Home / Pengetahuan Umum / SICK BUILDING SYNDROME

SICK BUILDING SYNDROME

SICK BUILDING SYNDROME

Image Sick Building Syndrome
https://prodiaohi.co.id

Sick building syndrome atau dalam padanan bahasa Indonesia disebut sindrome gedung sakit, dikenal sejak tahun 1970. Kedokteran okupasi tahun 1980 memperkenalkan konsep SBS sebagai masalah kesehatan akibat lingkungan kerja yang berhubungan dengan polusi udara dan buruknya ventilasi udara.

Environmental protection agency tahun 1991 mengatakan sindrome ini timbul berkaitan dengan waktu yang dihabiskan seseorang dalam sebuah bangunan, namun gejalanya tidak spesifik dan penyebabnya tidak bisa diidentifikasi.

Seorang pekerja biasanya akan merasakan keluhan selama berada dalam ruangan dan keluhan itu akan hilang ketika ia keluar ruangan tersebut atau berlibur ke tempat lain beberapa hari.

Observasi penyebab SBS dilakukan jangka panjang, sekitar 4 hingga 6 bulan. Akan sulit mendeteksi SBS jika hanya melihat gejala pada penderita saja. Butuh catatan akurat mengenai timbul dan hilangnya gejala yang dirasakan penderita.

Tiap pekerja mengeluhkan hal yang berbeda tergantung lingkungan kerja dan aktifitasnya. Keluhan yang biasanya.muncul adalah lelah berlebihan, sesak napas, pucat, batuk kering atau kadang juga batuk berdahak.

Keluarga dekat saya, satu keluarga seperti mengidap gejala TB, batuk berkepanjangan, mengi pada saat bernapas, sesak napas, tapi hasil pemeriksaan dokter menyatakan negatif TB, juga bukan flu dan sesak napasnya tidak mencirikan penderita asma. Beberapa keluarga lain kadang merasa agak risih jika berkunjung ke rumah keluarga dekat saya ini karena takut ketularan.

Namun pada suatu waktu, anak pertama pindah daerah lain saat kuliah. Di tahun kedua ia tidak lagi batuk dan tidak pula merasakan sesak napas. Beberapa bulan kemudian karena urusan kerja, anak kedua dan ketiga juga pindah daerah. Kedua anak ini juga tidak lagi memiliki keluhan batuk dan sesak napasnya.

Tidak ada yang menyangka ketiga anak ini akan sembuh dari keluhannya, karena anak ini menderita batuk sejak lahir seolah-olah itu adalah penyakit turunan dari kedua orang tuanya. Hal yang sering keluarga ini alami adalah ketika bermalam di tempat lain (selain rumah sendiri) mereka akan terkena demam meriang, walaupun kami orang disekitarnya menganggap suhu saat itu tidaklah ekstrim atau malah biasa-biasa saja.

Setelah mengunjungi rumah kediaman keluarga ini barulah saya tahu gejala yang mereka keluhkan adalah SBS. Rumah mereka sangat minim ventilasi, ruang dapur tak memiliki ventilasi sama sekali, begitu juga kamar tidur dan kamar kecilnya. Jendela hanya ada di bagian depan. Udara sangat panas ketika memasak, dan pada malam hari tenggorokan seakan tercekik, akibat kurangnya pasokan oksigen.

Kasus ini menunjukkan bahwa SBS tidak hanya terjadi di lingkungan kerja, tapi juga bisa terjadi di lingkungan tempat tinggal. Bisa juga dirasakan oleh mahasiswa yang kos atau ngontrak di ruangan sempit dan minim ventilasi.

Tekadang ada yang menghubungkan sakit berulang dengan gangguan makhluk dengan aura mistis. Mengatakan setiap memasuki ruangan merasakan ketidaknyamanan, atau merasakan kelelahan, kehilangan semangat kerja, dan mudah stres. Padahal pada dasarnya ketidaknyamanan tersebut karena suasana dalam ruangan pemicunya.

Sri Nurpitriani

About Admin

Check Also

Sejarah Kopi

COFFEE AND HISTORY Sejarah kopi tentang dari mana dan siapa penemunya memang tidak diketahui pasti. ...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *