Home / Dakwah / Adab Dalam Grup WA

Adab Dalam Grup WA

Via Komitmen.id
Via Komitmen.id

 

 

 

 

 

Bismillahirrahmanirrahim..

Ijin kulsap, yak????

Karena kemarin ada yang bahas masalah budaya barat sama budaya timur, saya jadi tertarik buat bahas budaya juga????????

Kalau saya tidak salah waktu itu bahas Budaya sebagai alat penjajah masa kini (bener nggak, ya????).

Jauh sebelum teknologi barat datang ke timur, termasuk Indonesia, kita sudah punya budaya dan kultur yang sangat baik, jika dibandingkan dengan budaya barat.

Jauh sebelum teknologi datang, budaya timur yang punya ciri khas tatakrama dan sopan santun telah beredar luas di masyarakat. Bahkan telah menjadi hukum adat. Bukan lagi sebagai ciri. Itulah identitas kita masyarakat timur.

Namun, setelah teknologi datang, agaknya kita perlu berkaca dan mulai berkemas dari sebutan “orang beradab” ala timur ini.

Pasalnya kita semakin tidak mengindahkan tatakrama dan sopan santun ala timur (milik) kita itu.

Suka tidak suka. Mau tidak mau. Hari ini kita harus akui bahwa perlahan kita mulai kehilangan (atau bahkan kita sengaja menghilangkan) identitas kita itu. Sopan santun dan adab dalam segala hal. Kecil, besar, tampak, tak tampak, langsung, tak langsung. Semuanya.

Sopan santun masa kini (read; adaptasi) tidak hanya berlaku di ranah langsung atau tatap muka saja.

Karena teknologi adalah suatu keharusan yang tidak bisa ditinggalkan hari ini. Sudah menjadi bagian yang tidak terlewatkan.

Contoh kecil tatakrama dan adab berkomunikasi; adab dalam grup Wa, misalnya.

Mau tidak mau, secara harfiah sebenarnya komunikasi dalam grup Wa sama saja seperti komunikasi via tatap muka. Hanya saja difasilitasi teknologi (itu saja bedanya).

Maka, bayangkan jika kita sedang berkomunikasi atau mengajak ngobrol atau kita sedang berbicara, teman lainnya sibuk sendiri. Atau mungkin tidak menganggap dan tidak menanggapi. Apa yang dirasakan? Tentu akan jengkel. Tentu, dong (pernah ngerasain pasti, dikacangin di grup gitu????)

Inilah barangkali mengapa banyak orang atau anggota grup yang keluar grup tanpa konfirmasi (parahnya kita kadang kita nggak peka. Cuek bebek saja, seperti tidak terjadi apa-apa).

Barangkali memang mereka merasa tidak dihargai dan tidak dianggap.

Dan, sekali lagi. Mau tidak mau. Suka tidak suka. Kita sudah mulai meninggalkan warisan luhur ketimuran berupa adab dan tatakrama.

Ini hanya contoh kecil saja, adab berkomunikasi.

Kalau menghargai orang saja tidak bisa, bagaimana mungkin orang dapat menghargai kita? ini jadi reminder banget buat saya, nih.

Tulisan ini spontan saja. Dan tidak ditunjukkan kepada salah satu orang. Tapi kita semua. Termasuk saya pribadi.

Semoga bisa menjadi bahan renungan kita bersama, ya.

Kita memang punya kesibukan masing-masing. Tapi semoga kita tidak saling menghilang hak kita sesama manusia untuk saling berkomunikasi dan saling dianggap.

Luhurnya budaya ketimuran berupa adab dan tatakrama ini karena hubungannya tidak hanya sesama manusia saja. Tapi juga berkorelasi langsung dengan Tuhan.

Yang dalam artian, jika kita tidak menjalankannya, maka salah satu kebaikan di sisi Tuhan kita tinggalkan.

Kebaikan adalah lawan dari keburukan. Maka jika kebaikan yang kita tinggalkan, sudah pasti keburukan yang sedang kita lakukan.

Nauzubillahimindzalik..

Sekian.

Semoga bermanfaat. Atau minimal enak dibaca, deh. Hehee..

Wassalamu’alaikum

 

Jambi, 16 Syawal 1441 H

Agung Gunawan

About Admin

Check Also

Pujian

Hal yang wajar kalau kita sebagai manusia sangat bahagia ketika mendapat pujian. Ini bisa semakin ...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *