Home / Dakwah / Surat Kecil untuk Aktivis Dakwah (Kampus)

Surat Kecil untuk Aktivis Dakwah (Kampus)

via https://waisalkurni.files.wordpress.com
via https://waisalkurni.files.wordpress.com

Saya mengawali tulisan ini dengan sebuah kisah singkat. Kisah ini diambil dari pengalam saya sewaktu bertugas di Tulang Bawang Barat sebagai Pengajar Muda. Cerita ini berawal ketika kami (PM TBB) bekerjasama dengan mahasiswa dari berbagai PT di Provinsi Lampung untuk membuat sebuah kegiatan. Sejak awal kesan kurang nyaman mulai nampak dari teman2 PM dengan perilaku beberapa mahasiswa tersebut. Mereka terkesan terlalu eksklusif dan sok idealis. Tapi sudahlah, mungkin itu hanya perasaan saya. Singkat cerita, ketidaksukaan beberapa PM tersebut semakin membuncah saat para mahasiswa tersebut tidak bisa dipegang komitmennya. Mereka seperti tanpa dosa tidak melaksanakan kesepakatan yg telah diputuskan. Yang menjadi persoalan adalah beberapa mahasiswa tersebut memiliki background ADK. Sehingga citra ADK pun menjadi buruk.

Kisah di atas hanya satu contoh yang berhasil saya amati dari sikap sebagian ADK yang kurang baik. Saya menuliskan ini bukan bermaksud mengritik habis-habisan para ADK. Karena menjatuhkan ADK sama saja menjatuhkan saya sendiri. Mungkin ini lebih cocok disebut sebagai otokritik. Karena kita bisa menilai diri kita (organisasi kita) manakala kita mampu keluar dari diri kita dan melihat diri kita dari sudut pandang orang lain. Dan itulah yang saya lakukan selama setahun kemarin ketika berinteraksi dengan para ADK. Saat itu posisi saya sebagai orang yang pernah aktif sebagai ADK, sekaligus juga sebagai orang luar yang berinteraksi dengan ADK (para ADK tersebut tidak tahu kalau saya juga pernah aktif di LDK).

Dari interaksi tersebut, ada beberapa hal yang_menurut saya_harus diperbaiki oleh ADK, di antaranya:

1. Sikap eksklusif. Ya, eksklusif. Masalah ini sebenarnya bukanlah masalah baru di kalangan ADK. Mungkin kita sudah sering mendengarnya dari mulut ke mulut. Namun seperti mengamini tudingan tersebut, sebagian ADK bukannya berusaha memupus tudingan itu, tapi seaan malah memupuk subur anggapan itu. Hal ini terlihat dari perilaku sebagian ADK yang memilih-milih teman bergaul, bahkan menganggap rendah orang-orang yang tidak mangikuti seruan mereka. Hal ini mengakibatkan banyak orang yang enggan bergabung dengan LDK. Sebagian dari mereka sebenarnya bukan tidak mau mengenal Islam lebih dalam, mereka hanya enggan menjadi pribadi-pribadi yang ditunjukkan oleh para sebagian ADK tersebut.

2.  Merasa paling peduli. Dengan berbagai macam kegiatan yang dilakukan, sebagian ADK menganggap hanya merekalah yang melakukan kegiatan dengan misi kemanusiaan, sementara yang dilakukan orang di luar sana adalah kegiatan dengan misi kesenangan. Hei, di luar sana banyak sekali komunitas yang juga bekerja nyata untuk kemanusiaan, barangkali kita saja yang tidak mengetahuinya. Kita selalu beranggapan negatif jika ada orang yang berkumpul di cafe-cafe. Tapi siapa yang menyangka kalau di antara mereka itu sedang merancang kegiatan donasi buku untuk anak-anak di pedesaan? Siapa yang menduga kalau mereka yang suka nongkrong di warung kopi memiliki agenda rutin membagikan ratusan nasi bungkus kepada para tunawisma tiap malam minggu? Dan masih banyak lagi kegiatan lain yang mereka lakukan yang tidak bisa disebutkan satu-satu. Di tempat-tempat seperti itulah mereka merancang agenda kemanusiaan mereka, karena memang komunitas-komunitas tersebut tidak memiliki sekretariat.

3. ADK terkesan enggan menggandeng kelompok lain. Dalam beberapa kesempatan, saya mencoba mengikuti sekaligus mencermati kegiatan yang dilakukan oleh beberapa komunitas sosial yang ada. Kesimpulan saya, mereka juga sama seperti kita; melakukan sebuah kerja dengan misi kemanusiaan tanpa mengharap imbalan di belakangnya. Tapi mengapa selama ini kita (kita? Gue aja kali) tidak berusaha untuk bekerjasama dengan komunitas itu? Padahal jika kita mau “merendahkan” kepala kita sedikit saja dan menganggap mereka adalah klien kerja kita, maka bisa saja tujuan kita dalam menata ulang taman negeri ini akan semakin mudah.

Itu beberapa hal yang sempat saya tulis malam ini. Kelihatannya memang belum selesai, mungkin masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dari diri ADK. Tapi sudah terlalu panjang dan waktu tidak kondusif. Jadinya disudahi saja. Hehe.

Satu hal yang perlu digarisbawahi. Memang tidak semua ADK memiliki sikap tidak baik seperti itu. Tapi ingat, kita sedang berada dalam sebuah kelompok, di mana kesalahan segelintir orang akan mampu merusak kelompok tersebut.

Semoga bermanfaat untuk kita, khususnya diri saya pribadi.

Wassalamualaikum Wr.Wb
@andiyahmad

About Admin

Admin komunitas MJRS-SJS. Sebuah komunitas yang berupaya membiasakan diri dengan one day one juz + dzikir + Qiyamullail. Selain itu, ada program-program menarik dalam komunitas ini seperti kulsap (kuliah whatsapp), Bedah Buku, Bedah Film dan Kajian Telegram.

Check Also

Pujian

Hal yang wajar kalau kita sebagai manusia sangat bahagia ketika mendapat pujian. Ini bisa semakin ...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *