah perjalanan jauh menjadi nexgen leadership.Semua akan selalu “possible” untuk menjadi habibie2 selanjutnya.
Berburu kesuksesan di masa depan itu butuh persiapan yang panjang. Maka jadilah orang yang mempersiapkan segalanya lebih awal. Jangan sampai kesempatan datang di saat kesiapan tak sedia.

Mengikuti program Youth Connection juga merupakan sebuah bentuk persiapan. bertemu tak langsung dengan mereka yang telah lebih dahulu menapaki daratan eropa, di sini di ajarkan banyk hal ttg makna hidup oleh seorang Ustadz berjuluk “sensei’ yang senantiasa berbagi di ruang tasqif, mendapat asupan pengetahuan baru dari ilmuwan hebat Indonesia. Semoga kita kelak menjadi bagian dari catatan emas di lembar peradaban manusia.

Pada sebuah lautan yang terhampar luas,
di sela celupan jari ke air yang kau tarik,
adalah tanda ilmu yang manusia punya,
dan di sekelilingmu adalah lautan ilmu yang Allah punya.

18-04-2015
*Adhitya Arjanggi

About Admin

Admin komunitas MJRS-SJS. Sebuah komunitas yang berupaya membiasakan diri dengan one day one juz + dzikir + Qiyamullail. Selain itu, ada program-program menarik dalam komunitas ini seperti kulsap (kuliah whatsapp), Bedah Buku, Bedah Film dan Kajian Telegram.

Check Also

Sejarah Kopi

COFFEE AND HISTORY Sejarah kopi tentang dari mana dan siapa penemunya memang tidak diketahui pasti. ...

2 comments

  1. Mikaila Andriansyah

    Semoga bisa ke Jepun…Aminnn

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *