Ketika Langit Runtuh
Sebuah novel dari Abdul Muttaqin, bercerita tentang sebuah keluarga yang terdiri dari Markam (ayah), Ningrum (ibu) dan Darwisy, buah hati dari pernikahan mereka. Keduanya (orangtua darwisy) berlatar belakang sebagai aktivis pengagung liberalisme dan humanisme yang getol mencela syari’at Islam. Membangun keluarga dengan paham kebebasan serta menghindari segala hal yang berbau Islam, meskipun dalam kolom agama di KTP, mereka adalah Warga Negara Indonesia yang memeluk agama Islam. Namun realita kehidupannya bertolak belakang dengan sisi-sisi keislaman.
Darwisy tidak terpengaruh dengan kedua orangtuanya. dia tumbuh menjadi anak cerdas, santun dan memiliki pemikiran yang lurus, bocah kritis yang ditularkan dari kedua orangtuanya. Wisy (sapaan akrabnya) bahkan berhasil mengetuk hati Ningrum untuk kembali kepada fitrahnya dan menerima Islam seutuhnya serta sebenar-benarnya. Dan setelah itu ayahnya pun akhirnya mengikuti jejak ibunya mendapatkan sebuah hidayah dari Allah. Keduanya diberi hidayah dengan 2 cara yang berbeda.
Ningrum memperoleh hidayah lewat anaknya dan mimpi yang indah dari Allah berupa mimpi diperlihatkannya surga. Sementara suaminya diberi kecelakaan, mimpi kiamat yang amat menakutkan dan perhatian Darwisy serta Ningrumpun belum juga bisa membuka mata hati Markam. Sampai pada suatu ketika terjadilah sebuah peristiwa yang meruntuhkan paham humanis dan liberalis yang selama ini dia elu-elukan.
Singkat cerita Markam bertaubat dan kembali pada Islam sampe di akhir hayatnya kalimat tauhid fasih dilafalkannya dengan bantuan talqin ustadz Hanafi. (Guru spiritual darwisy, dosen, cendekiawan, karateka)
Anik Rochimah
